12 research outputs found

    EARNED VALUE MANAGEMENT SYSTEM DAN PENERAPANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI OLEH KONTRAKTOR KECIL DI BALI

    Get PDF
    Sebagai salah satu bagian dari manajemen, pengendalian dilakukan pada sisi biaya, mutu dan waktu. Pengendalian dilaksanakan dengan cara membandingkan antara pelaksanaan dengan rencana yang telah disusun sebelum proyek dimulai. Pengeluaran biaya dan  penggunaan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan harus diukur secara kontinyu penyimpangannya terhadap rencana yang telah dibuat. Penyimpangan yang signifikan mengindikasikan pengelolaan proyek yang buruk. Diperlukan suatu indikator yang dapat mengindikasikan penyimpangan yang mungkin terjadi terhadap biaya dan waktu secara terintegrasi Gambaran potensi penggunaan konsep EVMS pada pengelolaan proyek-proyek konstruksi di Bali didapatkan melalui survei terbatas terhadap 20 kontraktor kecil di Denpasar. Pada setiap responden dilakukan wawancara komprehensif mengenai praktek perencanaan dan pengendalian aspek biaya dan waktu. Hasil survei yang terbatas ini memberikan gambaran bahwa praktek penerapan konsep earned value pada penyelenggaraan proyek konstruksi perlu dikembangkan. Kapasitas dan kualifikasi kontraktor yang berbeda-beda dapat menjadi fokus selanjutnya. Intensitas  pengembangan dan penggunaan konsep earned value harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik besaran kontrak dan kompleksitas proyek yang ditanganinya

    ANALISA SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK RENOVASI CLUB BALI MIRAGE RESORT DI TANJUNG BENOA NUSA DUA BALI

    Get PDF
    Proyek konstruksi terdiri dari berbagai aktifitas yang didalamnya melibatkan banyak pihak. Hal tersebut menuntut adanya kondisi lingkungan kerja yang baik dan sehat untuk mewujudkan proyek konstruksi tersebut. Namun hal tersebut kadangkala sulit terwujud jika tidak adanya perhatian dan kesadaran dari para pihak yang terlibat. Data dari Jamsostek menunjukkan bahwa kasus kecelakaan kerja di Indonesia, walaupun fluktuatif ternyata pada periode 2011 mengalami pelonjakan hampir dua kali lipat dibandingkan data tahun 2010 yakni dari 47.919 kasus menjadi 86.000 kasus. Hal ini cerminan dari adanya kegagalan Sistem Pertahanan Keselamatan Kerja (SPKK). Pada proyek renovasi Club Bali Mirage Resort Nusa Dua penelitian difokuskan untuk mengetahui gambaran bagaimana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dilaksanakan, yang meliputi komitmen dan kebijakan perusahaan terhadap K3, perencanaan K3, pelaksanaan K3, pengukuran dan evaluasi mengenai K3, dan tinjauan ulang K3. Data dikumpulkan dengan cara kuesioner dan wawancara. Adapun sampel yang digunakan sebagai responden yaitu karyawan dan tenaga kerja, yang terdiri dari 19 orang karyawan dan 60 orang tenaga kerja. Data dianalisis menggunakan metode mode (terbanyak) atau skoring. Hasil penelitian SMK3 pada proyek renovasi Club Bali Mirage Resort Nusa Dua  memperlihatkan bahwa SMK3 yang ada dilokasi proyek telah sesuai dengan Standart Operating Procedure (SOP) perusahaan, namun dalam hal penyediaan petunjuk-petunjuk K3 masih kurang disediakan oleh personil K3 serta kurang diperhatikan keberadaannya oleh karyawan. Walaupun dinyatakan telah sesuai dengan SOP yang ada, rataan hitungan skor menunjukkan nilai 64.06, yang berarti bahwa SMK3 pada proyek renovasi Club Bali Mirage Resort berdasarkan tabel klasifikasi keberhasilan Sistem Manajemen K3 adalah masih kurang baik

    ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN PERHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PADA RUAS SIMPANG BENOA SQUARE-SIMPANG TUGU NGURAH RAI

    Get PDF
    Jalan By Pass Ngurah Rai di Kabupaten Badung, yang melayani arus penting dari berbagai arah merupakan salah satu jalan utama yang sering dilalui pengguna jalan. Persimpangan Tugu Ngurah Rai adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana empat ruas jalan bertemu, disini arus lalu lintas megalami konflik. Dengan menurunnya kecepatan kendaraan akibat persimpangan ini akan berdampak pada penumpukan volume kendaraan disepanjang jalan ini.  Hal tersebut yang mendasari penulis untuk menganalisis kinerja ruas jalan By Pass Ngurah Rai serta menghitung biaya operasional kendaraan, sehingga penulis mengetahui kinerja dari ruas jalan By Pass Ngurah Rai dan mengetahui besarnya biaya operasional kendaraan yang terjadi akibat adanya tundaan tersebut. Data-data yang diperlukan berupa data dan data sekunder. Analisis kinerja ruas jalan atau derajat kejenuhan (DS) dilakukan berdasarkan kapasitas ruas jalan (C) dan volume lalu lintas pada jam puncak (Q). Untuk perhitungan biaya operasional kendaraan (BOK) kendaraan ringan dan kendaraan berat menggunakan metode PCI (Pasific Consultan International). Sedangkan analisis BOK sepeda motor menggunakan metode DLLAJ Provinsi Bali-Konsultan PTS 1999. Penelitian ini menunjukan derajat kejenuhan ruas Jalan By Pass Ngurah Rai pada hari pertama adalah 0,974 dan termasuk kedalam tingkat pelayanan E yang menjelaskan keadaan mendekati arus tidak stabil, tidak dapat ditentukan hanya dari kecepatan saja, sering terjadi kemacetan. Sedangkan pada hari kedua didapat nilai DS sebesar 1,024 dan termasuk kedalam tingkat pelayanan F menjelaskan arus lalu lintas dipaksakan atau terjadi kemacetan, kecepatan rendah, volume dibawah kapasitas. Besarnya BOK pada arus mengalami tundaan pada penelitian ini diperoleh kendaraan ringan Vt1 = 46,823 km/jam adalah sebesar Rp.2353,7624/km, kendaraan berat bus Vt1 = 39,24 km/jam adalah sebesar Rp.16948,36/km, kendaraan berat truk Vt1 = 39,24 km/jam adalah sebesar Rp.4919,95/km, dan sepeda motor Vt1 = 50,171 km/jam adalah sebesar Rp.45,193/km

    ANALISA NILAI KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN SEMEN DAN TANAH LEMPUNG EX. TABANAN DENGAN BERBAGAI VARIASI KADAR AIR

    Get PDF
    Karakteristik tanah lempung secara umum mempunyai daya dukung terhadap beban sangat rendah, terutama pada musim hujan mudah mengembang (swelling), tetapi pada musim kemarau mudah retak – retak pada permukaannya, hal ini terlihat dilapangan sampai lebar retaknya antara 1 – 3 cm dengan kedalaman tertentu. Akibat kondisi tersebut diatas, diperlukan suatu cara agar tanah tersebut tetap stabil kondisinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai kuat tekan tanah lempung yang dicampur semen menggunakan variasi kadar air, dimana tanah yang dijadikan sampel adalah tanah lempung ex. Tabanan distabilisasi dengan semen. Metodologi yang dilaksanakan adalah dengan mencampurkan 98% tanah lempung + 2% semen pada variasi campuran air dengan metode UCS (Unconfined Compressive Strength). Sebelumnya dilaksanakan pengujian awal karakteristik tanah lempung tanpa campuran semen, kemudian dilakukan pencampuran 98% lempung ex. Tabanan + 2% semen dan diperam selama 3 hari dan 10 hari pada kondisi batas cair, kadar air optimum, batas plastis dan indeks plastis. Dari hasil  pengujian yang telah dilakukan pada campuran tanah lempung 98% + 2% semen dengan variasi campuran air dengan pemeraman 3 hari, kuat tekan bebas (qu) yang dihasilkan adalah 400 - 450 Kpa, lebih kecil dibandingkan dengan pemeraman 10 hari yang menghasilkan kuat tekan bebas (qu) Β± 2.015,17 Kpa pada kondisi kadar air optimum (w optimum). Demikian juga regangan (Ξ΅) pada umur pemeraman 3 hari sebesar 4,70 lebih kecil dibandingkan dengan pemeraman 10 hari sebesar 5,90. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanah lempung yang dicampur dengan semen akan memiliki porositas dan angka pori yang semakin kecil, sehingga tanah lempung menjadi semakin padat

    OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK MARK HOUSE SEBATU DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

    Get PDF
    Proyek Mark House Sebatu beralamat di Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Proyek pekerjaan struktur pada proyek Mark House Sebatu senilai Rp 5.468.320.000. Proyek ini direncanakan selama 210 hari kalender yang dimulai tanggal 1 Oktober 2019 dan direncanakan selesai tanggal 31 April 2020, akan tetapi realisasi dilapangan proyek Mark House Sebatu mencapai progres 100% pada september 2020, dengan begitu proyek mengalami kemunduran penyelesaian 5 bulan. Metode yang digunakan untuk melakukan analisa optimalisasi durasi dan biaya dalam rangka mengembalikan durasi normal dan durasi optimum penyelesaian proyek adalah metode Least Cost Analysis dengan langkah awal membuat WBS ( Work Breakdown Structure ) kemudian menyusun jaringan kerja menggunakan metode PDM (Presedence Diagram Method ) dengan batuan software Ms project 2016, sehingga menghasilkan lintasan kritis yang kemudian dilakukan crashing dan melakukan percepatan dengan penambahan jam kerja atau lembur. Kemudian menghitung biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost) lalu membandingkan data yang di hasilkan dalam bentuk grafik. Hasil dari analisa menggunakan metode Least Cost Analysis untuk dapat mengembalikan durasi normal proyek dapat dilakukan dengan melakukan kerja lembur 4 jam pada pekerjaan, RB2-Ring Beam, Suspended Slab roof 120mm thick (Roof dack SL +2.500), B6C-Beam, C1-Colum, Ground Slab floor 100mm thick (Service/Staff/Garage), C4-Colum, C10-Colum, C9-Colum, RB1-Ring Beam, RB1-Ring Beam, B5-Beam,RB3-Ring Beam. Biaya total percepatan sebesar Rp5.490.063.811 dari biaya normal Rp 5.468.320.000 terjadi penambahan Rp 21.743.811. Atau biaya naik sekitar 0,40 % dari biaya normal, Sedangakan durasi dan biaya optimal proyek dapat dilakukan dengan melakukan kerja lembur 4 jam pada pekerjaan, RB2- Ring Beam, Suspended Slab roof 120mm thick (Roof dack SL +2.500), B6C- Beam, Brick Wall Ground Floor

    ANALISA PERBANDINGAN PERENCANAAN STRUKTUR ANTARA PONDASI BORE PILE DENGAN PONDASI TIANG PANCANG

    Get PDF
    Pondasi merupakan bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang ditopang serta beratnya sendiri ke dalam tanah dan batuan yang terletak dibawahnya. Pemilihan pondasi sangat penting dalam struktur bangunan yaitu untuk dapat menahan beban dari bangunan itu sendiri dan beban hidup yang ada di dalam gedung itu serta beban gempa yang direncanakan agar tak mengalami keruntuhan struktur.  Adapun objek penelitiannya yaitu pekerjaan struktur pondasi Proyek Gedung Baru DPRD Provinsi Bali yang berlokasi di Jalan Kusuma Atmaja Renon dengan tinggi bangunan 9,75 meter yang dibangun pada tahun 2015. Hasil tes tanah lapangan dan di laboratorium didapat lapisan tanah keras terdapat pada kedalaman 7 meter, sehingga digunakan pondasi dalam yang menggunakan 2 alternatif yaitu pondasi bore pile dan pondasi tiang pancang. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan perbandingan perencanaan pondasi tiang pancang dan bore pile menggunakan bahan, beban dan dimensi yang sama pada proyek gedung DPRD Bali. Analisa yang dilakukan yaitu membandingkan perencanaan pondasi tiang pancang dengan pondasi bore pile, sehingga dari perencanaan didapat dimensi dan jumlah titik pancang dan titik bor. Perencanaan pondasi tiang  dihitung secara manual menggunakan beberapa metode sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Tahapan perhitungan dimulai dengan informasi perencanaan struktur, gaya-gaya yang bekerja pada pondasi,  penentuan dimensi tiang, perhitungan jumlah tiang pondasi, efisiensi kelompok tiang  kontrol terhadap beban vertikal yang bekerja, kontrol terhadap beban horizontal yang bekerja, penulangan tiang pancang, penentuan pondasi dan penulangan pile cap. Dari hasil analisa, jumlah pondasi tiang pancang lebih sedikit dibandingkan dengan analisa pondasi bore pile dengan pembebanan, mutu bahan dan karakteristik tanah sama. Dengan jumlah tiang pancang penampang persegi yaitu 4 tiang untuk satu pile cap sedang bore pile dengan penampang lingkaran didapat 6 tiang bor untuk satu pile cap

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN FASILITAS PARIWISATA (Studi Kasus : Kabupaten Badung dan Gianyar)

    Get PDF
    In the construction of tourism facility projects there are factors that can affect the delay in the implementation time. The impact of these factors is the delay of a project. Project delays arise when the contractor cannot complete the project according to the time stated in the contract. The purpose of this study is to determine the effect of each factor on the delay of a project at a tourism destination in Bali. Data collection was carried out by survey using a questionnaire which was distributed to 31 respondents. Respondents were taken based on the multi random sampling method where the first stage is the tourist area that will be used, the second is the project for each tourist area and finally the parties directly involved in working on a project in the field (proportion). The data analysis used is in the form of multiple linear regression tests to determine the factors that have a significant effect on the delay in the implementation time of tourism facilities in Bali using SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) software version 26. From this test, there are 5 factors that have a significant effect on tourism facility development projects in Bali, namely: Labor factor (X1) with an influence value of 3,950, Material factor (X2) with an influence value of 2,410, Equipment factor (X3) with an influence value of 2,582, Financial factor (X4) with an influence value of 2,478 , Factor method (X5) with an effect value of 2,175 , and the influence of all factors simultaneously with a value of 41,225.Pada pembangunan proyek fasilitas pariwisata ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterlambatan waktu pelaksanaannya. Dampak yang ditimbulkan dari faktor-faktor tersebut adalah keterlambatan suatu proyek. Keterlambatan proyek timbul ketika kontraktor tidak dapat menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang tercantum dalam kontrak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tiap faktor terhadap keterlambatan suatu proyek pada kawasan pariwisata di Bali. Pengumpulan data dilakukan dengan survey menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 31 responden. Responden diambil berdasarkan metode multi random sampling dimana stage pertama adalah kawasan wisata yang akan digunakan, kedua adalah proyek tiap kawasan wisata dan terakhir pihak yang terlibat langsung pada pengerjaan suatu proyek di lapangan ( kontraktor). Analisis data yang digunakan berupa uji regresi linier berganda  untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikan pada keterlambatan waktu pelaksanaan fasilitas pariwisata di Bali menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 26. Dari pengujian tersebut didapat 5 faktor yang berpengaruh signifikan terhadap proyek pembangunan fasilitas pariwisata di Bali yaitu: Faktor tenaga (X1) dengan nilai pengaruh sebesar 3,950, Faktor material (X2) dengan nilai pengaruh sebesar 2,410, Faktor alat (X3) dengan nilai pengaruh sebesar 2,582, Faktor keuangan (X4) dengan nilai pengaruh 2,478, Faktor metode (X5) dengan nilai pengaruh 2,175 , dan pengaruh semua faktor secara simultan dengan nilai 41,225

    PENGARUH PERCEPATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG TERHADAP BIAYA PELAKSANAAN

    Get PDF
    Suatu proyek dikatakan berhasil jika dapat diselesaikan sesuai biaya, mutu dan waktu yang telah ditetapkan. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan pengelolaan proyek yang baik sehingga segala hambatan yang timbul dalam pelaksanaan proyek segera dapat diantisipasi.  Pekerjaan pembangunan proyek gedung Lt. III SDN 7 Sesetan mengalami beberapa kendala yang menyebabkan terjadinya keterlambatan progress sebesar –4,65% pada minggu ke-15. Angka tersebut sudah mendekati -5% yang merupakan batas maksimum keterlambatan proyek yang tertera pada kontrak kerja. Melihat hal tersebut, perlu dilaksanakan pengelolaan proyek untuk mengantisipasi keterlambatan progress pekerjaan yang lebih besar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh crash program terhadap biaya total pelaksanaan, serta selisih biaya yang diakibatkannya Penelitian ini menggunakan metode crash program untuk mempercepat progress proyek. progress proyek dipercepat melalui paenamban jam kerja lembur pada kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis serta kegiatan-kegiatan yang memiliki slope yang terkecil agar biaya crash program tidak menambah biaya proyek secara signifikan.  Hasil analisa pada proyek kasus menunjukkan bahwa pelaksanaan crash program dapat berpengaruh terhadap biaya total penyelesaian proyek. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan biaya total proyek sebesar Rp.22.347.485,32, dari total biaya Rp.2.370.528.391,01 menjadi Rp. 2.392.875.876,33. Hasil ini juga memperlihatkan bahwa kontraktor harus mengeluarkan tambahan biaya proyek sebesar Rp.22.347.485,32. Sedangkan apabila tidak melaksanakan crash program, maka proyek akan mengalami peningkatan biaya sebesar Rp. 25.889.690,86, dari biaya total Rp.2.370.528.391,01 menjadi Rp.2.396.418.081,87. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan crash program pada proyek kasus membutuhkan biaya lebih sedikit dari pada tidak melaksanakan crash program. Hal ini juga menunjukkan bahwa crash program dapat dilaksanakan untuk menghindari kerugian biaya yang lebih besar dan menghindari track record yang kurang baik bagi kontraktor akibat penyelesaian proyek yang  terlambat

    ANALISIS BIAYA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI Studi Kasus: Proyek Pembangunan Ruang Perpustakaan, Laboratorium Komputer, Ruang UKS, Rumah Dinas Kepala Sekolah, dan Penataan Halaman SD Negeri 5 Carangsari

    Get PDF
    The Library Room Development Project, Computer Laboratory, UKS Room, Headmaster's Office House, and Structuring of State Elementary School Page 5 Carangsari experienced delays in disbursement of the termin money from the time of its submission so that the contractor experienced a negative cash flow in a certain period in his efforts to complete the progress of his project. Therefore, it takes a method so that the contractor can estimate the cost of implementation by maximizing the completion of project progress using the ACWP (Actual Cost of Work Performed), BCWP (Budgeted Cost of Work Performed), and BCWS (Budgeted Cost of Work Shcedule) methods. The results of the analysis showed that the cost of ACWP was less with a profit of Rp. 320,927,690.00, bcwp and BCWS costs obtained the same result between expenditure and income (balanced). Overall at a cost of Rp. 1,057,744,110.00 contractors have been able to complete the project of Building Library Room, Computer Laboratory, UKS Room, Principal's Office House, and Structuring of State Elementary School Page 5 Carangsari with a contract value of Rp. 1,378,671,800.00.Proyek Pembangunan Ruang Perpustakaan, Laboratorium Komputer, Ruang UKS, Rumah Dinas Kepala Sekolah, dan Penataan Halaman SD Negeri 5 Carangsari mengalami keterlambatan dalam pencairan uang termin dari waktu pengajuannya sehingga kontraktor mengalami aliran dana (cash flow) negatif dalam suatu periode tertentu dalam usahanya penyelesaikan progress proyeknya. Oleh karena itu, dibutuhkan metode agar kontraktor dapat mengestimasi biaya pelaksanaan dengan memaksimalkan penyelesaian progress proyek menggunakan metode ACWP (Actual Cost of Work Performed ), BCWP (Budgeted Cost of Work Performed), dan BCWS (Budgeted Cost of Work Shcedule). Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya ACWP lebih sedikit dengan keuntungan sebesar Rp. 320.927.690,00, biaya BCWP dan BCWS didapat hasil yang sama antara pengeluaran dengan pendapatan (seimbang). Secara keseluruhan dengan biaya sebesar Rp. 1.057.744.110,00 kontraktor sudah mampu menyelesaikan proyek Pembangunan Ruang Perpustakaan, Laboratorium Komputer, Ruang UKS, Rumah Dinas Kepala Sekolah, dan Penataan Halaman SD Negeri 5 Carangsari dengan nilai kontrak sebesar Rp. 1.378.671.800,00

    ANALISA KINERJA BIAYA DAN WAKTU MENGGUNAKAN METODE KONSEP NILAI HASIL (EARNED VALUE CONCEPT) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Ruang Kelas Baru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), Amlapura , Kabupaten Karangasem)

    Get PDF
                    Tuntutan untuk dapat menyelesaikan proyek yang efektif dan efisien berdasarkan waktu, mutu dan biaya yang telah direncanakan memerlukan suatu pelaksanaan manajemen proyek yang baik. Proses pengendalian proyek memegang peranan yang sangat penting untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan proyek. Pembangunan ruang kelas baru Madrasah Tsanawiyah Negeri Karangasem dipilih sebagai studi karena diawal pelaksanan proyek sudah nampak terjadi penyimpangan-penyimpangan dari sisi waktu. Teramati minggu ke-2,3 dan 4 terjadi keterlambatan dan terjadinya permasalahan menyangkut upah borongan pekerjaan. Penelitian  dilakukan dalam rangka mengkaji kinerja biaya dan waktu serta untuk mengetahui perkiraan keuntungan atau kerugian proyek pada akhir penyelesaian proyek. Earned Value Concept merupakan metode yang digunakan pada studi kasus ini. Data yang digunakan RAB, time schedulle, laporan kemajuan pekerjaan dan laporan keuangan proyek. Dari hasil analisis, kinerja biaya dari proyek yang diteliti sangat baik. Hal ini terlihat dari indikator CPI yaitu 1,057 (CPI > 1) pada akhir penyelesaian proyek yang memiliki makna biaya aktual yang dikeluarkan lebih kecil dari nilai pekerjaan yang didapat. Kinerja waktu dari proyek sangat baik. Indikator yang menyatakannya yaitu didapatkannya nilai SPI yaitu 1,000 (SPI = 1 ) yang memiliki makna kinerja proyek sama dengan jadwal rencana. Baiknya kinerja biaya dan waktu dari pelaksanaan proyek mengakibatkan kontraktor mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 144,685,050.00
    corecore