2 research outputs found
HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN CPI (COMMUNITY PERIODONTAL INDEX) PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 USIA 45-60 TAHUN
ABSTRAK
Latar Belakang: Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis menahun dengan prevalensi yang semakin meningkat dan menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi di rongga mulut pasien DM adalah periodontitis yaitu kehilangan perlekatan jaringan yang dapat diukur dengan CPI.
Tujuan Penelitian: Diketahuinya hubungan antara kadar gula darah puasa dengan CPI pada penderita diabetes mellitus tipe 2 usia 45-60 tahun di Puskesmas Seyegan.
Metode penelitian: Penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan metode cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan November-Desember 2018. Populasi penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus yang berkunjung di Klinik Umum Puskesmas Seyegan dengan jumlah sampel 60 responden. Sampel yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti melalui rekam medis pasien untuk melihat kadar gula darah puasa dan data primer yaitu data yang diperoleh dari pemeriksaan CPI. Analisis data menggunakan uji Korelasi Pearson.
Hasil penelitian: Penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden mempunyai kadar gula darah puasa tidak terkendali yaitu 60% dan CPI skor 2 (55%). Hasil antara kadar gula darah puasa dengan CPI sebagian besar tidak terkendali dengan skor CPI 3 (40%). Uji korelasi menunjukkan bahwa signifikan value (p) besarnya 0.000 dengan korelasi koefisien 0,519 dengan makna korelasi sedang.
Kesimpulan: Ada hubungan antara kadar gula darah puasa dengan CPI pada penderita diabetes mellitus tipe 2 usia 45-60 tahun di Puskesmas Seyegan.
.
Kata kunci : Gula darah puasa, CPI, diabetes mellitu
KEMAMPUAN PENALARAN DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS X MA DARUL HIKMAH TAWANGSARI TULUNGAGUNG
ABSTRAK
Skripsi dengan judul “Kemampuan Penalaran dalam Pemecahan Masalah
Matematika Pada Materi Fungsi Komposisi Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa Kelas
X MA Darul Hikmah Tawangsari Tulungagung” ini ditulis oleh Imroatin Khasanah,
mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) jurusan Tadris Matematika
(TMT), NIM. 17204153210, sebagai tugas akhir program sarjana strata satu (S1),
pembimbing Musrikah, M.Pd.
Kata Kunci: Kemampuan Penalaran, Pemecahan Masalah, Gaya Kognitif
Kemahiran siswa dalam memecahkan masalah matematis dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam memahami matematika. Kemampuan bernalar berperan
penting dalam memahami matematika. Bernalar secara matematis merupakan suatu
kebiasaan berpikir, dan layaknya suatu kebiasaan, maka penalaran semestinya
menjadi bagian yang konsisten dalam setiap pengalaman-pengalaman matematis
siswa. Kemampuan penalaran siswa dapat dikembangkan melalui latihan berpikir,
merumuskan dan memecahkan masalah, serta menarik kesimpulan logis (masuk
akal) dari permasalahan yang ada dalam soal.
Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) untuk mendeskripsikan kemampuan
penalaran siswa dalam memecahkan masalah matematika pada materi fungsi
komposisi ditinjau dari gaya kognitif reflektif, 2) untuk mendeskripsikan
kemampuan penalaran siswa dalam memecahkan masalah matematika pada materi
fungsi komposisi ditinjau dari gaya kognitif impulsif.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Pengambilan subjek dalam penelitian yaitu dengan melaksanakan tes
Gaya Kognitif MFFT (Matching Familiar Figure Test), tes gaya kognitif bertujuan
untuk mencari subjek yang bergaya kognitif reflektif dan impulsif, sehingga subjek
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 siswa bergaya kognitif reflektif dan 3
siswa bergaya kognitif impulsif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
tes, wawancara dan dokumentasi. Analisis data penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu
1) mereduksi data, 2) penyajian data, 3) penarikan kesimpulan.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa : 1) subjek dengan gaya kognitif
reflektif mampu menunjukkan 6 indikator kemampuan penalaran yang telah
ditetapkan, yaitu : memperkirakan dan menyajikan pernyataan matematika,
mengajukan dugaan, melakukan manipulasi matematika, memberikan alasan atau
bukti terhadap beberapa solusi, memeriksa keshahihan argumen serta menarik
kesimpulan, 2) subjek dengan gaya kognitif impulsif hanya mampu menunjukkan 5
dari 6 indikator kemampuan penalaran, yaitu : memperkirakan dan menyajikan
pernyataan matematika, mengajukan dugaan, melakukan manipulasi matematika,
memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi, dan memeriksa keshahihan
argume