1 research outputs found

    KAJIAN TINGKAT LAHAN KRITIS DI SUB DAS CIWIDEY – KABUPATEN BANDUNG

    Get PDF
    Dalam kebijaksanaan sistem perwilayaan (RTRW Kabupaten Bandung 2001 - 2010) Sub Das Ciwidey sebagian besar masuk dalam Wilayah Pembangunan (WP)Bandung, tepatnya di Sub Wilayah Pembangunan (SWP) Soreang meliputi Kecamatan Soreang, Pasirjambu, Ciwidey, Banjaran, Pameungpeuk, Pangalengan, Arjasari, Cimaung, dan Katapang. WP Bandung Selatan tersebut secara fungsional ditetapkan sebagai wilayah pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, pariwisata, dan kawasan lindung. Salah satu fungsi utama dari daerah aliran sungai (DAS) adalah sebagai pemasok air dengan kuantitas dan kualitas yang baik terutama di daerah hilir. Alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas tata air pada daerah aliran sungai (DAS) yang akan lebih dirasakan oleh masyarakat di daerah hilir. Persepsi umum yang berkembang pada saat ini, konversi hutan menjadi lahan pertanian mengakibatkan penurunan fungsi hutan dalam mengatur tata air, sehingga terjadinya banjir, longsor dan erosi pada DAS tersebut. Lahan kritis pada suatu kawasan daerah aliran sungai (DAS) merupakan hal penting yang harus diperhatikan antara lain dengan mengetahui tingkat lahan kritis. Penentuan tingkat lahan kritis dilakukan dengan mempertimbangkan aspek biofisik berupa tingkat bahaya erosi, tingkat gerakan tanah, dan aspek sosial kependudukan dan ekonomi berupa tingkat tekanan penduduk. Selain itu, perkembangan sistem informasi geografis (GIS) sebagai alat bantu pengambilan keputusan telah berkembang dengan pesat. Sistem informasi geografis ini sangat berperan untuk menganalisis data. Selain analisis overlay dalam sistem informasi geografis, penggunaan metode pembobotan sangat penting untuk menentukan tingkat lahan kritis berdasarkan kedua aspek tersebut. Hal ini disebabkan tidak adanya kepastian dari para pengambilan keputusan, sehingga perlu diberikan suatu cara agar hasil analisis dapat dicapai hasil yang lebih baik. Teknik pembobotan yang digunakan dalam studi ini adalah metode proses hierarki analitik (Analitycal Hierarchy Process/AHP). Pada beberapa daerah di wilayah Sub DAS Ciwidey terdapat lahan sangat kritis, kritis, agak kritis, potensial kritis dan tidak kritis, sehingga perlu merumuskan arahan penanganan lahan kritis, hal ini dilakukan agar menjadi panduan untuk penanganan lahan kritis di wilayah Sub DAS Ciwidey. Arahan penanganan lahan tersebut diantaranya dapat dilakukan dengan cara penanganan lahan secara rehabilitas hutan dan lahan, penanganan dengan teknik konservasi secara vegetatif, penanganan teknik konservasi sipil mekanis, penanganan teknik konservasi secara agronomis
    corecore