8 research outputs found
Analisis Pengaruh Variasi Beban Terhadap Nilai THD Hasil Pensaklaran Half - Height Pada Inverter Multilevel Cascaded H-Bridge Tujuh Tingkat
Pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan terus meningkat dan diintegrasikan
dalam grid konvensional pada konversi menengah. Sumber energi terbarukan yang
diintegrasikan di jaringan listrik menggunakan elektronika daya sebagai alat konversi daya.
Salah satu tipe konverter daya yang banyak digunakan adalah konverter daya DC-AC atau
inverter. Selanjutnya, dengan berbagai tuntutan kebutuhan, inverter berkembang menjadi
berbagi jenis di mana salah satu jenisnya adalah inverter multilevel. Ada beberapa topologi
inverter multilevel salah satunya cascaded h-bridge. Inverter multilevel cascaded h-bridge
merupakan salah satu inverter yang menguntungkan karenamenggunakan komponen paling
sedikit dibanding topologi lainnya. Semakin banyak tingkat tegangan maka keluaran akan
mendekati gelombang sinusoida dan kualitas daya yang dihasilkan lebih baik. Kualitas daya
pada suatu sistem dapat juga dipengaruhi oleh jenis beban. Penggunaan beban non-linear
dapat mengurangi kualitas daya pada sistem dan menambah besarnya nil ai total harmonic
distortion (THD) pada inverter. Besarnya THD pada inverter multilevel, selain dipengaruhi
oleh banyaknya tingkat tegangan, juga dapat dipengaruhi oleh teknik pensaklaran. Teknik
pensaklaran yang akan digunakan pada skripsi ini adalah hasil perhitungan dari metode half-
height.
Pada penelitian kali ini, kendala yang dihadapi adalah sejauh mana variasi beban
berpengaruh terhadap reduksi nilai THD hasil pensaklaran half-height pada inverter
multilevel cascaded h-bridge tujuh tingkat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, analisis
pengaruh variasi beban tentang reduksi nilai THD hasil pensakalran half-height pada invertermultilevel cascaded h-bridge tujuh tingkat akan dilakukan dimana variasi beban seperti
resitansi pada beban R dan induktansi pada beban RL akan digunakan dan diubah-ubah
nilainya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap nilai THD.
Setiap beban diuji dengan spesifikasi yang sama dengan tujuan mengetahui bagaimana
nilai THD hasil pensaklaran half-height pada tiap beban. Di mana tegangan masukkan tiap
sumber bernilai 100 Vdc, frekuensi 50 Hz, dan sudut pensaklaran sesuai dengan perhitungan
metode half-height. Hasil pengujian pada beban R, didapatkan bahwa kenaikan nilai
resistansi tidak berpengaruh terhadap keluaran nilai THD tegangan dan arus. hasil pengujian beban RL, didapatkan bahwa kenaikan nilai resistansi dapat mengurangi
nilai THD pada tegangan dan kenaikan nilai induktansi dapat menambah nilai THD pada
tegangan. Sedangkan, nilai THD pada arus mengalami kenaikan dan penurunan pada nilai
resistansi dan induktansi tertentu
Rancang Bangun Rangkaian Two-Phase Interleaved Boost Coverter Berbasis Sel Pengali Tegangan Diode-Capacitor Menggunakan Teknik Pensakelaran Pulse Width Modulation (PWM)
Konverter DC adalah suatu rangkaian yang mengubah tegangan DC dengan nilai
tertentu menjadi tegangan DC variabel dengan nilai yang berbeda. Konverter DC yang dapat
menaikkan tegangan disebut sebagai konverter boost. Salah satu jenis konverter boost yang
ada yaitu two-phase interleaved boost coverter berbasis sel pengali tegangan diode-
capacitor. Kelebihan dari konverter boost ini adalah mempunyai gain tegangan tinggi, ripple
tegangan kecil dengan struktur sederhana yang menggunakan jumlah komponen relatif
sedikit. Konverter ini menggunakan dua buah sel pengali tegangan diode-kapasitor.
Kerja konverter diatur oleh sinyal kendali. Sinyal kendali ini dibangkitkan dengan
menggunakan rangkaian osilator kristal supaya diperoleh frekuensi yang stabil. Sinyal
keluaran osilator kristal selanjutnya diolah sedemikian rupa agar sesuai dengan yang
diperlukan oleh rangkaian konverter. Pengolah sinyal terdiri atas pembagi frekuensi,
pengatur duty ratio, penggeser fasa, dan driver. Konverter ini mampu menghasilkan gain
tegangan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh konverter boost
konvensional pada duty ratio yang tidak terlalu besar.
Tegangan keluaran hasil pengujian pada two-phase interleaved boost coverter berbasis
sel pengali tegangan diode-capacitor lebih tinggi dibanding konverter boost konvensional
pada duty ratio diatas 50% hingga 80%. Penggunaan two-phase interleaved boost coverter
berbasis sel pengali tegangan diode-capacitor disarankan untuk duty ratio di bawah 80%
karena pada duty ratio di bawah 80% penguatan tegangan konverter tersebut masih lebih
tinggi dari konverter boost konvensional. Sebaliknya untuk duty ratio di atas 80%
penggunaan konverter boost konvensional lebih disarankan
Analisa Rugi-rugi Distribusi di Pembangkit Listrik tenaga Mikrohidro desa Andungbiru kecamatan Tiris Probolinggo,
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) memiliki potensi sebagai alternatif sumber energi listrik, terutama di kawasan pedesaan atau wilayah terpencil yang memiliki potensi air melimpah. Namun, PLTMH juga memiliki kendala, yaitu daya listrik yang dihasilkan berskala kecil dengan jarak Pembangkit jauh dari titik beban sehingga muncul masalah seperti rugi daya dan tegangan jatuh sehingga perlu di lakukan analisis rugi daya untuk mengetahui bagaiamana kondisi rugi daya dan tegangan jatuh untuk meningkatkan kenadalan sistem dengan pada penelitian ini di lakukan di PLTMH desa Andungbiru kecamatan Tiris ,Probolinggo. Dengan analisis rugi daya menggunakan metode Newton Raphson, menggunakan software Matlab didapatkan besar nilai rugi daya saluran dan efisiensi dengan metode Newton Raphson bernilai fasa R 918,21 Watt dengan efisiensi 61,54%. Fasa S sebesar 1098,40 Watt dengan efisiensi 55,76%. Fasa T bernilai 1073,5 Watt, dengan Efisiensi 57,14 %. Lalu dilakukan simulasi loadfow menggunakan software Etap untuk pada PLTMH Probolinggo, didapatkan nilai rugi daya dan efisiensi fasa R,S,T sebelum di pasang kapasitor kapasitor adalah fasa R dengan rugi 702,94 watt dan efisiensi 70,556 %,untuk fasa S dengan rugi 819,90 watt dan efisiensi 67,034 %,untuk fasa T dengan nilai rugi daya 756,98 dan efisiensi 69,78 % setelah itu di lakukan simulasi penambahan kapasitor bank pada PLTMH dan di dapatkan penempatan kapasitor bank paling optimal di tempat kan di ujung saluran yaitu untuk fasa R di bus 6 R dengan rugi daya sebesar 616,13 watt dengan efisiensi 74,192%, lalu fasa S terletak pada bus 5 S dengan nilai rugi 748,08 Watt dan efisiensi 69,923%. Lalu fasa T terletak pada bus 5 T dengan rugi daya 680,27 Watt dan efisiensi 72,848 %
Pengaruh Variasi Konsentrasi Larutan Koh Terhadap Unjuk Kerja Elektroliser Tipe Wet Cell
Energi adalah komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia. Setiap tahun,
kebutuhan energi semakin meningkat. Sumber energi ini kebanyakan berasal dari energi
fosil, dimana fosil adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan berdampak
buruk bagi lingkungan. Upaya untuk menanggulangi krisis bahan bakar fosil yaitu dengan
memanfaatkan energi baru terbarukan, salah satunya hidrogen. Hidrogen merupakan energi
baru terbarukan yang sangat menjanjikan karena lebih bersih dan ramah lingkungan. Salah
satu cara untuk menghasilkan hidrogen adalah dengan elektrolisis air. Elektrolisis air
adalah proses penguaraian air ( ) menjadi hidrogen ( ) dan oksigen ( ) dengan
komposisi 2 hidrogen dan 1 oksigen. Gas hidrogen dan oksigen ini disebut juga dengan gas
HHO (Brown’s Gas). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara variasi
konsentrasi larutan Kalium Hidroksida (KOH) terhadap produksi gas HHO dan untuk
mendapatkan perbandingan unjuk kerja elektroliser tipe wet cell dengan menggunakan
sumber DC murni dan dengan sumber Pulse Width Modulation (PWM). Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen.
Untuk merealisasikan pengembangan energi baru terbarukan, perlu adanya inovasi
terhadap teknologi konversi energi yang menjadikan air sebagai bahan utama untuk
menghasilkan gas HHO. Sehingga, diperlukan alat yang dapat memproduksi gas HHO.
Generator HHO tipe wet cell atau Elektroliser tipe wet cell adalah salah satu alat yang
dapat menghasilkan gas HHO dengan cara elektrolisis air. Proses elektrolisis air untuk
menghasilkan gas HHO dapat dilakukan dengan cara menempatkan elektroda pada wadah
yang sudah berisi air. Elektroda ini dihubungkan langsung dengan sumber arus searah
(DC), sehingga terjadi reaksi kimia yang dapat memisahkan molekul air (H2O) menjadi
hidrogen (H) dan oksigen (O2). Elektroliser terbuat dari bahan akrilik dengan tebal 0,8 cm
dan berdimensi P x L x T : 14 cm x 10 cm x 12 cm. Elektroda yang digunakan berbahan
dasar grafit dengan ukuran P x L x T : 14 cm x 2 cm x 2 cm. Jarak antar elektroda 2 cm.
Menggunakan larutan elektrolit KOH 10 gram, 15 gram, dan 20 gram pada 1 liter air.
Sumber listrik menggunakan DC power supply dengan output 12 V dan 20 A. Sinyal PWM
bersumber dari Arduino UNO. Ketika menggunakan PWM, duty cycle ditetapkan 75% dan
frekuensi 1 kHz.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh variasi konsentrasi larutan
KOH, baik menggunakan sumber DC murni ataupun dengan sumber PWM. Semakin
besar konsentrasi larutan KOH maka produksi gas HHO akan semakin banyak, arus
menjadi lebih besar, daya yang dibutuhkan semakin besar, temperatur akan semakin
meningkat seiring dengan berjalannya waktu, dan efisiensi akan menurun. Volume gas
HHO yang dihasilkan dengan sumber DC murni serta konsentrasi larutan KOH 10 gram,
15 gram, dan 20 gram, masing-masing menghasilkan volume rata-rata sebesar 29,30
ml/menit, 64,67 ml/menit, dan 94,67 ml/menit. Sedangkan volume gas HHO yang
dihasilkan dengan sumber PWM serta konsentrasi larutan KOH 10 gram, 15 gram, dan 20
gram, masing-masing menghasilkan volume rata-rata sebesar 25,33 ml/menit, 36,67
ml/menit, dan 88,67 ml/menit
Analisis Desain Pemasangan PLTS On-grid di GBTE Universitas Brawijaya: Studi Kelayakan pada Aspek Teknik dan Ekonom
Energi surya adalah energi yang bersumber dari matahari dan memiliki potensi besar untuk
dimanfaatkan, salah satunya untuk dijadikan energi listrik. Sejalan dengan target bauran
EBT 23% pada 2025 di Indonesia melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), energi
surya menjadi salah satu energi terbarukan utama yang akan dikembangkan melalui panel
surya. Hal ini ditujukan sebagai salah satu upaya untuk menekan emisi Gas Rumah Kaca
(GRK), mewujudkan kemandirian energi di masa depan, dan membentuk sumber energi
dengan biaya terjangkau. Gedung Bersama Teknik Elektro Universitas Brawijaya (GBTE
UB) merupakan salah satu bangunan di lingkungan kampus UB yang akan menjadi objek
penelitian dalam studi ini. Tujuan diadakannya studi ini adalah untuk mengetahui kelayakan
pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap secara on-grid. Studi ini
dilakukan dengan meninjau kelayakan pemasangan dari dua aspek, yaitu aspek teknik dan
ekonomi. Terdapat beberapa software yang diperlukan dalam studi ini yang meliputi:
Helioscope, PVSyst 7.2, dan ETAP. Helioscope dan PVSyst 7.2 berguna dalam menentukan
jenis komponen yang tepat dan simulasi berbagai jenis plotting yang ada. Berdasarkan
simulasi, diperoleh bahwa sebanyak 46 modul Trina Solar TSM-PE14A 320 Wp dan sebuah
inverter berkapasitas 12 kW akan memberikan nilai Performance Ratio (PR) 80,7% dan
rasio DC/AC 1,23. Daya PLTS dengan total kapasitas 14,72 kWp dan energi lebih dari 18
MWh per tahun akan disuplai ke beban di GBTE UB. ETAP versi 16.0 berguna dalam
menentukan distribusi daya yang ada pada sistem. Tercatat, sebanyak 15,1 kVA daya yang
dipakai oleh beban masih membutuhkan daya dari PLN sebesar 8,14 kVA. Secara ekonomi,
nilai investasi awal yang diperlukan dalam memasang PLTS on-grid adalah Rp 208.619.628
dengan skema net metering 1:1. Artinya melalui skema tersebut, seluruh energi yang surplus
dapat diekspor ke jaringan PLN 100%. Simulasi menunjukkan bahwa nilai NPV sebesar Rp
256.265.384, IRR sebesar 19%, PP sebesar 6,45 tahun, dan PI sebesar 31,04. Berdasarkan
studi kelayakan, sistem PLTS ini berhasil dinilai layak untuk diterapkan sebagai upaya
mendorong akselerasi energi terbarukan di Indonesia
Desain Kontrol Kecepatan Motor Brushless DC Menggunakan Metode PID-Fuzzy
Motor Brushless Direct Current (BLDC) merupakan perkembangan dari motor DC, dimana
dalam proses komutasinya menggunakan komutasi elektronik sehingga tidak terjadi gesekan
mekanik, kebisingan dan percikan. Penggunaan motor BLDC diperlukan adanya sistem kontrol
untuk mengatur kecepatannya. Metode yang dapat digunakan salah satunya adalah
menggunakan kontroler PID. Kontroler PID dapat memperbaiki respon motor dengan
menghasilkan respon yang cepat dan smooth serta overshoot yang kecil, tetapi kontroler PID
tidak dapat diterapkan pada beban non linier, sedangkan motor BLDC memiliki multi-variabel,
sistem non linear, dan dengan mudah dapat dipengaruhi oleh variasi parameter serta gangguan.
Jika kontroler ini tetap diterapkan maka respon sistem terhadap kondisi steady akan cukup lama
dan menyebabkan motor memiliki kinerja yang buruk. Penelitian kali ini dilakukan
pengembangan kontroler dengan mengkombinasikan kontroler PID dengan Fuzzy Logic
Control. Fuzzy logic control memproduksi parameter tambahan untuk masing-masing
parameter pengontrol PID. Variasi dari keluaran FLC membuat pengontrol dapat beradaptasi
secara implisit. Harapannya pada penelitian ini, akan didapatkan suatu respon sistem memiliki
tingkat steady state yang tinggi dengan settling time yang cepat
Simulasi Sistem Regenerative Braking pada Pengontrolan Kecepatan Motor DC Berbasis Auto-Tuning Fuzzy-PID
Pada penelitian ini dilakukan simulasi sistem regenerative braking pada
pengontrolan kecepatan motor DC berbasis auto-tuning fuzzy-PID. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui cara kerja dari sistem regenerative braking menggunakan bidirectional
DC-DC converter dan mendapatkan kontroler auto-tuning fuzzy-PID yang sesuai dari sistem
kontrol kecepatan motor DC. Hubungan proses regenerative braking dan kontrol kecepatan
motor DC adalah proses regenerative braking menjadi action negative dari sistem yang
dirancang dan kontrol kecepatan motor DC menjadi action positive. Action negative adalah
hasil dari sistem regenerative braking bukan menjadi hasil primer yang diharapkan dari
sistem yang dirancang, sedangkan action positive yang dimaksud pada kontrol kecepatan
motor DC adalah hasil kontrol kecepatan yang sesuai setpoint merupakan hasil primer dari
sistem yang dirancang. Proses regenerative braking yang bekerja pada sistem merupakan
hasil dari engine braking atau pengereman mesin. Perancangan simulasi dilakukan pada
software MATLAB/SIMULINK 2020a. Pengontrolan dilakukan dengan konfigurasi
kaskade. Konfigurasi pertama untuk loop luar sebagai kontrol kecepatan dan konfigurasi
kedua untuk loop dalam sebagai kontrol arus menggunakan hysteresis current control.
Sebelum hysteresis current control terdapat kontrol PID yang dituning dengan kontrol logika
fuzzy. Masukan kontrol logika fuzzy terdiri atas error dan delta error. Error didapatkan dari
hasil pengurangan reference speed dan actual speed yang berasal dari motor DC dan delta
error didapatkan dari hasil pengurangan error dan error sebelumnya. Digunakan metode
inferensi Mamdani dan Centre of Gravity untuk defuzzifikasi. Keluaran dari kontrol logika
fuzzy kemudian menjadi masukan pada hysteresis current control. Hasil dari kontroler
adalah sinyal PWM. Pengujian sistem menggunakan dua mode bebanan yaitu tanpa beban
dan berbeban. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini: ketika tanpa beban persentase error
steady state bernilai 0,00071% dan saat berbeban bernilai 0,0001318%. Settling time mode
tanpa beban sebesar 2,586 ms dan mode berbeban sebesar 1,303 ms. Sistem berbeban tidak
memiliki overshoot dan sistem tanpa beban memiliki overshoot sebesar 0,0045
Analisis Daya Keluaran pada Sistem Panel Surya yang Menggunakan MPPT Incremental Conductance dan Particle Swarm Optimization
Pemanfaatan sinar matahari dapat digunakan untuk banyak hal, salah satunya
adalah sebagai sumber energi terbarukan. Hal ini dikarenakan sinar matahari
merupakan sumber daya alam yang tidak akan pernah habis meskipun digunakan
terus menerus. Sinar matahari yang sampai diseluruh permukaan bumi dapat
digunakan oleh panel surya untuk beroperasi. Sebelum dapat digunakan untuk
kebutuhan harian, daya keluaran panel surya perlu dikonversi terlebih dahulu.
Namun, dikarenakan salah satu permasalahan pada pemanfaatan sistem PV adalah
energi listrik yang dihasilkan terbilang rendah maka diperlukan metode yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efisiensi panel surya sehingga saat terjadi perubahan
radiasi matahari panel surya tetap bekerja secara maksimal. Sebagai upaya untuk
mengoptimalkan kerja panel surya, perlu Maximum Power Point Tracking (MPPT)
yang dapat menentukan titik daya maksimal panel surya dengan melacak daya
maksimum sebuah panel surya sehingga didapatkan efisiensi maksimum dalam
berbagai kondisi suhu dan radiasi. Banyak sekali macam algoritma yang dapat
digunakan pada sistem MPPT, beberapa dari algoritma tersebut yaitu Incremental
Conductance dan Particle Swarm Optimization. Algortima Incremental
Conductance dipilih pada simulasi ini karena dapat menentukan titik MPP dan
otomatis berhenti pada operating point. Dibandingkan dengan algoritma lain,
algoritma Incremental Conductance dinilai lebih baik dalam menyesuaikan nilai
radiasi yang ditangkap oleh panel surya. Sedangkan pemilihan Particle Swarm
Optimization dikarenakan algoritma ini memiliki sifat mengoptimalisasi
permasalahan dengan menggunakan fungsi objektif untuk mendapatkan kualitas dan
kuantitas terbaik. Pada simulasi ini juga ditambahkan sebuah konverter Buck-Boost
yang bertujuan menaikkan dan menurunkan nilai tegangan secara otomatis sehingga
dapat memaksimalkan kerja dari keluaran panel surya.
Berdasarkan hasil analisis simulasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
MPPT algoritma Incremental Conductance memiliki efisiensi sebesar 79,752% dan
rata-rata waktu tracking 0,333 detik. Sedangkan, MPPT algoritma Particle Swarm
Optimization memiliki efisiensi sebesar 90,075% dan rata-rata waktu tracking 1,644
detik