3 research outputs found

    ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN KERETA API DI WILAYAH IBUKOTA PROVINSI ACEH ( STUDI KASUS : KECAMATAN BANDA RAYA, KUTA ALAM, ULEE KARENG DAN MEURAXA )

    Get PDF
    Kebutuhan akan moda transportasi semakin meningkat dari tahun ke tahun, mengingat jumlah penduduk yang semakin tinggi, maka kebutuhan akan transportasi juga ikut meningkat. Oleh karena itu diperlukan angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi yang memiliki peranan penting dalam masalah tersebut salah satunya kereta api. Jadi timbul sebuah gagasan untuk mewujudkan kereta api monorel di wilayah Ibukota Provinsi Aceh. Untuk mewujudkan kelancaran operasional kereta api ini dibutuhkan analisis batas kemauan dan kemampuan pengguna jasa monorel. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kemampuan dan kemauan pengguna dalam membayar tarif monorel. Besarnya kemampuan dan kemauan para pengguna dalam membayar tersebut dapat ditentukan dengan analisis Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP). Sampel yang digunakan adalah stratified random sampling yaitu sampel acak berstrata dengan memperlihatkan tingkatan dalam populasi dengan teknik stated Preference (SP) dimana responden yang dipilih merupakan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Banda Raya, Kuta Alam, Ulee Kareng, dan Meuraxa. Teknik analisis data yaitu dengan tabulasi data primer dan sekunder dengan menggunakan Software Microsoft Excel. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan besaran nilai tarif berdasarkan Ability To Pay (ATP) Kecamatan Banda Raya sebesar Rp32.330,30; ATP Kecamatan Kuta Alam sebesar Rp33.035,63; ATP Kecamatan Ulee Kareng sebesar Rp30.960,79; dan ATP Kecamatan Meuraxa sebesar Rp32.911,14. Besaran nilai tarif berdasarkan Willingness To Pay (WTP) Kecamatan Banda Raya sebesar Rp19.632,00; WTP Kecamatan Kuta Alam sebesar Rp27.273,00; WTP Kecamatan Ulee Kareng sebesar Rp19.875,00; dan WTP Kecamatan Meuraxa sebesar Rp23.857,00.Kata Kunci : Kereta Api Monorel, Ability To Pay, Willingness To Pay, stratified random sampling, Stated Preference, Ibukota Provinsi Ace

    KAJIAN PENGARUH GEOMETRIK JALAN DAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP STRES MENGEMUDI DI KOTA BANDA ACEH

    No full text
    Penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa stres mengemudi baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Respons fisiologis pengemudi secara signifikan terkait dengan stres mengemudi dan menjadikan stres pengemudi sebagai indikator pengukuran keselamatan dalam berlalu lintas. Oleh karena itu, stres mengemudi merupakan isu penting untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji indikator stres pengemudi dan mengevaluasi dampak kondisi geometrik jalan raya dan tata guna lahan terhadap stres mengemudi. Target volunteer adalah pengemudi sepeda motor yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Instrumen yang digunakan berupa Jam Polar Vantage V2 untuk mengukur heart rate (HR) serta kamera GoPro MAX 360 untuk merekam kondisi geometrik jalan dan tata guna lahan pada salah satu jalan arteri primer di Kota Banda Aceh yaitu Jl. T. Nyak Arief dan Jl. T. Muhammad Daud Bereueh. Model multivariat Multiple Indicators Multiple Causes (MIMIC) akan digunakan untuk menyelidiki secara empiris pengaruh variabel kondisi jalan dan tata guna lahan terhadap stres mengemudi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa heart rate (HR) tertinggi diperoleh pada kawasan tata guna lahan perkantoran yaitu sebesar 94,029 bpm, untuk kondisi geometrik jalan diperoleh heart rate (HR) tertinggi pada belokan/tikungan yaitu sebesar 94,244 bpm jalan sedangkan heart rate (HR) tertinggi juga teridentifikasi pada kondisi kontrol lalu lintas dengan traffic light dan bundaran yaitu sebesar 94,976 bpm. Model stres time domain dipengaruhi oleh variabel tata guna lahan dengan jenis tata guna lahan yang paling signifikan adalah perkantoran dan pendidikan dengan variabel pembentuk terdiri dari SDNN, RMSSD, dan TINN. Model stres frequency domain dipengaruhi oleh variabel geometrik jalan dengan jenis geometrik jalan yang paling signifikan adalah turunan dan tanjakan serta belokan dengan tanjakan dan turunan dengan variabel pembentuk terdiri dari LF/HF (FFT) dan LF/HF (AR). Kata Kunci: Stres pengemudi, geometrik jalan, tata guna lahan, indikator stres, safe driving

    Driving Stress Partial Model Considering Time Domain Applying for Two Wheelers Drivers: A Case of Primary Arterial Roads

    No full text
    The physiological response of motorcyclists, which is substantially correlated with driving stress, can be utilised to assess traffic safety. Heart rate and respiratory rate can be used to measure driver tension using the heart rate variability method. This investigation was conducted in Aceh province along the urban arterial roads Jl. T. Nyak Arief and Jl. T. Muhammad Daud Bereueh. This study seeks to provide the anticipated empirical findings for determining the stress threshold of motorcyclists on Banda Aceh's primary arterial roads. The Polar Vantage V2 Smartwatch Multisport measures the pulse rate and respiratory rate of voluntarily participating motorcycle riders. This research was conducted using direct observation and direct observation related to volunteer travel activities as a sample, with volunteers selected at random and questioned about their willingness to participate. Direct interview surveys with volunteers were used to collect socioeconomic information about volunteers. The Multiple Indicators Multiple Causes (MIMIC) model empirically examined which road conditions and land use variables influence driving tension among motorists. The results revealed that the highest heart rate (HR) was recorded in the commercial land use area, at 94.029 beats per minute, while the highest HR was recorded at road bends, at 94.244 beats per minute. The time domain stress model is influenced by land use variables, with the most significant types of land use being offices and education, with the forming variables consisting of SDNN, RMSSD, and TINN
    corecore