47 research outputs found

    Biaya Dan Produktivitas Tree Length Logging Di Hutan Alam Produksi

    Full text link
    This study examined cost and productivity of tree length logging system in natural production forest. The study was conducted in several forest concession in Kalimantan. The results showed that the sytem is capable to extract the clearbole part as main production log and the wasted log above the first branch into the landing point. Skidding productivityof tree length syistem in PT Gunung Gajah Abadi 6,25 m3/jam/hm, PT Narkata Rimba 15,54 m3/hr/hm, PT Balikpapan Forest Industries 16,67 m3/hr/hm, PT Jatitrin Co Ltd 20,76 m3/hr/hm, PT Dwima Jaya Utama 36,69 m3/hr/hm dan PT Kayu Tribuana Rama 21,67 m3/hr/hm.The average cost of tree length logging system in PT Gunung Gajah Abadi is Rp 84.817,92 / m3, PT Narkata Rimba Rp 33.636,55/ m3, PT Balikpapan Forest Industries Rp 31.800,34/ m3, PT Jatitrin Co Ltd Rp. 25.535,26/ m3, PT Dmimajaya Utama Rp 14.155,19/ m3 and PT Kayu Tribuana Rama Rp. 25.207,41/ m3

    Status Penelitian Cendana Di Propinsi Nusa Tenggara Timur

    Full text link
    Cendana (Santalum album L.) adalah hasil hutan yang tergolong sangat penting dari Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), karena merupakan spesies endemik yang terbaik di dunia dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Dewasa ini populasinya sudah semakin menurun. Oleh sebab itu dalam pemanfaatan perlu segera diikuti upaya pelestarian. Untuk mewujudkan upaya tersebut sebagaimana yang diharapkan, dukungan teknologi sangat diperlukan. Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Kupang yang berkedudukan di daerah inti produksi cendana telah berupaya secara sungguh-sungguh untuk menyediakan teknologi yang dibutuhkan lewat kegiatan penelitian. Paket-paket teknologi hasil penelitian cendana yang telah dihasilkan dan sudah dapat diujicobakan untuk pengembangannya di lapangan antara lain teknik pembuatan Hutan Tanaman dengan menggunakan sistem tumpangsari, pengelolaan tegakan alam lewat permudaan tunas akar yaitu dengan pemotongan akar lateral pohon induk cendana dan teknik penggalian tunggak akar yang dilaksanakan saat penebangan, penentuan target tebangan tahunan yang berdasarkan data jumlah pohon masak tebang, kandungan teras dan daur/umur pohon cendana. Dalam rangkamendapatkan benih cendana dengan kualitas dan kuantitas yang memadai dewasa ini upaya pemuliaan pohon cendana telah mulai dilakukan. Kegiatan yang sedang berjalan antara lain pemilihan calon pohon plus, uji keturunan, uji provenan, teknik kultur jaringan,penunjukan tegakan benih dan pembangunan kebun benih. Adapun hasil sementara kegiatan ini telah dilakukan penunjukan pohon plus sebanyak 175 pohon beserta uji keturunanya di Pulau Timor, pembangunan kebun benih seluas 4 ha, kultur jaringan cendana seperti pengembangan eksplan, pengakaran dan pembentukan kalus, dari kultur jaringan, uji provenansi dan penunjukan tegakan benih. Sebagian besar penelitian ini berlangsung dalam jangka panjang. Kebijakan pengelolaan cendana di NTT yang diatur oleh PERDA No.16 tahun 1986 masih rendah memberikan kontribusi bagi upaya pelestarian cendana secara berkelanjutan. Oleh karena itu aturan ini perlu disempurnakan agar dapat menguntungkan masyarakat dan pemerintah agar mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian cendana. Paket-paket teknologi yang dihasilkan BPK Kupang yang sudah siap untuk dikembangkan perlu diangkat menjadi kebijakan dalam rangka membantu pelestarian cendana

    Penyaradan Kayu Sesuai Standar Prosedur Operasional Untuk Meningkatkan Produktivitas Dan Meminimalkan Biaya Produksi Dan Penggeseran Lapisan Tanah Atas : Kasus Di Satu Perusahaan Hutan Di Jambi

    Full text link
    Penggunaan alat berat pada penyaradan dapat menimbulkan kerusakan tanah berupa penggeseran lapisan tanah atas atau hilangnya top soil. Kehilangan top soil berarti mengurangi kesuburan tanah hutan yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas hutan. Teknik penyaradan yang efisien dan efektif dapat meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya sarad serta penggeseran lapisan tanah atas. Penelitian dilaksanakan di PT Wirakarya Sakti di Jambi pada bulan Mei tahun 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik penyaradan sesuai prosedur (TSP) dan teknik setempat (TS) terhadap produktivitas, biaya sarad dan penggeseran lapisan tanah atas. Tahapan penelitian dilakukan dengan pengambilan data lapangan dan wawancara yang kemudian dianalisis secara tabulasi. Untuk merekomendasikan teknik sarad yang digunakan, kedua teknik dianalisis dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan: 1. Rata-rata produktivitas sarad TSP (38,941 m3.hm/jam) lebih tinggi daripada TS (33,779 m3.hm/jam); 2. Rata-rata biaya produksi sarad TSP (Rp 9.076,3 m3.hm) lebih rendah daripada TS ( Rp 10.395,5 m3.hm.); dan 3. Penerapan TSP dengan menggunakan jalur matting dapat memperkecil kedalamanan penggeseran lapisan tanah atas yaitu dari 8,9 mm (2,67%) menjadi 1,4 mm (0,42%);

    Kajian Faktor Eksploitasi Berdasarkan Jenis Pohon : Studi Kasus Di Satu Perusahaan Hph Di Kalimantan Barat (a Study on Exploitation Factor in Forest Harvesting Based on Trees Species : a Case Study in One Forest Concession Holder in West Kalimantan)

    Full text link
    Natural production forests in Indonesia have been harvested since 1970. In carrying out the harvesting of the forests, the goverment used a parameter so called Exploitation Factor (FE) as a basic calculation of annual allowable production. Currently the value of FE is 0. 7 regardless the species. The value means that only about 70% of log volume can be extracted from the forest in the cutting operation.In this study an analysis of FE was carried out to see whether it is necessary to differentiate the value based on tree species. Data were collected from real logging activity in the forest. An analysis using Honest by Significant Difference test showed that in reality there is no signifi­ cant difference among the means of FE. This result justifies the use of single value of FE for all species

    Limbah Kayu Akibat Pembuatan Jalan Hutan Dan Tebang Bayang Pada Enam Hak Pengusahaan Hutan Di Kalimantan Timur (Wood Waste Caused by Forest Road Construction and Shadow Cutting at Six Logging Companies in East Kalimantan)

    Full text link
    This paper present the results of the study on logging waste caused by forest road construction and shadow cutting. The study carried out at six logging companies in East Kalimantan in 1990.The aim of the study are : (1) to determine the wood waste caused by forest road construction and shadow cutting, (2) to find the factors influencing the wood waste and (3) to find the way of reducing the wood waste.The results of this study shows that the average wood waste from trees felled caused by forest road construction and shadow cutting is 1.16 m3/ha for commercial wood species and 2. 76 m3/ha for non-commercial wood species

    Pengaruh Pembuangan Banir dalam Penebangan Pohon terhadap Efisiensi Pemungutan Kayu (Study Kasus di suatu Perusahaan Hutan di Kalimantan Barat)

    Full text link
    This paper presents the results of the study of the impact of buttress cutting in tree felling on harvestring efficiency. The case study was carried out in PT Kurnia Kapuas Plywood in West Kalimantan in 1994. 771e aim of the study is to know the influence of buttress cutting on wood haversting efficiency.the data were analysed by using the I-test.the result of study shows that average of wood harvesting efficiency by cullting buttress is 68.1 % and without cutting buttress is 66.7

    PERBANDINGAN PENYARADAN KAYU DENGAN SISTEM MANUAL DAN EKSAVATOR DI HUTAN RAWA, BAGIAN II: PENGARUH SISTEM TERHADAP KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL DAN KETERBUKAAN LAHAN

    Get PDF
    Penelitian tentang cara penyaradan kayu telah dilakukan pada tahun 1998 di dua perusahaan hutan di Riau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyaradan kayu dengan cara manual dan eksavator terhadap kerusakan tegakan tinggal dan keterbukaan lahan. Data yang dikumpulkan adalah jumlah pohon ditebang, jumlah tiang dan pohon berdiameter 20 cm ke atas, tiang dan pohon yang rusak dan luas lahan terbuka. Data dianalisis menggunakan uji-t. Basil penelitian menunjukkan ha! sebagai berikut: 1. Kerusakan tegakan tinggal rata-rata pada sistem manual untuk tingkat tiang sebesar 38,66% dan untuk tingkat pohon 28,54%. Pada sistem eksavator besamya kerusakan tersebut adalah 20,92% untuk tiang dan 15,78% untuk pohon. Terjadi penurunan kerusakan untuk tiang sebesar 17,74% dan pohon sebesar 12,76%. 2. Keterbukaan lahan rata-rata yang terjadi pada sistem manual 19,84% dan untuk eksavator 13,5%. Terjadi penurunan keterbukaan lahan sebesar 6,34%. Berdasarkan hasil penelitian, maka penyaradan kayu di hutan rawa, seyogyanyalah menggunakan sistem eksavator, sebab dapat meminimalkan kerusakan tegakan tinggal dan keterbukaan lahan yang terjadi
    corecore