107 research outputs found

    Redesain Panti Wredha Harapan Ibu

    Get PDF
    Peningkatan jumlah penduduk yang terjadi di Indonesia kini mulai menjadi sorotan. Pasalnya, kenaikan ini tidak diimbangi dengan meningkatnya persentase laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan yang menurun dipacu oleh menurunnya angka kelahiran dan kematian yang terjadi. Sedangkan, pada persentase hasil proyeksi jumlah penduduk yang berusia 65 tahun ke atas atau lanjut usia justru terus mengalami kenaikan yang pesat setiap tahunnya. Keberhasilan pembangunan di Indonesia yang memicu peningkatan kualitas bidang kesehatan menjadi faktor utama yang melatarbelakangi peningkatan jumlah Usia Harapan Hidup (UHH). Fenomena ini justru membawa cerita lain pada bidang kesehatan, yaitu meningkatnya masalah penyakit di usia tua yang dialami oleh lansia. Kota Semarang adalah salah satu kota besar dan berkembang yang mengalami peningkatan jumlah lansia cukup pesat. Namanya yang masuk ke dalam jajaran Kota Metropolitan memberikan dampak pada pembangunan perekonomian dimana masyarakatnya dituntut untuk bekerja keras memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap keadaan dan keberadaan lansia ditengah keluarga. Tidak jarang banyak lansia yang ditinggalkan oleh keluarganya karena sudah tak sanggup untuk merawat. Adapula lansia yang menjalani harinya hanya dengan berdiam diri di rumah tanpa ada yang bisa diajak berkegiatan. Panti Wredha Harapan Ibu merupakan salah satu fasilitas tinggal bagi lansia yang ada di Semarang. Namun keadaan sarana, prasarana, dan pelayanan yang ada tidak bisa terbilang baik. Ditambah lagi dengan citra Panti Wredha yang sudah dianggap buruk dan kejam oleh masyarakat. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka perlu dilakukan Perencanaan dan Perancangan Redesain Panti Wredha Harapan Ibu yang berada di Ngaliyan, Semarang. Dimana selain memperbaharui sarana dan prasarana juga akan ada pengembangan fasilitas berupa layanan harian bagi lansia yang hanya ingin mengisi kegiatan di panti pada pagi hingga sore hari. Desain yang dirancang akan mengusung konsep lingkungan therapeutic dimana nantinya lingkungan dapat menjadi fasilitator dalam menunjang kegiatan, baik aktivitas fisik maupun interaksi sosial yang bersifat barrier free, accessible and usable, dan inclusive

    REDESAIN DAN PENGEMBANGAN SMP N 1 LIMBANGAN KENDAL

    Get PDF
    Sekolah Menengah Pertama merupakan jenjang yang penting dalam suatu sistem pendidikan Indonesia. Sesuai dengan kebijakan pemerintah mengharuskan wajib belajar 12 tahun untuk setiap anak-anak di Indonesia untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan Indonesia. Dengan kebijakan tersebut, seharusnya seluruh sekolah di Indonesia baik yang berada di kota maupun di desa mempunyai fasilitas dan ketersediaan penunjang yang layak baik murid serta tenaga pengajarnya. Tidak dipungkiri fasilitas yang cukup dan tempat belajar yang layak, mudah dan aman adalah hak seluruh murid serta tenaga pengajar seluruh warga sekolah. Usia Produktif seorang pengajar mencapai umur 50 tahun keatas, yang berarti usia dan kesehatan tenaga pengajar semakin rendah. Padahal, untuk membentuk suatu generasi muda yang cerdas dan kreatif, tenaga pengajar yang baik dari segi psikis, fisik maupun mental sangat diperlukan. Kecamatan Limbangan sebagai daerah perbukitan yang berkontur, menjadi sedikit halangan bagi aksesibilitas orang yang berkebutuhan khusus dalam hal ini penyandang tuna netra, tuna rungu dan khususnya tuna daksa Lansia, seperti diketahui merupakan salah satu penyandang difabel yang kemungkinan menyandang ketiga disabelitas tersebut. Padahal tenaga pendidik rata-rata merupakan golongan lansia yang baru saja memasuki umur 50 tahun. Akses yang mudah tentunya akan mendukung kegiatan belajar mengajar, yang nantinya akan berpengaruh pada psikis tenaga pengajar dan peserta didik. Seperti yang dialami SMP N 1 Limbangan Kabupaten Kendal yang terletak diperbukitan Ungaran yang memiliki kontur yang tidak dapat diakses oleh difabel dengan kebutuhan khusus. Usia bangunan yang tergolong sudah berumur tidak lagi mengakomodasi peserta didik maupun tenaga pengajar. Diperlukannya sarana dan prasarana yang lengkap, serta tentu aman dan mudah bagi semua

    Readjustment Tsuboya YachimunDori as Pottery Center in Naha City Okinawa Japan

    Get PDF
    Naha (那覇市 : Naha-shi, Okinawan: Naafa) is the capital city of Okinawa, the most southern prefecture of Japan. As of December 2012, the city has an estimated population of 321,467 and a population density of 8,244.46 persons per km². The total area is 38.99 km². Naha is a city on the East China Sea coast of the southern part of Okinawa Island, the largest of Okinawa Prefecture. The modern city was officially founded on May 20, 1921. Before that Naha had been for centuries one of the most important and populous sites in Okinawa. Naha is the political, economic and education center of Okinawa Prefecture. In the medieval and early modern periods, it was the commercial center of the Ryūkyū Kingdom. Central Naha consists of the Palette Kumoji shopping mall, the Okinawa Prefecture Office, Naha City Hall, and many banks and corporations, located at the west end of Kokusai-dōri, the city's main street. Kokusai-dōri (国際通り, "International Avenue") boasts a 1.6 kilometer long stretch of stores, restaurants and bars. Kokusai-dōri ends at the main bus terminal in Okinawa and is served by several stations along the Okinawa Monorail, the only train system in the prefecture. Spurring off from Kokusai-dōri is the covered Heiwa-dōri Shopping Arcade and Makishi Public Market, a massive shōtengai filled with fresh fish, meat, and produce stands, restaurants, tourist goods shops, and liquor shops. Just outside the market area is the neighborhood of Tsuboya (壺屋, "pot/jar shop"), which was once a major center of ceramic production. Over the centuries, Okinawa has become quite well-known for its cultural heritage and art. One of Okinawa's most distinct and well-known art forms is pottery, and the center for the pottery movement is Tsuboya. For more than 300 years, Naha's Tsuboya district has been the symbol for Okinawa pottery. It has produced many famous craftsmen who have gained fame and reputation far outside of Okinawa. The pottery made in Tsuboya is known as tsuboya-yaki. Yachimun Dori (Pottery Street) is lined with a number of tsuboya-yaki shops where the finest craftsmen still work and live to this day

    Surya Yudha Hotel and Resort Dieng Jawa Tengah

    Get PDF
    KawasanDiengmerupakankawasanwisata yang terkenal di Jawa Tengah denganbanyaknyaobjekwisataantaralainkawah, telaga, candi, theater serta museum yang terbesar di seluruhkawasandatarantinggiDieng. Rata-rata jumlahwisatawanmenurutPemerintahKabupatenBanjarnegara, yang berkunjungkeKawasanwisataDiengtiaptahunnyaadalah 81.260 orang, yang terdiri 12.029 wisatawanmancanegaradan 70.051 wisatawandalamnegeri, namunkebanyakankunjungantersebuthanyabersifatwisatasingkat, tanpadisertaimenginap. Hal inidisebabkankarenaminimnyafasilitaspenunjangdayatarikpariwisata, terutamapenginapan yang representative.Untukpenginapan, sebagianbesar hotel tersebutterletak di dalamkotaBanjarnegaradanWonosobo. Di kawasanDiengsendirimemangbelumadafasilitas hotel layaknyatempatwisatalainnya.Hotel yang direalisasikan di kawasanwisataDiengadalahberupa homestay yang dikelolaolehpendudukdiengsendiri. Hotel ataupunHomestaymemilikifungsi yang sama, sebagaitempatpenginapanbagiparapelancongnamunperbedaannyaialah Homestay menyediakansebuahruangdansuasanabaru, bagaimanaseorangwisatawanharustinggalsatuatapdenganpemiliknya, bagaimanaseorangwisatawanharusberadaptasidanbersosialisasidenganlingkunganbarunya. Ada banyakalasandanfaktor, tidakdibangunnyasebuah hotel di Dieng, salahsatunyaadalahtanah di Diengtidakcocokuntukpembangunanbangunanbesarseperti Hotel, ataupunbangunanbertingkatlainnya.Faktorlainnyamenyangkutbudayasetempat. Dari faktatersebutmakadapatdiambilsebuahtitikbahwasebenarnya di kawasandatarantinggiDiengdiperlukansebuahfasilitaspenginapanberupa hotel denganfasilitasdanpelayananselayaknya di tempat-tempatwisatalainnya, namundengankondisitanah yang tidakcocokuntukdibangunbangunantinggimakatidakmendukunguntukmembangunbangunan hotel high rise, sehinggakemungkinanfasilitaspenginapan yang dapatdirealisasikanadalahberupa hotel resort denganbangunanlow rise. Berdasarkanfakta yang adadanmelihatpotensiusaha hotel & resort yang belumberkembang di kawasandieng, PT. Surya Yudhainginmendirikansebuah hotel & resort di kawasandieng,banjarnegarauntukmemenuhikebutuhanwisatawan yang representative. PT. Surya Yudhamerupakanperusahaan PMDN yang berdiripadatanggal 23 Agustus 2013 yang bergerak di bidangpariwisata. PT. Surya Yudhasendirisudahmemilikisebuah hotel di kotabanjarnegaradenganberbagaifasilitas yang memadai

    Pengembangan Terminal Penumpang Bandara Internasional Dili

    Get PDF
    Timor Leste merupakan sebuah Negara yang baru yang sedang dalam tahap pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan pembangunan tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata, baik material maupun spiritual. Agar pembangunan tersebut dapat berjalan dengan baik maka diperlukan adanya sarana-prasarana penunjang yang mempunyai peranan penting untuk mendukung dan mempercepat laju pembangunan nasional tersebut seperti bandara yang memadai. Bandara Internasional Presidente Nicolau Lobato di Dili (Bandara Dili) merupakan satu-satunya bandara internasional di Timor-Leste. Bandara tersebut menangani sekitar 150.000 orang penumpang per tahun (2012) melalui koneksi reguler ke Darwin, Denpasar dan Singapura. Kondisi Bandara Dili pada umumnya dalam kondisi buruk dan perlu perbaikan substansial dan pengembangan untuk memenuhi peningkatan jumlah penumpang dan untuk mendukung Pariwisata. Selain itu Tujuan Pemerintah Timor-Leste (GoTL) untuk Bandara Dili yang terdapat dalam PPP yaitu yang pertama adalah meningkatkan pariwisata dan sektor ekonomi lainnya dengan membangun hubungan penerbangan yang lebih kuat dengan hub utama Asia, dan akan memperbaiki infrastruktur untuk memungkinkan pertumbuhan dan rencana untuk bergabung dengan ASEAN. Tujuan selanjutnya yaitu untuk meningkatkan tingkat layanan dan meningkatkan efisiensi layanan bandara. Dan yang terakhir yaitu guna memenuhi dan memelihara standar bandara internasional tingkat minimum yang ditetapkan oleh ICAO dan IATA (Tingkat Layanan C

    Penataan Koridor Jalan Jelamprang di Krapyak Pekalongan sebagai Kampung Wisata Industri Batik

    Get PDF
    Penataan Koridor Jalan Jlamprang Di Krapyak Pekalongan Sebagai Kampung Wisata Industri Batik Oleh : Ageng Piandel B Kota Pekalongan yang dikenal dengan julukan kota batik, memiliki branding yaitu The World City Of Batik. Branding atau citra kota ini menunjukkan bahwa batik merupakan produk unggulan dan kebanggan kota Pekalongan yang pada dasarnya adalah salah satu warisan budaya dunia. Menurut Surat Keputusan Walikota Pekalongan No. 530/216 Tahun 2006 tentang produk unggulan Kota Pekalongan, menetapkan bahwa produk unggulan Kota Pekalongan adalah komoditas batik, konveksi, pertenunan alat tenun bukan mesin (ATBM), kerajinan enceng gondok, serat alam dan pertenunan mesin. Badan PBB United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization atau UNESCO juga menetapkan kota Pekalongan sebagai Creative City dengan demikian kota Pekalongan memiliki citra yang kuat pada struktur kotanya. Kawasan permukiman di koridor Jlamprang ini bukanlah kawasan yang didesain khusus sebagai destinasi wisata. Namun, mengingat potensi di kawasan tersebut sebagai pusat produksi batik yang dapat dikembangkan menjadi salah satu alternatif wisata perlu memperhatikan keberlanjutan kawasan permukiman itu sendiri. Konsep berkelanjutan merupakan salah satu konsep yang dapat menjadi pemecahan masalah antara industri, permukiman dan lingkungan yang menjadi perpaduan permasalahan yang ada di kawasan. Konsep pembangunan berkelanjutan atau sustainable development itu sendiri memiliki tiga aspek utama yaitu, ekonomi, sosial dan lingkungan. Konsep berkelanjutan ini diharapkan dapat tetap mempertahankan eksistensi industri batik tanpa mengesampingkan kondisi lingkungan dan sosial masyarakatnya. Farr (2008) berpendapat bahwa konsep berkelanjutan memperhatikan kesempatan besar dalam redesain lingkungan terbangun dalam upaya mendukung peningkatan kualitas hidup dan mempromosikan konsep berkelanjutan itu sendiri. Menyikapi potensi dan permasalahan yang dimiliki kawasan ini, penyusun berinisiatif untuk menata kawasan Krapyak sebagai kawasan wisata produksi batik. Konsep wisata produksi ini diharapkan mampu mendorong sektor industri batik lebih maju dan semakin memperkenalkan proses produksi batik kepada masyarakat luas. Produksi batik itu sendiri menjadi hal yang menarik untuk diangkat dalam unsur mikro penataan permukiman ini karena proses produksi batik itu sendiri jarang ditonjolkan oleh kampung-kampung batik yang ada sebelumnya. Konsep desain di dalam penataan kawasan ini mengacu pada sustainable human settlement yang diharapkan mampu menciptakan sebuah kawasan permukiman industri kecil yang secara berkelanjutan dapat memberdayakan masyarakat setempat sehingga dapat menunjang kehidupan masyarakatnya saat ini maupun di masa mendatang tanpa meninggalkan perhatian pada lingkungan. Kata Kunci :Pekalongan, Kampung batik, Sustainable human Settlemen

    SEMARANG CHEERLEADING CENTER

    Get PDF
    Cheerleading pada awalnya adalah pemandu sorak bagi olahraga football di Amerika. Seiring besarnya minat remaja putra & putri, cheerleading berkembang menjadi sebuah olahraga resmi di dunia yang merupakan gabungan antara skill flexibility, gymnastics, and weight lifting. Perpaduan ini menjadikan cheerleading bukan hanya olahraga sederhana, melainkan salah satu yang termasuk dalam kategori extreme sport atau olahraga ekstrem di dunia, karena memiliki resiko cidera yang sangat tinggi apabila tidak dilakukan sesuai dengan prosedur yang semestinya dan tempat yang semestinya. Di Indonesia sendiri olahraga ini mulai berkembang di kota-kota besar, Mulai dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan mulai merambah dan aktif di Kota Semarang pada tahun 2011. Di kota ini perkembangan jumlah cheerleaders bahkan sangat pesat, saat ini jumlah tim cheerleading di semarang mencapai 12 school-represented team atau tim sekolah serta beberapa tim gabungan atau yang disebut dengan istilah Allstar yang beranggotakan 20-40 orang per timnya. Selain itu, olahraga ini juga mulai populer dan digemari oleh banyak kalangan sebagai perpaduan antara seni kelenturan tubuh, kekuatan, dan keindahan gerakan, sehingga layak untuk dijadikan hiburan, bahkan diangkat menjadi kompetisi yang cukup bergengsi. Sayangnya, peningkatan jumlah cheerleaders dan meningkatnya minat masyarakat terhadap olahraga ini di Kota Semarang tidak diimbangi dengan adanya sarana-prasarana yang mendukung, baik untuk kegiatan latihan gabungan, coaching clinic dan kompetisi tingkat provinsi maupun nasional, kebanyakan masih lemah dibagian penataan ruangan, keamanan, kenyamanan, dan antisipasi cidera. Berdasarkan uraian diatas, maka muncul gagasan untuk menghadirkan sebuah wadah bagi para atlet cheerleading untuk dapat mengembangkan skillnya, yang terintegrasi juga untuk tempat kompetisi dengan skala nasional. Hal ini menjadi dasar bagi penyusun untuk merencanakan dan merancang suatu ide desain yang akan diwujudkan melalui Tugas Akhir dengan judul “Semarang Cheerleading Center” sebagai solusi atas aktualita dan urgensi yang ada. Diharapkan perencanaan dan perancangan wahana kompetisi dan latihan cheerleading ini dapat menjadi salah satu alternatif sebagai acuan desain sebuah sportcentre bagi olahraga cheerleading, serta menjadi prototype design dengan memperhatikan kebutuhan penggunanya

    RESIDENCE HALL UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

    Get PDF
    Pertumbuhan jumlah penduduk pada kota-kota besar yang secara berangsur meningkat, didasari dengan ketersediaan lahan yang terbatas menciptakan tuntutan kebutuhan aktivitas masyaraka ttinggi.Kebutuhan aktivitas masyarakat dalam segi ekonomi, sosial, pendidikan dan lainnya berdampak pada peningkatan kebutuhan penggunaan lahan.Pengembangan bangunan vertikal menjadi hal yang sering dijadikan solusi dalam memecahkan masalah kebutuhan penggunaan lahan di kota-kota besar di Indonesia. Universitas Multimedia Nusantara (UMN)didirikan di lahan seluas 8 hektar yang terletak di kawasan Scientia Garden, Summarecon Serpong, Tangerang, Banten. Kampus UMN tahap pertama ini terdiri dari gedung perkuliahan (5 lantai) dan gedung rektorat (8 lantai), luas total gedung adalah 17.000 m2.UMN merupakan kampus berbasis multimedia terdapat 4 fakultas dengan 7 Jurusan dengan jumlah mahasiswa untuk saat ini tercatat berjumlah sekitar 5500 mahasiswa. Namun pembangunan UMN masih dilaksanakan menurut Pimpinan Proyek Pembangunan Kampus Baru UMN pembangunan kampus terdiri dari lima menara, dan masing-masing menara terdiri dari 15 lantai. Kampus baru akan dilengkapi dengan Convention Center berkapasitas 5.000 orang. Ruangan kuliah dalam satu menara akan menggunakan sembilan lantai yang setara dengan 120 kelas, yang sanggup menampung 6.000 mahasiswa sekaligus. Dan diperkirakan dapat menampung kurang lebih 20.000 mahasiswa. Dengan adanya peningkatan jumlah penerimaan mahasiswa yang telah dipaparkan tersebut, tentu akan menimbulkan beragam permasalahan baru, diantaranya kemampuan untuk mewadahi dan memfasilitasi pelajar yang membutuhkan tempat tinggal atau hunian sementara . Hal tersebut dapat memungkikan membawa dampak buruk untuk lingkungan sekitar jika pembangunan penunjang hunian sementara seperti rumah kost, kontrakan atau asrama tidak sebanding dengan jumlah kebutuhan hunian sementara yang dibutuhkan . Fenomena yang terjadi ,pembangunan rumah kos atau kontrakan sudah semakin berkembang pesat diwilayah tangerang selatan, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan pelaksanaan yang baik. Akibatnya banyak bangunan yang telah berdiri sekarang ini berada dibawah standar kelayakan dan keteraturan yang seharusnya . Oleh karena hal tersebut perlunya pembangunan hunian yang dapat mencukupi tidak hanyak kebutuhan hunian mahasiswa namun juga dosen ataupun tamu universitas.konsep Apartemen Mahasiswa UMN ini juga harus dapat menerapkan sistem ramah lingkungan berwawasan lingkungan hijau sehingga dapat berkonstribusi untuk menghijaukan kawasan bertujuan untuk menciptakan iklim mikro yang sehat dan nyaman

    Perencanaan Sistem dan Perancangan Stasiun Kereta Gantung di Semarang

    Get PDF
    Semarang merupakan salah satu kota yang mempunyai warisan budaya yang masih tetap terpelihara hingga sekarang. Ada beberapa objek wisata di Semarang yang masih terjaga nilai budaya dan seninya. Misalnya saja Kota Lama/Kota Tua Semarang, Gereja Blenduk, Lawang Sewu, Masjid Agung Kauman, Tugu Muda, dan lain-lain. Tidak hanya dari segi budaya, letak topografi Semarang juga menyebabkan munculnya tempat- tempat wisata dan kawasan perdagangan baru seperti Gombel. Itu semua sedikit dari berbagai potensi yang dimiliki oleh kota Semarang. Selain mempunyai tempat wisata, Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang penuh dengan kegiatan ekonomi , industri, dan sosial. Seperti kota besar lainnya, kepadatan penduduk di Semarang juga tidak bisa dipungkiri akan terus meningkat, dan hal itu menjadi alasan mengapa pembangunan infrastruktur begitu penting. Banyak kota-kota besar sudah mulai memikirkan tentang moda transportasi yang ideal, namun tidak semuanya telah terealisasi . Hal tersebut salah satunya karena adanya beberapa persoalan mengenai dampak pembangunan moda tersebut. Skypia Line , hadir sebagai sebuah moda transportasi kereta gantung berkelanjutan yang selain dampak pembangunan minim , juga mampu menjadi sarana wisata untuk menikmati objek yang menarik di Kota Semarang yang memiliki topografi dari 0 - 348 mdpl ini.Memperkuat citra kota Semarang dengan nama Skypia (sky-lumpia), tiang penyangga yang didesain seperti filosofi nama asem arang, dan 7 stasiun pada distrik berbeda yang saling berkaitan. Stasiun final dimulai dari Tawang sebagai gerbang wisatawan dan berakhir di Gombel. Stasiun Skypia di Gombel,sebagai stasiun terakhir di Semarang didesain dengan konsep arsitektur hi-tech yang memiliki fungsi campur sebagai hotel, kafé, studio foto, dan kolam retail. Walaupun begitu, Stasiun Gombel juga tidak melupakan fungsi utamanya sebagai stasiun multimoda
    corecore