4 research outputs found

    Differences in Anxiety on the New Student of STKIP Singkawang

    Get PDF
    The purpose of this study is to investigate differences in anxiety based on gender, study programa and ethnicity on the new students of STKIP Singkawang. The research method used is quantitative. The number of samples used is 71 new students. The data are analyzed using SPSS with descriptive analysis techniques and ANOVA. The results show that the female students have higher anxiety than the male ones. The students in Guidance and Counseling study program have the highest rate of anxiety, followed by elementary Students Teachers, Physics, Bahasa Indonesia (Indonesian language), and Mathematics study programs. The students from Javanese ethnic have the highest level of anxiety, followed by Malay, Batak, Dayak, Chinese, and Madura. However, there are no significant differences related to the students’ anxiety in terms of sex, study programs, and ethnicity. Keywords: Anxiety, new students DOI: 10.7176/JEP/10-15-07 Publication date:May 31st 201

    PENERAPAN STANDAR NEW NORMAL PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MALANG

    Get PDF
    Abstrak:Akibat pandemi covid 19 pelaksanaan proyek konstruksi mengalami keterlambatan. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan sejauh mana para pelaksana konstruksi yang melanjutkan pekerjaanya dengan menerapkan standar new normal di Kota Malang. Sejauh penelusuran penelitian jenis ini belum pernah dilakukan. Populasi dan sampel purposive [10] tenaga kerja proyek, yaitu: 1) Bangunan gedung 30 orang dan 3) Bangunan perumahan 30 orang. Jika penelitian ini berhasil, maka bisa dipakai rujukan pemerintah daerah maupun owner untuk bahan pertimbangan pengambilan keputusan serta penelitian lebih lanjut. Kesimpulan:(1) Penerapan new standar normal covid 19 pada lingkungan proyek konstruksi bangunan gedung akumulasi rerata sebesar 89,00 % katergori bahaya terhadap penyebaran covid 19, (2) Penerapan new standar normal covid 19 pada lingkungan proyek perumahan kumulasi sebesar 61,73 %, katergori bahaya terhadap penyebaran covid 19 dan (3) Terdapat perbedaan yang signifikan penerapan standar normal new covid 19 pada proyek konstruksi bangunan gedung dengan lingkungan proyek perumahan dan sama- sama berbahaya terhadap penularan covid 19.Kata-kata kunci: penerapan, standar, new normal, proyek konstruksi dan perumahanAbstract: Due to the covid 19 pandemic, the implementation of construction projects has been delayed. This study aims to describe the extent to which construction workers continue their work by implementing new normal standards in Malang City. So far, research of this type has never been carried out. Population and purposive sample [10] project workforce, namely: 1) 30 people in buildings and 3) 30 people in residential buildings. If this research is successful, it can be used as a reference for the local government and the owner for consideration in decision making and further research. Conclusion: (1) The application of the new normal covid 19 standard in the building construction project environment accumulated an average of 89.00% in the hazard category for the spread of covid 19, (2) The application of the new normal covid 19 standard in the cumulative housing project environment was 61.73% , the hazard category for the spread of covid 19 and (3) There is a significant difference in the application of the new normal covid 19 standards in building construction projects with residential project environments and are equally dangerous to transmission of covid 19.Keywords: application, standards, new normal, construction and housing project

    TECHNOPRENEURSHIP UNTUK MEMBEKALI KETERAMPILAN WIRAUSAHA PASCA BERAKHIRNYA KONTAK KERJA BAGI PEKERJA MIGRAN INDONESIA DI ERA DISRUPSI DIGITAL

    Get PDF
    Abstrak: Sebagian besar Pekerja Migran Indonesia (PMI) menghadapi permasalahan dalam mengelola keuangan dan berperilaku konsumtif. Hal ini dapat terlihat dari tingginya persentase PMI untuk kembali memperpanjang kontrak kerja setelah purna tugas. Kemiskinan yang dialami oleh PMI saat di Indonesia membentuk karakter poor society. Poor society ditandai dengan kesulitan untuk beradaptasi kembali dengan daerah asal pasca kembali ke kampung halaman, pergeseran nilai budaya, muncul perilaku konsumtif dan keterbatasan kemampuan manajerial keuangan. PMI meyakini bahwa berwirausaha memerlukan kemampuan (skill) dalam berbisnis, pengetahuan budaya dan ekonomi, relasi sosial yang kuat, dan tentu saja biaya usaha (modal) yang tidak sedikit. Hal tersebut mendorong tim pengabdian kepada masyarakat untuk mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi para PMI aktif agar termotivasi untuk merintis, menjalankan, dan mengembangkan sebuah bentuk usaha yang potensial, memiliki target market, dan resilien. Tahapan kegiatan ini meliputi: (1) Analisis kebutuhan; (2) Kerjasama dengan mitra; (3) Koordinasi dengan pemateri; (4) Pembuatan video best-practice dengan pemateri; (5) Persiapan dan pelaksanaan seminar dalam jaringan (sedaring); (6) Pendampingan penyusunan Business Model Canvas (BMC). Kegiatan ini diikuti oleh total 46 PMI, yang berasal dari Taiwan (50%), Hongkong (13%), Singapura (13%), Indonesia (9%), Malaysia (7%), Korea Selatan (4%), Brunai Darussalam (2%), dan Arab Saudi (2%). Untuk dapat merancang dan menganalisis model usaha, setiap peserta diberikan pelatihan dan pendampingan untuk menyusun BMC sesuai dengan jenis usaha yang diminati. BMC tersebut diharapkan dapat membantu PMI dalam memvisualisasi dan memahami model usaha yang akan dikembangkan nantinya. Abstract: Most of the Indonesian migrant workers (PMI) face problems in managing finances and behave consumptively. This can be seen from the high percentage for PMI to re-extend the work contract after retiring. Poverty that has been experienced for quite a long time by PMI forms the character of poor society. Poor society is marked by the difficulty of Indonesian migrant workers to adapt back to their hometown after returning to their hometowns, a shift in cultural values, consumptive behavior and limited financial managerial ability. Currently digital technology is only used by PMI for communication and activities that are not oriented towards productive things. PMI believes that entrepreneurship requires skills (skills) in doing business, cultural and economic knowledge, strong social relations, and of course, a lot of business costs (capital). This encourages the community service team to hold entrepreneurship training for active PMIs so that they are motivated to start, run and develop a business that is potential, has a target market, and is resilient. The stages of this activity include: (1) making observations; (2) Cooperating with partners; (3) Coordination with presenters; (4) Making best-practice videos with the speakers; (5) Conducting online seminars; (6) Assistance in the preparation of a Business Model Canvas (BMC). This activity was attended by a total of 46 PMIs, originating from Taiwan (50%), Hong Kong (13%), Singapore (13%), Indonesia (9%), Malaysia (7%), South Korea (4%), Brunei Darussalam (2%), and Saudi Arabia (2%). To be able to design and analyze business models, each participant is provided with training and assistance to compile a BMC according to the type of business that he is interested in. BMC is expected to help PMI in visualizing and understanding the business model that will be developed afterwards

    PELATIHAN TANGGAP BENCANA GEMPA BUMI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN LITERASI MITIGASI BENCANA SISWA SD NEGERI 4 KEDOYO KABUPATEN TULUNGAGUNG

    Get PDF
    Gempa bumi menjadi salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia, tidak terkecuali di Jawa Timur. Bencana ini juga biasa menimbulkan dampak yang serius, mulai kerusakan bangunan hingga korban jiwa. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meminimalisasi adanya dampak tersebut dengan upaya mitigasi di lingkungan sekolah dasar (SD). Namun, terdapat beberapa SD yang belum memiliki fasilitas mitigasi gempa bumi. Tujuan dari pelaksanaan pengabdian ini yaitu untuk menambah pengetahuan mengenai literasi mitigasi gempa bumi dengan melakukan sosialisasi, simulasi, dan pemasangan rambu-rambu evakuasi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini dimulai dengan menganalisis kebutuhan, dilanjutkan dengan perencanaan desain pra kegiatan, pelaksanaan kegiatan, hingga pasca kegiatan pengabdian. Pengabdian ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 30 September 2022 di SD Negeri 4 Kedoyo dan diikuti oleh 15 peserta dari kalangan siswa kelas IV hingga VI. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan persiapan ruangan, pemasangan fasilitas mitigasi gempa bumi yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner pretest. Setelah itu, pelaksanaan sosialisasi materi mitigasi gempa bumi, permainan kartu, dan simulasi evakuasi saat dan pasca terjadi gempa bumi. Kegiatan diakhiri dengan pengisian kuesioner post-test dan foto bersama. Hasil evaluasi pengisian kuesioner didapatkan terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta mengenai mitigasi gempa bumi sebesar 40,67 persen untuk indikator penguasaan materi kegempabumian dan 36,67 persen untuk indikator simulasi evakuasi saat dan pasca terjadi gempa bumi para peserta
    corecore