2 research outputs found
KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK PROGRESIF
Motor vehicle tax is one source of revenue that give considerable contribution to the financing of government and regional development in bali Province. The imposition of a progressive tax rate on motor vehicles in Bali is the authorization from the Bali Provincial Regulation No. 1 of 2011. Own motor vehicle tax is one type of provincial tax provided for in Law No 28 of 2009. The purpose of this paper was to find out more about the Motor Vehicle Tax in Bali. The issue in this study is how the rates charged in the collection of Motor Vehicle Tax is charged at progressive field and how the reality of the new policy of the Government of Bali Province, whether the policy is the imposition of progressive tax rates are in accordance with the principles of taxation.
Pajak kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber pendapatan yang memberikan kontribusi yang cukup besar untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan daerah di  Provinsi Bali. Pengenaan tarif pajak progresif kendaraan bermotor di Bali adalah wewenang yang diperoleh dari Peraturan Provinsi Bali No. 1 tahun 2011. Pajak kendaraan bermotor sendiri merupakan salah satu jenis Pajak Provinsi yang diatur dalam UU No 28 tahun 2009. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut tentang Pajak Kendaraan Bermotor di Bali. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tarif yang dikenakan dalam pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor  yang dikenakan tarif progresif dan bagaimana realitas kebijakan baru dari Pemerintah Provinsi Bali, apakah kebijakan tersebut adalah pengenaan tarif pajak progresif yang sesuai dengan prinsip-prinsip perpajakan
KORELASI KADAR SERUM ALKALINE PHOSPHATASE, LACTATE DEHYDROGENASE, C-REACTIVE PROTEIN, LAJU ENDAP DARAH, EKSPRESI βhCG DAN VOLUME TUMOR TERHADAP RISIKO METASTASIS PARU PADA PASIEN OSTEOSARKOMA
7.1 Kesimpulan
1. Didapatkan hubungan positif yang signifikan antara kadar serum LDH
dengan resiko terjadinya metastasis paru pada pasien osteosarcoma
dengan kekuatan korelasi sedang / cukup kuat; r = 0,587 dan p-value =
0,07 ( Kadar serum LDH semakin tinggi maka resiko terjadi metastase
paru juga semakin besar)
2. Didapatkan hubungan positif yang signifikan antara kadar serum ALP
dengan resiko terjadinya metastasis paru pada pasien osteosarcoma
dengan kekuatan korelasi sedang / cukup kuat; r = 0,53 dan p-value =
0,016. ( Kadar serum ALP semakin tinggi maka resiko terjadi metastase
paru juga semakin besar)
3. Tidak didapatkan hubungan positif yang signifikan antara kadar serum
CRP dengan resiko terjadinya metastasis paru pada pasien osteosarcoma,
p-value = 0,471 dan r = 0,171.
4. Tidak didapatkan hubungan positif yang signifikan antara LED dengan
resiko terjadinya metastasis paru pada pasien osteosarcoma; p-value =
0,447 dan r = -0,180
5. Didapatkan hubungan positif yang signifikan antara volume tumor dengan
dengan resiko terjadinya metastasis paru pada pasien osteosarcoma
dengan kekuatan korelasi sedang / cukup kuat; r = 0,587 dan p-value = 0,07 ( Volume tumor semakin besar maka resiko terjadi metastase paru
juga semakin besar)
6. Sebanyak 11 spesimen (75%) dari keseluruhan 15 total sampel yang
dilakukan menunjukkan ekspresi β-hCG yang positif. Namun tidak
ditemukan adanya korelasi antara ekpresi β-hCG dengan clinical outcome
pada pasien
7. Didapatkan hasil bahwa volume tumor merupakan suatu faktor prediktor
yang paling baik terhadap resiko terjadinya proses metastasis paru pada
pasien osteosarcoma
7.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar dan jangka
waktu yang lebih panjang sehingga ekspresi β-hCG dapat dilakukan
penilaian secara statistik.
2. Perlu dilakukan penilaian ekspresi β-hCG setelah dilakukan kemoterapi,
sebagai pembanding terhadap ekspresi β-hCG preoperatif sehingga dapat
dijadikan perbandingan outcome pada pasien