2 research outputs found

    HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR WANITA USIA SUBUR DENGAN KEJADIAN PERKAWINAN USIA DINI DI KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK PADA BULAN JANUARI - MARET TAHUN 2013

    Get PDF
    Perkawinan usia dini adalah perkawinan yang dilakukan pada usia kurang dari 20 tahun untuk wanita dan kurang dari 25 tahun untuk pria. Perkawinan usia dini tidak mendukung upaya peningkatan kesehatan wanita beserta hak reproduksinya. Akibatnya terjadi kehamilan usia dini, risiko keguguran sampai dengan komplikasi aborsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan beberapa faktor pada WUS dengan kejadian perkawinan usia dini. Metode yang digunakan yaitu explanatory research dengan cross sectional study. Populasi adalah seluruh WUS di Kecamatan Guntur yang berjumlah 17.667 orang dan yang dipilih secara simple random sampling sejumlah 67 orang. Adapun data uji menggunakan fisher exact test dengan taraf kemaknaan 5 %. Hasil penelitian tersebut menunjukkan faktor yang berhubungan adalah agama WUS (p=0,04), agama ibu dari WUS (p=0,04), usia WUS (p=0,001), pengetahuan KRR WUS (p=0,001), pengetahuan kesehatan reproduksi ibu dari WUS (p=0,001), agama ibu dari WUS dan budaya perkawinan ibu dari WUS (p=0,001). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah media massa / informasi (p=0,73), akses terhadap pornografi (p=0,25), pendidikan WUS (p=0,10), pendidikan ibu dari WUS (p=0,10) dan sosial ekonomi ibu dari WUS (p=1,00), dan faktor lingkungan masyarakat yaitu budaya perkawinan dalam masyarakat (p=0,10). Saran yang diberikan adalah adanya sosialisai dari KEMENAG dan BKKBN tentang pendewasaan usia perkawinan kepada WUS secara kontinyu dengan metode penyuluhan yang interaktif dan disertai dengan simulasi interaktif sehingga dapat menambah pengetahuan tentang perkawinan bagi WUS untuk dapat mencegah terjadinya perkawinan usia dini di Kecamatan Guntur Kata Kunci: Perkawinan usia dini WUS, faktor WUS, ibu dari WUS, Buday

    Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Praktek Perawatan Antenatal pada Kehamilan Remaja di Kabupaten Brebes Tahun 2015

    No full text
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak 2016 ABSTRAK Nur Bayti Ikhsanita Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Praktek Perawatan Antenatal pada Kehamilan Remaja di Kabupaten Brebes Tahun 2015 xvii + 114 halaman + 26 tabel + 7 gambar + 11 lampiran Tingginya angka perkawinan remaja dibawah usia 16 tahun di Kabupaten Brebes mencapai 40% hal ini sejalan dengan tingginya kematian ibu pada usia remaja yang mencapai 25%. Upaya pencegahan awal dengan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) secara rutin. Tujuan penelitian adalah untuk manganalisis faktor – faktor yang berhubungan dengan praktek perawatan antenatal pada kehamilan remaja di Kabupaten Brebes. Jenis penelitian ini explanatory survey dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Subyek adalah remaja yang hamil dan memenuhi kriteria inklusi yang dipilih sebanyak 71 orang secara proportional random sampling. Analisis bivariat dengan uji korelasi rank spearman dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan subjek dengan pendidikan lanjut 78.9%, pendapatan keluarga tinggi 79,8%, pengetahuan baik 47,9%, sikap positif 59,2%, dukungan petugas kesehatan baik 78,9%, dukungan suami baik 72,3%, jarak ke pelayanan ANC dekat 53,5%, waktu tempuh singkat 94,4%,dan praktek ANC baik 57,7%. Faktor yang berhubungan dengan praktek perawatan antenatal pada kehamilan remaja yaitu pengetahuan (p = 0,016), sikap (p = 0,033), dukungan petugas kesehatan (p = 0,013). Faktor yang tidak berhubungan yaitu pendidikan ibu p = 0,296, waktu tempuh p = 0,741, jarak ke pelayanan ANC (p = 0,407), pendapatan keluarga (p = 0,084), dukungan suami (p = 0,626). Faktor yang mempengaruhi secara bersama – sama adalah dukungan petugas kesehatan (p = 0,001), pengetahuan ibu (p = 0,002), dan sikap ibu (p = 0,006). Disimpulkan bahwa dukungan petugas kesehatan, pengetahuan ibu dan sikap ibu berhubungan dengan praktek perawatan antenatal. Disarankan kepada Puskesmas dan Dinas Kesehatan untuk melakukan upaya peningkatkan pengetahuan tentang antenatal care melalui program – program promotif dan preventif seperti kelas ibu hamil dan pendampingan pada ibu hamil. Kata kunci :Perawatan Antenatal, Kehamilan Remaja Kepustakaan: 104 (1992 – 2014) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Study Program in Public Health Majoring in Maternal and Child Health 2016 ABSTRACT Nur Bayti Ikhsanita Factors Relating to Practice of Antenatal Care on Adolescent Pregnancy in Brebes District in 2015 xvii + 114 pages + 26 tables + 7 figures + 11 appendices An adolescent marriage rate under 16 years old in Brebes District reached 40%. This condition was in accordance with maternal mortality rate on adolescent age that reached 25%. Early prevention effort was by doing Antenatal Care (ANC) routinely. The aim of this study was to analyse factors relating to practice of ANC on adolescent pregnancy in Brebes District. This was explanatory survey using cross-sectional approach. Data were collected by conducting interview using a structured questionnaire that had been tested for validity and reliability. Number of subjects were 71 persons consisted of pregnant adolescents who met inclusion criteria selected using a technique of proportional random sampling. Bivariate analysis used a correlation test of Spearman’s rank and multivariate analysis used Logistic Regression test. The results of this research showed that majority of respondents had high education level (78.9%), high family income (79.8%), good knowledge (47.9%), good attitude (59.2%), good health worker’s support (78.9%), good husband’s support (72.3%), close to ANC services (53.5%), short travel time (94.4%), and good practice of ANC (57.7%). Factors relating to the practice of ANC on adolescent pregnancy were as follows: knowledge (p=0.016), attitude (p=0.033), and health worker’s support (p=0.013). In contrast, factors of mother’s education (p=0.296), travel time (p=0.741), distance to ANC services (p=0.407), family income (p=0.084), and husband’s support (p=0.626) were statistically insignificant. Factors of health worker’s support (p=0.001), mother’s knowledge (p=0.002), and mother’s attitude (p=0.006) jointly influenced the practice of ANC on adolescent pregnancy. To sum up, health worker’s support, mother’s knowledge, and mother’s attitude statistically relates to the practice of ANC. As suggestions, Health Centre and District Health Office need to make efforts to improve knowledge of ANC through promotive and preventive programs like pregnant woman’s class and accompanying pregnant women. Keywords : Antenatal Care, Adolescent Pregnancy Bibliography: 104 (1992-2014
    corecore