187 research outputs found
Budaya Karakter Bagi Tunarungu - Tunawicara di Smalb-b Surabaya
Pembentukan individu yang sempurna tidak hanya dilakukan pada siswa yang normal namun siswa yang tidak normal juga membutuhkan. Guru akan menggunakan cara tertentu dalam proses pembentukannya, yang dikaji dengan konsep konstruksi sosial Peter Berger (ekternalisasi, objektivasi, internalisasi). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan perspektif Peter Berger dan Kellner. Prinsip metodologinya dengan menganggap fenomena manusia tidak berbicara dengan sendirinya tetapi harus ditafsirkan. Penelitian ini berlokasi di SMALB-B Yayasan Karya Mulia Surabaya, di sekolah tersebut semua siswanya mengalami gangguan pendengaran-komunikasi atau tunarungu-tunawicara. Subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi sosialisasi nilai karakter di SMALB-B Yayasan Karya Mulia dilakukan dengan mengintegrasikan dalam budaya sekolah, seperti aturan membuang sampah, saling tegur sapa, kedisiplinan, kegiatan belajar mengajar dan adanya ekstrakurikuler. Proses habitualisasi atau pengulangan tindakan yang dilakukan oleh siswa mengalami objektivikasi. Legitimasi dilakukan oleh guru secara khusus untuk membenarkan nilai-nilai karakter di sekolah melalui proses belajar mengajar. Siswa kemudian akan menghayati nilai karakter secara sadar yang menandai proses sosialisasi nilai karakter. Pola sosialisasi di SMALB-B Yayasan Karya Mulia tergolong pola sosialisasi demokratis.
Kata kunci : Sosialisasi, budaya karakter, tunarungu-tunawicara dan SMALB-B surabaya.
 
Modernisme, Fundamentalisme Agama Dan Terorisme
Modernism, Religious Fundamentalism and Terrorism. All three communities of Abrahamic religions–Jews, Christians and Muslims–have experience of fundamentalism, modernism and terrorism. Their experience took different manifestations at some points, and show dissimilarities at others. This article tries to analyze the way these three key concepts related to the three religions both at theoretical and practical levels
Efek Iklan Televisi Program Keluarga Berencana
One of family planning idea dissemination in massive and wide coverage is television ads. Ads could influence the change of people's knowledge, attitude, belief dan behavior who watches the ads. This article discusses effects of television ads toward (1) cognitive, (2) affective, (3) behavior level. This study shows that exposure of television ads has affected knowledge level. Meanwhile, exposure of television ads does not have any effect on attitude and behavioral level. Respondents have positive attitude toward family planning program and strong willingness to adopt the program in the future. There is also indication that family planning program acceptance is not affected by only televion ads, but it could be influenced by other aspects such as economy, family, environment and etc. Therefore, family planning television ads role as stimulator that could persuade people to adopt the program
Emosional Pengguna dalam Mengakses Aplikasi Situs Non Mobile dan Mobile
. Sisi emosi pengguna dalam mengakses media komunikasi perlu diamati terutama pada aplikasi situs non mobile dan mobile. Oleh karena itu, penelitian ini membandingkan pengalaman emosional pengguna dalam menggunakan aplikasi situs non mobile dan mobile. Penelitian ini menggunakan konsep pengalaman pengguna dengan memfokuskan pada dimensi estetika visual dan wajah depan aplikasi situs mobile dan non mobile. Dengan desain eksperimen The Equivalent Time-Samples dan skala semantik diferensial menunjukkan terdapat sembilan indikator yang valid dan reliabel dari 43 indikator yang diproposisi. Kemudian uji hipotesis T dependen membuktikan pengalaman emosional pengguna mengakses aplikasi situs non mobile dan mobile memiliki perbedaan dan signifikan. Penelitian ini juga menunjukkan aplikasi situs mobile lebih baik dibandingkan dengan aplikasi situs non mobile
Menginisiasi Nation Branding Indonesia Menuju Daya Saing Bangsa
Nation branding memiliki potensi untuk meningkatkan daya saing nasional. Sebagai bentukrepresentasi diri negara yang strategis, nation branding diharapkan dapat menciptakan reputasikapital melalui promosi kepentingan ekonomi, politik dan sosial. Pengukuran dari nation brandingtelah dilakukan oleh anhold-gfk roper dengan menggunakan 6 dimensi yakni: eksport, investasi danimigrasi, pemerintah, budaya, pariwisata, dan masyarakat. Namin, 6 dimensi dari nation brandingdapat ditimbang tidak cukup untuk memperkuat daya saing bangsa. Oleh karena itu, penelitian inimengeksplorasi dan mendiskusikan dimensi di luar 6 dimensi anholt gfk roper. Dengan menggunakanpendekatan kuantitatif dan kualitatif, studi ini menemukan bahwa terdapat 17 dimensi dari nationbranding sebagai perluasan dari 6 dimensi milik anholt-gfk. Penelitian ini menunjukan inisiasi darination branding Indonesia bisa dilakukan secara parsial. Integrasi, keberlangsungan, dan sinergidiperlukan untuk mengembangkan dimensi nation branding secara komprehensif sebagai landasanuntuk membangun daya saing nasional
- …