9 research outputs found
Simulasi Pemodelan Kinetika Reaksi Transesterifikasi Biodiesel Berbahan Baku CPO Dengan Katalis CaO
RINGKASAN
Iqbal Abdiel Abimanyu dan Qinthar Aulia Munzila. Departemen Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Brawijaya, Juni 2022, Simulasi dan Pemodelan Kinetika Reaksi
Transesterifikasi Biodisel Berbahan Baku CPO dengan Katalis CaO. Dosen Pembimbing Ir.
Bambang Poerwadi, MS dan Diah Agustina P., ST., MT., Ph.D.
Biodiesel merupakan salah satu energi baru terbarukan yang secara kimiawi
merupakan campuran metil ester dengan asam lemak rantai panjang yang dihasilkan dari
sumber hayati seperti minyak nabati dan lemak hewani. Salah satu bahan dalam pengolahan
biodiesel ini ialah Crude Palm Oil (CPO). CPO merupakan komoditas besar di Indonesia,
setelah penggunaan dalam industri pangan yang juga digunakan dalam industri biodiesel.
CPO sangat potensial jika dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri biodiesel karena
ketersediaanya yang banyak di Indonesia. Dalam pengolahannya, biodiesel diproduksi
melalui proses transesterifikasi dengan bantuan Katalis. Pada penelitian ini digunakan
katalis CaO karena mudah dipisahkan dari campuran dengan penyaringan sehingga tidak
membutuhkan air yang banyak, memiliki kondisi reaksi yang rendah, masa katalis yang
lama, serta biaya katalis yang cukup rendah.
Dengan beragamnya katalis serta kondisi operasi yang digunakan dalam proses
transesterifikasi biodiesel, maka pada penilitian ini akan dilakukan suatu pemodelan kinetika
reaksi dengan katalis CaO dengan menggunakan data penelitian dari Ho et al, 2014 dengan
judul Evaluation of palm oil mill fly ash supported calcium oxide as a heterogeneous base
catalyst in biodiesel synthesis from crude palm oil untuk mendapatkan model dalam proses
transesterifikasi biodiesel yang dapat membantu analisa dalam produksi biodiesel. Pada
penelitian ini didapatkan model persamaan untuk dapat mengetahui nilai konversi dari
FAME untuk variabel waktu dan suhu, berat katalis, dan rasio molar sesuai dengan data
sekunder yang ada serta persamaan laju reaksi mekanisme eley rideal untuk katalis 6 wt.%
sesuai dengan tipe 2.
Kata kunci: Biodiesel, Katalis CaO, CPO, Pemodelan, Simulas
Pemodelan Pemurnian Biogas Menggunakan Adsorben Arang Tempurung Kelapa Pada Sistem Kolom
RINGKASAN
Juang Bhakti Hastyadi dan Nuriyatul Hamidah, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya, Juli 2022, Pemodelan Pemurnian Biogas Menggunakan Adsorben Arang
Tempurung Kelapa Pada Sistem Kolom. Dosen Pembimbing: Supriyono S.T., M.T. dan Ir.
Bambang Poerwadi, M.S.
Biogas sudah banyak digunakan oleh manusia. Namun, didalam biogas terdapat beberapa
gas salah satunya karbondioksida (CO2) yang termasuk polutan berbahaya dan harus dilakukan
pemurnian. Adsorpsi merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk pemisahan CO2
dari biogas. Dalam prosesnya, salah satu adsorben yang berpotensi digunakan ialah karbon aktif
dari tempurung kelapa dengan melihat banyak keunggulan, seperti luas permukaan yang besar,
daya serap tinggi, murah dan mudah didapatkan. Dalam adsorpsi, mengetahui tipe adsorpsi dan
menentukan model isotherm yang sesuai adalah hal penting untuk memprediksi kapasitas adsorpsi
yang dihasilkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe adsorpsi serta mengetahui prediksi
kapasitas adsorpsi menggunakan arang tempurung kalapa melalui sebuah pemodelan. Digunakan
tiga model isotherm adsorpsi yakni model Thomas, Langmuir, dan Freundlich. Dimana nantinya
akan dapat diketahui model manakah yang mendapatkan hasil terbaik dan tidak berbeda jauh
dengan data sekunder. Penelitian ini dilakukan menggunakan data sekunder dengan melihat hasil
MAPE dan BNT yang didapatkan tiap model. Pada penelitian ini diketahui bahwa model
Freundlich merupakan model yang paling sesuai dengan MAPE sebesar 4.91 % serta BNT dengan
nilai yang tidak berbeda jauh antara data dan hasil simulasi. Serta didapatkan kapasitas adsorpsi
sebesar 0.758 g/g. Dimana nilai ini relative mendekati model Sips dari data sekunder yakni 0.873
g/g.
Kata kunci: Adsorpsi, Isoterm Freundlich, Isoterm Langmuir, Isoterm Thomas, Kapasitas
Adsorpsi, Karbon akti
Pemurnian Virgin Coconut Oil (VCO) dengan Menggunakan Superabsorbent Polymer (SAP) Potassium Polyacrilate
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak kelapa murni yang berasal dari ekstraksi alami dari daging buah kelapa segar atau ekstraksi dari santan kelapa. Minyak ini berwarna bening dan memiliki aroma kelapa yang lembut serta memiliki kandungan asam laurat yang melimpah yaitu 47-53 %. Salah satu parameter kemurnian dari VCO adalah kadar airnya, yang belum memenuhi standard SNI VCO (SNI 7381:2008) kadar air maksimal VCO sebesar 0,2 %. Pemurnian terhadap VCO dapat dilakukan dengan metode absorpsi secara batch. Absorben yang digunakan pada pemurnian VCO adalah SAP (Superabsorbent Polymer) Potassium Polyacrilate. SAP merupakan absorben yang mampu menyerap air secara cepat dalam jumlah yang sangat banyak dan mampu mengikat air didalamnya. SAP dapat menyerap air karena sifatnya yang sangat hidrofilik dan mampu mengikat air karena terdapat cross-linker yang membuat air tertahan di dalam absorben sehingga tidak mudah untuk keluar dari absorben.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu kesetimbangan dalam proses absorpsi air dari campuran VCO-air menggunakan Superabsorbent Polymer, Menganalisis pengaruh kecepatan pengadukan pada absorpsi air dari campuran VCO-air menggunakan Superabsorbent Polymer, dan menentukan kapasitas absorpsi pada absorpsi air dari campuran VCO-air menggunakan Superabsorbent Polymer dengan pengadukan. Penelitian ini menggunakan simulasi pengaruh kecepatan pengadukan.
Penelitian diawali dengan penurunan rumus dan perhitungan untuk mendapatkan nilai k (koefisien transfer massa) lalu nilai k ini akan diterapkan untuk dijadikan profil pada masing-masing kecepatan pengadukan. Kemudian dilakukan validasi nilai k dengan hasil eksperimen. Penambahan kecepatan pengadukan campuran VCO-Air memiliki viskositas yang semakin tinggi. Pada campuran VCO-Air 85 gram : 15 gram, digunakan SAP sebanyak 2 gram untuk menyerap air sebanyak 14,8 gram sehingga hanya tersisa 0,17 gram kandungan air pada campuran VCO-Air atau kapasitas absorpsi yang dicapai adalah 7,38 g air/g SAP. Waktu kesetimbangan yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi tersebut adalah berkisar 6160 – 19050 detik pada kecepatan pengadukan 100 – 400 rpm. Berdasarkan perhitungan Nre, Pada kecepatan pengadukan 100 –400 RPM pola alirannya laminer yang pada aliran ini pengadukan dapat memecah emulsi, sedangkan pada kecepatan >400 RPM pola alirannya turbulen yang mana pada aliran ini dapat mengakibatkan emulsi menjadi stabil kembali. Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan diketahui bahwa pengadukan berpengaruh terhadap viskositas campuran VCO-Air. Kadar air sudah memenuhi standar SNI 7381:2008 tentang Minyak Kelapa Virgin yaitu sebesar <0.2% Air
Karakterisasi Membran Nilon untuk Pemurnian Crude Virgin Coconut Oil (VCO).
Indonesia mampu memproduksi sekitar 2,86 juta ton buah kelapa pada tahun 2022 (Badan
Pusat Statistik, 2022). Salah satu produk turunan kelapa adalah Virgin Coconut Oil (VCO).
VCO merupakan salah satu produk unggulan hasil pengolahan santan kelapa segar. Sebagian
besar proses pemurnian pada produksi VCO masih menggunakan metode dekantasi dan
sentrifugasi yang mana memiliki beberapa kelemahan, antara lain kurang higienis, waktu
operasi cukup lama, kebutuhan biaya dan energi cukup tinggi, serta kadar air VCO masih
belum sesuai standar mutu SNI 7381-2008 yakni sebesar 0,2%. Teknik pemurnian VCO
menggunakan teknologi membran sintesis hidrofilik, membran nilon, menjadi metode
alternatif yang layak dalam perlakuan produksi minyak nabati. Namun, penelitian terkait
pemurnian VCO masih belum banyak dikembangkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran mesh membran nilon terhadap
nilai fluks dan selektivitas dalam proses pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO). Sementara
itu, karakteristik hasil produk pemurnian dilakukan dengan uji kadar air (moisture analyzer)
dan uji kadar FFA (titimetrik). Variabel yang digunakan adalah variasi ukuran mesh yaitu
200, 300, 400, 500, dan 600 mesh dan laju alir umpan sebesar 20 mL/menit. Penelitian ini
diawali dengan pembuatan crude VCO dengan komposisi 80% VCO dan 20% air.
Selanjutnya crude VCO sebagai umpan dialirkan menuju modul membran untuk proses
pemurnian. Permeat akan ditampung dalam gelas ukur hingga mencapai volume sebesar 80
mL. Waktu operasi yang diperoleh akan digunakan untuk perhitungan fluks membran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran mesh membran nilon dapat mempengaruhi nilai
fluks dan selektivitas membran. Nilai fluks pada membran ukuran 200, 300, 400, 500, dan
600 mesh adalah 33,32; 9,16; 4,69; 3,84; dan 2,55 L/m2 jam. Sedangkan untuk nilai rerata
selektivitas pada membran ukuran 200, 300, 400, 500, dan 600 meshadalah 43%; 61%; 93%;
99,5%; dan 99,5%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa membran nilon
dengan hasil optimal ditunjukkan pada ukuran 500 mesh. Hal ini didukung dengan nilai
rerata kadar air permeat sebesar 0,1% telah memenuhi standar SNI yaitu 0,2% dengan angka
lifetime yang lebih panjang. Sementara itu, nilai kadar FFA permeat belum memenuhi
standar SNI tetapi tetap mengalami penurunan sekitar 80%. Dengan demikian didapatkan
bahwa membran nilon lebih efektif menurunkan kadar air daripada kadar FFA
Impregnasi MEA (Monoethanolamine) pada Karbon Aktif Tempurung Kelapa terhadap Kapasitas Adsorpsi CO2 dalam Biogas
Biogas merupakan salah satu fokus pemerintah dalam upaya pengembangan
energi baru terbarukan berbasis bioenergi. Biogas ditargetkan dapat
berkontribusi dalam bauran energi nasional sebesar 489,8 juta m3
. Namun,
realisasinya pada bulan September 2022 hanya sebesar 32,47 juta
m3
.Keberadaan CO2 sebagai impuritas dengan konsentrasi terbesar
mengakibatkan penurunan nilai kalor pembakaran biogas. Oleh karena itu,
perlu dilakukan permurnian untuk meningkatkan nilai kalor pembakaran.
Salah satu cara untuk memurnikan biogas yaitu adsorpsi dengan
menggunakan adsorben karbon aktif. Peningkatan kemampuan karbon dapat
dilakukan dengan modifikasi karbon aktif dengan impregnasi senyawa
amina. Pada penelitian ini, karbon tempurung kelapa aktif diimpregnasi MEA
dengan variasi rasio massa Karbon Aktif/MEA 1:1; 1:1,25; 1:1,5; 1:1,75; 1:2.
Hasil penelitian ini didapatkan peningkatan breakthrough time pada karbon
aktif terimpregnasi sebesar 2,6 kali jika dibandingkan dengan karbon aktif.
Kapasitas adsorpsi tertinggi diperoleh dengan rasio Karbon Aktif/MEA 1:2
dengan nilai kapasitas adsorpsi sebesar 129,178 mg COâ‚‚/gr adsorben
Studi Penyimpanan Panas Menggunakan Larutan Etilen Glikol – CaCl2 dan Konversi Listrik Dengan Thermo Electric Converter
Jumlah energi fosil yang semakin berkurang membuat pengembangan energi alternatif
terbaharukan terus dilakukan. Energi alternatif yang memiliki potensi besar adalah biomassa
karena jumlahnya yang melimpah. Indonesia merupakan negara agraris yang sangat berpotensi
mengubah biomassa menjadi bioenergy. Salah satu biomassa yang dapat dimanfaatkan adalah
energi panas yang dihasilkan oleh arang tempurung kelapa yang nantinya akan dikonversi
menjadi energi listrik. Tujuan penelitian ini adalah mengoptimalkan panas yang dihasilkan
media arang tempurung kelapa dengan menggunakan heat storage etilen glikol yang
dicampurkan dengan larutan garam CaCl2 serta ingin megetahui kemampuannya dalam
menyimpan panas.
Pada penelitian ini menggunakan larutan heat storage yang memiliki komposisi etilen
campuran etilon glikol dan larutan garam CaCl2 yang berbeda-beda yakni dengan variasi fraksi
larutan garam CaCl2 sebesar 0 %,1,5 %, 3 %, 4,5 %, dan 6 %. Setiap variabel penelitian akan
dilakukan percobaan dengan menggunakan energi panas yang disimppan dari arang tempurung
kelapa sebanyak 400 gram. Pada penelitian ini, proses pembakaran arang tempurung kelapa
dilakukan sampai nilai voltase dan arus mendekati nol. Tegangan dan arus akan dikonversi
melalui TEC-SP1848 SA 27145.
Data yang didapatkan dari hasil pembakaran akan digunakan sebagai perhitungan untuk
mengetahui energi listrik yang dihasilkan, efisiensi penyimpanan, efisiensi konversi, dan
efisiensi total. Dari hasil perhitungan, heat storage dengan fraksi massa larutan garam CaCl2 6
% memiliki nilai yang paling tinggi yakni energi listrik sebesar 6,19 Kj, dengan efisiensi
penyimpanan terbesar yakni 28 %, efisiensi konversi sebesar 0,235 %, dan juga efisiensi total
sebesar 6,536 %. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa CaCl2 dapat dijadikan sebagai
campuran dengan air dan etilen glikol sebagai media penyimpan panas
Pemanfaatan Residual Oil Spent Bleaching Earth sebagai Biodiesel Menggunakan Microwave
Pada tahun 2022 produksi minyak sawit mentah (crude palm oil) di Indonesia mencapai
47,73 juta ton. Pada industri minyak sawit terdapat proses pemurnian minyak dengan
menggunakan bleaching earth. Spent bleaching earth merupakan hasil akhir dari proses
pemurnian CPO yang mengandung kadar minyak tinggi, sekitar 20-30% yang apabila
dibuang ke lingkungan akan menyebabkan pencemaran tanah. Terdapat beberapa metode
untuk menurunkan kadar minyak SBE salah satunya metode ekstraksi pelarut. Hasil dari
ekstrasi SBE yaitu residual oil SBE yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan massa SBE dan pelarut, serta suhu
yang optimal dalam mengekstrak residual oil SBE dan mengetahui potensi residual oil SBE
dijadikan sebagai biodiesel dengan penggunnaan microwave. Ekstraski residual oil
dilakukan pada variasi perbandingan massa SBE dan pelarut 1:2, 1:4, dan 1:6 pada varisi
suhu 26, 40, dan 50°C. Residual oil yang telah di pretreatment dilakukan reaksi
transesterifikasi dengan metanol 15% dan KOH 1% selama 10 menit pada suhu 60C
menggunakan microwave. Hasil ekstraksi yang paling optimal ada pada perbandingan 1:4
pada suhu ruang dengan yield 19,12% dan percentage oil extraction (POE) 79,68%.
Residual oil SBE berpotensi untuk dijadikan biodiesel dan didapatkan rendemen 33,53%
dan konversi 45,28% dengan kadar FAME 92,97%
Pengaruh Addtive KOH terhadap Kinerja Direct Ethanol Fuel Cell (DEFC).
Direct Ethanol Fuel Cell (DEFC) merupakan salah satu jenis fuel cell yang menggunakan
etanol sebagai bahan bakarnya. Salah satu komponen utamanya adalah Membrane Electrode
Assembly (MEA) yang berfungsi sebagai penghantar ion dan mencegah kontak langsung
antara oksidator dan bahan bakar. Namun dalam penggunaannya hingga saat ini, MEA yang
banyak digunakan memiliki kandungan OH- yang rendah sehingga hal tersebut
menyebabkan penurunan kinerja dari sistem DEFC. Oleh karena itu, diperlukan adanya
penambahan basa untuk menjaga pH agar berada pada kadar yang optimal.Penelitian ini
bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh additive KOH terhadap kinerja sistem Direct
Ethanol Fuel Cell (DEFC) dan (2) menentukan konsentrasi KOH yang dapat menghasilkan
kinerja paling optimal berdasarkan tegangan sel dan densitas arus pada Direct Ethanol Fuel
Cell (DEFC).Metode uji yang dilakukan yaitu uji kinerja DEFC untuk mengetahui pengaruh
penambahan additive KOH terhadap tegangan dan densitas arus dengan output yang
dihasilkan berupa kurva hubungan arus dengan tegangan sel dan kurva polarisasi. Variabel
KOH yang digunakan yaitu 0.924 M, 1.46 M, 1.94 M, 2.47 M, dan 2.94 M serta
menggunakan etanol 10% v/v sebagai elektrolit.Hasil penelitian ini menunjukkan dengan
adanya penambahan additive KOH pada sistem DEFC dapat berpengaruh terhadap kinerja
sistem. Sistem DEFC yang telah ditambahkan KOH mampu mencapai arus, tegangan, dan
lifetime maksimum yaitu sebesar 113,9 mV, 14,94 mA, dan 44 menit pada konsentrasi 2.94
M. Performa yang unggul dari sistem DEFC utamanya disebabkan oleh adanya peningkatan
kinetika reaksi pada EOR dan ORR yang terjadi secara optimal pada 1.46 M. Pencapaian
tersebut terjadi karena minimnya resistansi internal dan kemampuan untuk menjaga
stabilitas transpor massa etanol yang terjadi
Studi Laju Reaksi dan Energi Aktivasi pada Transesterifikasi Biodiesel dari Minyak Jelantah dengan Bantuan Gelombang Mikro Menggunakan Katalis KOH
Biodiesel atau nama lain Fatty Acid Metil Ester (FAME) merupakan salah satu
bahan bakar alternatif yang berasal dari minyak nabati maupun minyak hewani yang sangat
berpotensial untuk dapat menggantikan solar sebagai bahan bakar karena memiliki
karakteristik yang hampir serupa. Energi aktivasi merupakan energi minimum pada setiap
reaksi yang harus dimiliki oleh molekul untuk menjadikan suatu tumbukan efektif. Laju
reaksi transesterifikasi merupakan variabel yang menyatakan perubahan konsentrasi
trigliserida dalam satuan waktu. Laju reaksi dapat digunakan untuk merancang kondisi
proses yang optimal pada reaktor dan kemudian meningkatkan ke skala yang lebih besar.
Pada penelitian ini mempelajari tentang laju reaksi dan energi aktivasi reaksi
transesterifikasi dengan menggunakan katalis homogen KOH dengan konsentrasi katalis
1% dan 2% dari berat minyak. Reaksi transesterifikasi dilakukan dengan menggunakan
gelombang mikro pada suhu 60oC selama 2, 3, 4, 5, dan 6 menit dan percobaan pada 65oC
dilakukan pada konversi tertinggi di 60oC. Perbandingan trigliserida dan metanol dibuat
berlebih yaitu 1:8, untuk menggeser kesetimbangan ke arah produk. Biodiesel yang
dihasilkan kemudian dikarakterisasi dengan pengujian densitas, viskositas, angka asam dan
gas chromatography (GC) untuk mengetahui kadar FAME.
Hasil penelitian menunjukkan persamaan laju reaksi merupakan orde satu dengan
persamaan laju yang didapatkan adalah -rtrigliserida = 0,0967 Ctrigliserida dengan konervsi
tertinggi yang dihasilkan pada variabel 2 menit katalis 1% sebesar 96,39% dengan kadar
FAME 99,76%. Sedangkan untuk hasil perhitungan energi aktivasi diperoleh nilai sebesar
2,277kJ/mol