135 research outputs found
KAJIAN PENAMBAHAN SUKROSA DAN PEKTIN TERHADAP KARAKTERISTIK MARMALADE JERUK SUNKIST (Citrus sinensis (L.) Osbeck)
Abstrak : Kajian penambahan sukrosa dan pektin terhadap karakteristik marmalade jeruk sunkist. Manfaat yang diharapkan adalah memberikan nilai tambah dari jeruk sunkist dengan dibuat marmalade. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor yaitu konsentrasi sukrosa dan konsentrasi pektin yang terdiri dari 9 kombinasi dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Prosedur penelitian meliputi pencucian, trimming, pemerasan, pencampuran, pemasakan, dan pengemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi sukrosa berpengaruh terhadap kadar air, kadar gula total, kadar asam, kadar pektin, rasa, dan daya oles. Variasi konsentrasi pektin berpengaruh terhadap kadar air, kadar gula total, kadar pektin dan warna. Sedangkan interaksi antara konsentrasi sukrosa dan konsentrasi pektin berpengaruh terhadap kadar air, warna, rasa, dan daya oles pada marmalade jeruk sunkist. Dari uji organoleptik secara keseluruhan didapat sampel konsentrasi sukrosa 35% dan konsentrasi pektin 1% paling disukai panelis.
Kata kunci : jeruk sunkist, marmalade, sukrosa, pelti
PENGARUH KONSENTRASI PENSTABIL DAN SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SARI BONGGOL NANAS (Ananas comosus l. merr) INSTAN DENGAN METODE KOKRISTALISASI
Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang sudah lama dikenal luas
oleh masyarakat. Nanas bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tanaman ini
berasal dari benua Amerika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari
pengaruh konsentrasi penstabil CMC dan sukrosa terhadap karakteristik sari
bonggol nanas (Ananas comosus l. merr) instan dengan metode kokristalisasi.
Manfaat dari penelitian ini adalah menambah wawasan untuk penelitian,
menambah serta mengembangkan IPTEK mengenai sari bonggol nanas sebagai
olahan pangan, dan untuk mengangkat bahan baku lokal yang belum di
manfaatkan sehingga memiliki nilai tambah serta meningkatkan nilai guna dan
nilai ekonomis dari sari bonggol nanas.
Metode rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian
pembuatan kokristalisasi sari bonggol nanas adalah rancangan percobaan faktorial
3 x 3 dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK), dilakukan 3 (tiga) kali ulangan,
sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Variabel percobaan terdiri dari
konsentrasi penstabil CMC (p) dan sukrosa (s). Respon pada penelitian ini adalah
respon kimia, yaitu kadar gula reduksi, kadar serat kasar, kadar vitamin c, kadar
air. Respon fisik yaitu waktu larut. Respon organoleptik meliputi aroma, warna
dan rasa.
Hasil penelitian didapat pengujian kadar vitamin C sari bonggol nanas
pada pendahuluan didapat sebesar 55,73 mg/100 gram, kadar reduksi sari bonggol
nanas sebesar 18,92 %, dan kadar serat kasar pada sari bonggol nanas didapat
sebesar 0,953%. Hasil pengujian penelitian utama bahwa konsentrasi penstabil
CMC dan sukrosa berpengaruh terhadap kadar air, waktu larut, respon
organoleptik yaitu warna dan aroma. Interaksi antara konsentrasi penstabil dan
sukrosa berpengaruh kadar air, waktu larut respon organoleptik warna, dan roma.
Kata Kunci : kokristalisasi, sari bonggol nanas, penstabil cmc dan sukrosa
PENGARUH FORMULASI BAHAN EDIBLE DAN KONSENTRASI ESSENTIAL OIL CITRUS TERHADAP KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBASIS NATA
Selain dikenal sebagai bahan makanan, nata de coco juga merupakan suatu
biopolimer yang dapat dimanfaatkan sebagai material yang ramah lingkungan
karena sifatnya yang mudah dibiodegradasi. Untuk membuat material yang dapat
dikonsumsi dan aman serta ramah lingkungan, edible film merupakan alternatif
bahan pengemas dalam industri makanan. Tujuan penelitian ini yaitu sebagai
diversifikasi kemasan primer dari bahan nata de coco yang memiliki sifat
biodegradable sehingga aman untuk dikonsumsi/dimakan serta untuk
mendapatkan formulasi bahan edible film dan konsentrasi lemon oil terbaik
sehingga menghasilkan karakteristik edible film yang baik.
Penelitian ini terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan jenis essential oil citrus yang
akan digunakan dari essential oil jeruk nipis, jeruk lemon, dan jeruk manis.
penelitian utama bertujuan untuk menentukan formulasi bahan edible film dan
konsentrasi essential oil citrus yang telah terpilih dengan penambahan variasi
konsentrasi yang berbeda beda (40% ; 50% ; 60%). Respon penelitian utama
mencakup respon fisik yang terdiri dari kuat tarik, pemanjangan, Water Solubility
(kelarutan air), dan Water vapour permeability (WVP). respon mikrobiologi
dengan uji antimikroba, dan respon kimia dengan uji kadar air.
Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis essential oil dengan
menggunakan uji antimikroba metode cakram maka essential oil yang terpilih
adalah lemon oil. Formulasi bahan edible film berpengaruh terhadap kuat tarik,
pemanjangan elongasi, kadar air dan antimikroba edible film namun tidak
berpengaruh terhadap water solubility dan water vapour transmission rate
(WVTR) edible film. Konsentrasi lemon oil berpengaruh terhadap kadar air dan
antimikroba edible film namun tidak berpengaruh terhadap water solubility dan
water vapour transmission rate (WVTR) edible film. Interaksi formulasi bahan
edible film dan konsentrasi lemon oil berpengaruh terhadap kadar air edible film
namun tidak berpengaruh terhadap water solubility, water vapour transmission
rate (WVTR), dan antimikroba edible film.
Kata kunci : Formulasi, konsentrasi, edible fil
KAJIAN PERBANDINGAN BUBUR KULIT PISANG (Musa acuminata Colla) DENGAN TALAS (Colocasia esculenta L) DAN BAHAN PENSTABIL TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET CAMPURAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perbandingan bubur kulit
pisang dengan talas dan konsentrasi bahan penstabil yang tepat sehingga dihasilkan
sorbet campuran dengan karakteristik yang diinginkan.
Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari penelitian pendahuluan yang
meliputi analisis bahan baku dan pemilihan perbandingan bubur kulit pisang dengan
air. Penelitian utama meliputi pemilihan perbandingan bubur kulit pisang dengan talas
dan konsentrasi bahan penstabil. Rancangan percobaan yang digunakan pada
penelitian ini adalah pola faktorial (3x3) dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan 3 kali ulangan. Rancangan perlakuan yang akan dilakukan pada penelitian ini
terdiri dari dua faktor yaitu faktor perbandingan bubur kulit pisang dengan talas (b)
yang terdiri dari 3 taraf yaitu b1 (1:1), b2 (1:2) dan b3 (2:1) dan faktor konsentrasi
bahan penstabil (p) yang terdiri dari 3 taraf yaitu p1 ( CMC 0,7%), p2 ( gum arab 0,3
%), dan p3 (maizena 1%). Variabel respon organoleptik meliputi warna, aroma, rasa
dan tekstur. Analisis kimia yang dilakukan adalah kadar vitamin C, kadar serat, kadar
pati dan kadar kalsium serta analisis fisik yang dilakukan adalah terhadap overrun
dan kecepatan leleh sorbet campuran.
Perbandingan bubur kulit pisang dan talas (b) memberikan pengaruh nyata
terhadap kadar vitamin C, kadar serat, kadar pati, kadar kalsium, overrun, kecepatan
leleh, aroma dan tekstur. Konsentrasi bahan penstabil (p) memberikan pengaruh
nyata terhadap kadar serat, kadar kalsium, overrun, kecepatan leleh, warna dan
tekstur. Interaksi antara perbandingan bubur kulit pisang dengan talas (b) dan
konsentrasi bahan penstabil (p) memberikan pengaruh nyata terhadap kadar kalsium,
overrun, kecepatan leleh dan tekstur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk sorbet yang terpilih adalah
perlakuan p2b3 (Konsentrasi bahan penstabil gum arab 0,3% dan perbandingan bubur
kulit pisang dengan talas 2:1) yang dilakukan berdasarkan respon panelis pada uji
organoleptik, dengan kadar vitamin C 13,53 mg/100g, kadar serat 10,00 %, kadar pati
10,87% , kadar kalsium 9,95 mg/100g dan mempunyai nilai overrun 48,78 % serta
kecepatan leleh selama 7,33 menit.
Kata kunci : kulit pisang, talas, penstabil, sorbet campura
PENGARUH PERBANDINGAN SARI BLACK MULBERRY (Morus nigra L) DENGAN SARI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L var Ayamurasaki) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MIX JUICE “BERRYBU”
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh perbandingan
sari black mulberry dan sari ubi ungu terhadap sifat organoleptik dan aktivitas
antioksidan mix juice “berrybu”.
Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari penelitian pendahuluan dan
penelitian utama. Penelitian pendahuluan meliputi analisis kadar gula total dan
aktivitas antioksidan pada bahan baku, sedangkan penelitian utama terdiri dari: (1)
Rancangan perlakuan, (2) Rancangan percobaan, (3) Rancangan analisisis, dan (4)
Rancangan respon. Rancangan percobaan yang dilakukan adalah rancangan acak
kelompok (RAK) dengan 1 faktor 5 taraf yaitu perbandingan sari black mulberry
dan sari ubi jalar ungu (A) yang terdiri dari: a1 (1 : 1), a2 (2 : 1), a3 (3 : 1), a4 (4 :
1), dan a5 (5 : 1). Rancangan respon pada penelitian meliputi respon kimia dan
respon organoleptik. Respon kimia terdiri dari uji aktivitas antioksidan (metode
DPPH) dan respon organoleptik terdiri dari warna,rasa,aroma serta viskositas
yang dilakukan dengan uji hedonik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara
perbandingan sari black mulberry dan sari ubi ungu terhadap aktivitas
antioksidan dan respon organoleptik mix juice “berrybu”.
Kata Kunci : Black Mulberry, Ubi Jalar Ungu, Antioksidan, Mix Ju
OPTIMALISASI FORMULASI TORTILLA WRAP BERBASIS TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L) MENGGUNAKAN APLIKASI DESIGN EXPERT METODE MIXTURE D-OPTIMAL
Tortila berasal dari kata ”torta” yang berarti cakes. Bangsa Meksiko
menyebut tortila pada setiap cakes yang berbahan dasar jagung dan tepung (terigu,
gandum atau sorgum) yang berbentuk rata (flat). Karena terbuat dari jagung,
kandungan proteinnya pun rendah, hanya sekitar 7%. Tortilla Wrap merupakan
salah satu makanan setengah jadi yang perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut
agar dihasilkan suatu produk yang terbuat dari tepung, seperti tepung terigu, dan
tepung lainnya, yang kemudian setelah menjadi adonan dibentuk menjadi rata
(flat) dan dipanggang. Pada penelitian ini tortilla wrap yang dihasilkan terbuat
dari tepung kacang hijau varietas Vima-1 yang memiliki kandungan protein
tinggi, sehingga dihasilkan produk tortilla wrap yang berprotein tinggi. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi yang optimal pada
pembuatan produk tortilla wrap berbasis tepung kacang hijau menggunakan
program Design Expert 10.0 metode Mixture D-Optimal.
Penelitian yang dilakukan meliputi dua tahap yaitu penelitian pendahuluan
dengan membuat tepung kacang hijau, pengujian kadar protein bahan baku kacang
hijau varietas Vima-1, serta melakukan trial and error yang dapat djadikan acuan
unuk menentukan batas atas dan batas bawah. Kemudian tahap selanjutnya yaitu
penelitian utama yang bertujuan untuk memperoleh formulasi optimal tortilla
wrap berbasis tepung kacang hijau menggunakan program Design Expert 10.0
metode Mixture D-Optimal.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat tortilla wrap berbasis tepung
kacang hijau adalah tepung kacang hijau, tepung tapioka, margarin, garam, dan
air. Dihasilkan 11 formulasi yang ditawarkan yang kemudian didapatkan prediksi
formulasi optimal yaitu tepung kacang hijau 40,983%, tepung tapioka 21,321%,
margarin 5,696%, garam 1%, dan air 31%. Formulasi tersebut diprediksikan
menghasilkan kadar karbohidrat (pati) 37,509%, kadar protein 12,585%, kadar air
47,458%, warna 4,610, aroma 4,135, tekstur (kemudahan dilipat) 5,481, dan rasa
4,749, dengan nilai desirability (ketepatan) 0,405.
Kata kunci: Tortilla Wrap, Tepung Kacang Hijau, Optimasi Formulasi, Design
Exper
PENGARUH PERBANDINGAN NANGKA MUDA DENGAN PEPAYA MUDA TERHADAP KARAKTERSTIK ABON JANTUNG PISANG (Musa Paradisiaca)
Abon jantung pisang dengan penambahan nangka muda dan pepaya muda
dapat dijadikan alternatif dari abon berbahan baku daging. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menghasilkan abon jantung pisang dengan tambahan nangka muda
dan pepaya muda dan menentukan pengaruh perbandingan nangka muda dan
pepaya muda . Abon jantung pisang yang telah dihasilkan akan dianalisis
bedasarkan respon kimia dan respon organoleptik. Respon kimia meliputi kadar
protein, kadar serat, kadar air dan kadar lemak. Sedangkan, respon organoleptik
meliputi tekstur, warna, aroma dan rasa. Berdasarrkan penelitian ini, abon jantung
terbaik berdasarkan respon kimia dimiliki oleh f3 dengan rasio nangka muda dan
pepaya muda adalah 1:2. Sedangkan, untuk respon organoleptik abon jantung
terbaik dimiliki oleh f1 dengan rasio nangka muda dan pepaya muda adalah 1:1.
Adanya penambahan nangka muda dan pepaya muda sebagai substitusi pada abon
jantung pisang dapat berpengaruh terhadap respon kimia dan respon organoleptik.
Kata kunci : Abon jantung pisang, nangka muda, pepaya muda
KAJIAN KONSENTRASI FIRMING AGENT DAN METODE PEMBUATAN TERHADAP KARAKTERISTIK FRENCH FRIES TARO (Colocasia esculenta)
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi firming agent NaHCO
3
dan
metode pembuatan yang tepat terhadap karakteristik French fries taro.
Rancangan digunakan pada penelitian ini untuk menganalisis data hasil percobaan adalah
metode regresi linier sederhana dengan variabel tidak bebas (x) yaitu konsentrasi firming agent
NaHCO
3
terdiri dari 0.5%, 1%, dan 1.5% dan metode pemasakan yaitu penggorengan pada suhu
170
0
C dan pengeringan pada suhu 70
0
C. Variabel bebas (y) terdiri atas kadar air, dan kadar gula
total.
Hasil penelitian pendahuluan dengan respon organoleptik menggunakan uji menskor
diperoleh jenis firming agent terpilih adalah NaHCO
3
1% dengan atribut warna putih keabuan,
tekstur mouthfeel, dan rasa taro.
Hasil penelitian utama french fries taro yang telah dilakukan pada metode penggorengan
pada suhu 170
0
C, metode pengeringan pada suhu 70
0
C dan perendaman firming agent dengan
konsentrasi 0.5%, 1%, dan 1.5% memperlihatkan adanya korelasi metode pembuatan dan
konsentrasi firming agent NaHCO
3
terhadap penurunan kadar air dan kadar gula total yang
ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (r) dari regresi linier pada kombinasi setiap perlakuan.
Nilai koefisien korelasi (r) kombinasi metode pembuatan yang bervariasi dengan konsentrasi
firming agent NaHCO
3
terhadap kadar air untuk semua perlakuan diperoleh nilai r = 1; dan nilai
koefisien korelasi (r) kombinasi konsentrasi firming agent NaHCO
3
yang bervariasi dengan
metode pembuatan terhadap kadar air adalah -0.2116. Sedangkan pengaruh interaksi konsentrasi
firming agent NaHCO
3
dan metode pembuatan terhadap kadar air french fries taro memberikan
nilai p-value 1 dengan nilai signifikan f-nya adalah 0.2008, yang menunjukkan interaksi tidak
signifikan dengan nilai adjusted R Square adalah 0.65 = 65% artinya kecocokan model dikatakan
kurang baik. Nilai koefisien korelasi (r) kombinasi metode pembuatan yang bervariasi dengan
konsentrasi firming agent NaHCO
3
terhadap gula total adalah 1; dan nilai koefisien korelasi (r)
kombinasi konsentrasi firming agent NaHCO
3
yang bervariasi dengan metode pembuatan terhadap
kadar gula total adalah 0.9965. Sedangkan pengaruh interaksi konsentrasi firming agent NaHCO
3
dan metode pembuatan terhadap kadar gula total french fries taro memberikan nilai p-value
0.6621 dengan niai signifikan f-nya adalah 0.1959 yang menunjukkan interaksi tidak signifikan
dengan nilai adjusted R Square adalah 0.66 = 66% artinya kecocokan model dikatakan kurang
baik.
Hasil uji menskor french fries taro sampel terbaik adalah sampel a2b1 yaitu perendaman
firming agent NaHCO
3
1% dengan metode penggorengan pada suhu 170
0
C yang memiliki kadar
air sebesar 18.50%, dan kadar gula total sebesar 30.69% dan nilai kekerasannya yang diperoleh
dengan pengukuran denga menggunakan alat tekstur analyzer sebesar 4979.99 g force.
Kata kunci: French fries taro, Konsentrasi firming agent NaHCO
3
dan Metode Pembuata
KAJIAN PEMBUATAN TEH HERBAL DAUN SIRIH (Piper betle L) DENGAN METODE PENGOLAHAN DAN SUHU PENGERINGAN YANG BERBEDA
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pengolahan dan
suhu pengeringan yang tepat terhadap karakteristik seduhan teh herbal daun sirih.
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah pola
faktorial (2x3) dalam Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 3 kali ulangan.
Rancangan perlakuan yang akan dilakukan pada penelitian ini terdiri dari dua
faktor yaitu faktor (M) metode pengolahan yang terdiri dari 2 taraf yaitu m1
(pelayuan), dan m2
(blansing) dan faktor (S) suhu pengeringan yang terdiri dari 3
taraf yaitu s1
(suhu 40 °C), s2
(konsentrasi 50 °C), dan s3
(60 °C). Respon
organoleptik meliputi warna, aroma dan rasa. Analisis kimia yang dilakukan adalah
kadar atsiri dengan menggunakan metode penyulingan, kadar air dengan
menggunakan metode gravimetri, dan kadar abu dengan menggunakan metode
kering.
Hasil penelitian menunjukan metode pengolahan tidak berpengaruh
terhadap warna, aroma, rasa, kadar atsiri, kadar air dan kadar abu. Suhu
pengeringan berpengaruh kadar air. Interaksi antara metode pengolahan dan suhu
pengeringan tidak berpengaruh terhadap keseluruhan atribut pengujian.
Kata kunci: Metode pengolahan, Suhu pengeringan, Teh herbal, Daun sirih
PENGARUH SUHU PEMANGGANGAN DAN PERBANDINGAN TEPUNG CAMPOLAY (Pouteria campechiana) DENGAN TEPUNG TERIGU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk cookies
dengan suhu pemanggangan dan perbandingan tepung campolay dengan tepung
terigu terhadap karakteristik cookies yang terbaik.
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah pola
faktorial (3x3) dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kali ulangan.
Rancangan perlakuan yang akan dilakukan pada penelitian ini terdiri dari dua
faktor yaitu faktor suhu pemanggangan (M) yang terdiri dari 3 taraf m1 (120˚C),
m2 (125˚C) dan m3 (130˚C) dan faktor perbandingan tepung terigu dengan tepung
campolay n1 ( 1:3), n2 (2:1) dan n3(3:1). Sehingga diperoleh 27 satuan percobaan
ulangan. Variabel respon organoleptik melipuli warna, aroma dan rasa. Analisis
kimia yang dilakukan adalah kadar protein, kadar lemak dan kadar air. Analisis
fisik yang dilakukan adalah terhadap tekstur kekerasan dengan menggunakan alat
penetrometer.
Berdasarkan hasil pendahuluan yang didapatkan dari analisis kadar air
tepung campolay diperoleh hasil 13%. Hasil perhitugan randemen diperoleh hasil
22,14%. Hasil analisis kadar protein diperoleh hasil 8,75%. Sedangkan hasil
analisis kadar gula total diperoleh hasil 29,232%. Berdasarkan hasil penelitian
utama suhu pemanggangan dan perbandingan tepung campolay dengan tepung
terigu terhadap karakteristik cookies untuk pengujian hedonik terhadap respon
warna, aroma dan rasa didapatkan hasil berbeda nyata terhadap cookies. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa produk cookies terpilih adalah perlakuan m2n3
(suhu pemanggangan 125˚C dan perbandingan tepung terigu dengan tepung
campolay 3:1) yang dilakukan berdasarkan respon panelis pada uji organoleptik
dengan kadar protein 9,35%, kadar lemak 7,52%, kadar air 4,06% dan mempunyai
nilai uji kekerasan 1,24 mm/10 detik/gram.
Kata kunci : Tepung Campolay, Tepung Terigu, Cookie
- …