10 research outputs found

    Legu Gam Sebagai Refleksi Relasi Antaretnik Pada Kemajemukan Masyarakat Ternate

    Get PDF
    This research is about cultural study that focuses on the relationship amongethnic on pluralism of Ternate societies through the Legu gam festival. Legugam for Ternate community is public party. The changing concept of legudance to be legu gam as the festival of Ternate society is the political cultureafter the conflict to raise the togetherness and also to show the symbolicpower of the sultan of Ternate. The power is placed on the importance ofbalakusu se kano-kano (culture society), which generally represent thepluralism of Ternate community who symbolically united in legu gam.In this case, festival legu gam is the negotiation and a diverse representationof ethnic identity. Theory of Bourdieu, habitus of, is used to see how thecapitals such as economic, social, cultural and symbol related among ethnicrelations in legu gam festival. These various capitals are then framed withinthe concept of interactive multiculturalism to understand how the diverseidentity is communicated culturally.The findings showed that the legu gam festival is diverse ethnic identities thatcome together as a representative on resources they have. In this context, theethnic identity negotiation occurs at the legu gam festival. So that it hasbecome an annual ritual that becomes multicultural interactions to facilitatecultural interests and the existence of each ethnic

    Mempertanyakan Identitas Ke-Indonesia-an

    Get PDF
    Artikel ini memperbincangkan kompleksitas bangsa Indonesia yangsedikitnya telah menggoyah kebinekaan. Konsep bhinneka tunggal ika yangdiartikan “berbeda-beda namun tetap satu” digadang-gadang sebagaiperekat bangsa Indonesia dalam kemajemukan. Dalam artikel ini penulismenggunakan pendekatan komunikatif tindakan dari Jurgen Habermas untukmenawarkan sebuah solusi pada pemakaian konsep pluralisme maupunmultikulturalisme di Indonesia

    English for Young Learners: Sosialisasi Pentingnya Belajar Bahasa Inggris Sejak Dini di Tingkat Sekolah Dasar

    Get PDF
    English is a foreign language in Indonesia. Learning English at the elementary school level means equalizing the country’s education quality. English as an international language should be a skill that every student should have. Foreign language learning methods usually used in schools are less effective, where the teacher's role is only to explain without any other actions that can attract students' interest and curiosity in learning. Therefore, teachers must be able to use methods or techniques that are appropriate and more interesting so that elementary school students, who incidentally are children, can enjoy the learning process more and process the content of the material properly. The service team will carry out work programs that can positively impact the teaching-learning environment, namely implementing English for Fun in learning English at the elementary school level. This activity aims to teach elementary school students the importance of learning English from an early age. Apart from that, to introduce them to what English is and how it is used, of course, in the right way. The socialization of learning English at the elementary school level is expected so that students can understand English early and play an active role in the learning process

    KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT TERNATE DALAM KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TERNATE

    No full text
    Studi ini akan mendiskusikan Kearifan Lokal Masyarakat Ternate dalam Kebijakan Pemerintah Kota Ternate. Fakus dalam studi ini adalah untuk melihat sejauah turunan dari sebuah kebijakan yang diimplementasikan dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) maupun Peraturan Walikota (Perwali). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi dan analisis deskripsi kental (thick description), yang bertujuan mengkaji nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Ternate yang terimplementasi dalam kebijakan pemerintah Kota Ternate.Temuan dalam penelitian ini menyebutkan terkait Peraturan-peratuan Daerah (Perda) Pemerintah Kota Ternate dan Peraturan Walikota (Perwali) Ternate. Kearifan lokal adalah ciri khas dan nilai budaya dalam suatu masyarakat lokal yang diturunkan dari generasi ke generasi dan dipercayai sebagai bagian dari identitas. Oelnya itu, masyarakat Ternate umumnya menyebut dengan kebudayaan daerah. Dalam sejarah, wilayah Ternate merupakan sebuah kerajaan Islam yang tentunya mempunyai nilai-nilai budaya yang berkembang luas di masyarakat. Semisal pepatah atau petitih yang termanifestasi dalam dolabololo, dalil tifa, dalil, moro, tamsil atau pun juga pada cerita rakyat masyarakat Ternate. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi terkait pentingnya fungsi kearifan lokal atau kebudayaan dalam suatu pembangunan daerah, yang selanjutnya dibijaki dalam sebuah peraturan daerah atau regulasi. Kata Kunci: kearifan lokal, masyarakat Ternate, kebijakan, pemerintah daera

    CERITA RAKYAT SEBAGAI SUMBER NILAI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER: STUDI ETNOPEDAGOGI PADA CERITA RAKYAT MASYARAKAT TERNATE

    No full text
    Artikel ini ingin mendiskusikan tentang cerita rakyat sebagai sumber nilai dalam pembentukan karakter. Sumber datanya pada cerita rakyat masyarakat Ternate. Cerita rakyat masyarakat Ternate  masih banyak tersebar di tengah-tengah masyarakatnya. Cerita rakyat seperti mitos maupun legenda masih sering diceritakan secara turun temurun  dalam  kehidupan  sosial budaya  masyarakat  Ternate.  Cerita rakyat  seperti Kapita Bajurante, Asal mula Mahkota Sultan Ternate, dan Tolire Gam Jaha masih diketahui sebagian masyarakat Ternate. Fokus masalah dalam artikel ini lebih ditilik pada nila-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat masyarakat Ternate, dan bagaimana bentuk pemertahanan dalam lingkungan kehidupan sosial budaya. Adapun tujuannya adalah untuk mendeskripsikan dan mengekplanasik nila-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat masyarakat Ternate, serta untuk mengetahui bentuk pemertahanan dalam lingkungan kehidupan sosial. Metode dalam artikel ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Di mana, informasi dideskripsikan secara teliti dan analitis. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, perekaman, dan pencatatan, serta pengumpulan dokumen. Artikel ini menunjukkan bahwa cerita rakyat masyarakat Ternate yang terdapat dalam cerita Kapita Bajurante, Asal mula Mahkota Sultan Ternate, dan Tolire Gam Jaha banyak mengandung nilai-nilai sosial budaya dan pesan moral, sehingga dapat berfungsi sebagai pembentukan karakter

    PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP NILAI PENDIDIKAN ANAK PEREMPUAN PADA MASYARAKAT DESA SANGAPATI KECAMATAN PULAU MAKIAN

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk (1) untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa Sangapati Kecematan Pulau Makian tentang nilai pendidikan anak perempuan. (2) untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat persepsi orang tua dalam membentukan nilai pendidikan anak perempuan pada masyarakat Desa Sangapati Kecamatan Pulau Makian. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik life story, studi literatur, observasi, dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pendidikan formal saat ini sangat diperlukan bagi setiap individu, baik anak laki-laki maupun anak perempuan. Namun pada kenyataannya, belum semua anak, khususnya anak perempuan dapat memperoleh pendidikan secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh persepsi orang tua terhadap nilai pendidikan anak perempuan, yang dipengaruhi berbagai segi seperti adat, religi, sosial, ekonomi, dan psikologi. Bahkan ada pandangan tentang kodrat perempuan tersebut telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat Desa Sangapati Kecamatan Pulau Makian sehingga harus memerlukan waktu lama dan hati-hati untuk mengubahnya. Hal ini dikuatkan oleh tafsir-tafsir agama (teologi) yang tidak memihak perempuan, bahkan anak perempuan dalam kehidupan masyarakat dianggap sebagai subordinat dari anak laki-laki. Dampak dari persepsi seperti itu tentu sangat merugikan anak perempuan, karena akan menimbulkan suatu perbedaan sikap dan perilaku orang tua, secara khusus pendidikan formal bagi anak laki-laki akan lebih diutamakan. Hal ini disebabkan oleh adanya budaya patriarki yang menyebabkan posisi pihak anak perempuan menjadi rendah diri. Menurut persepsi masyarakat Desa Sangapati Kecamatan Pulau Makian, pendidikan anak perempuan tidak perlu tinggi-tinggi karena nantinya setelah dewasa hanya akan mengurus dapur bagi keluarganya, atau akan numpang hidup ikut suami.Kata Kunci : Persepsi, Nilai Anak, Pendidikan Anak Perempuan, Desa Sangapati 

    REPRESENTASI BUDAYA DALAM FESTIVAL TELUK JAILOLO

    No full text
    Festival Teluk Jailolo (FTJ) adalah agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat. Festival ini bertujuan untuk menghidupkan kembali budaya lokal Halmahera Barat yang semakin memudar. Pengaruh globasisasi yang semakin meningkat telah menjadikan generasi muda hampir lupa akan budaya daerah. Pelaksanaan Festival Teluk Jailolo juga ditujukan untuk menetralisir kondisi birokrasi yang dianggap kaku pasca konflik horizontal, yang terjadi di Kabupaten Halmahera Barat pada tahun 1999. Dalam festival ini disajikan beragam kuliner, tarian, seni pertunjukan, dan tekstil tradisional. Penelitian ini mendeskripsikan budaya masyarakat Halmahera Barat yang direpresentasikan melalui Festival Teluk Jailolo serta pandangan masyarakat terhadap representasi budaya tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara dan studi literatur. Teori yang digunakan adalah teori representasi dan teori simbol. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Festival Teluk Jailolo memiliki implikasi dalam bidang sosial, budaya dan ekonom bagi kehidupan masyarakat Kabupaten Halmahera Barat. Kata kunci: budaya lokal, festival teluk jailolo, halmahera bara

    PERUBAHAN RITUAL HIDOA BADAKA PADA MASYARAKAT DESA GOSOMA DI HALMAHERA UTARA

    No full text
    Ritual hidoa badaka adalah ritual akil balig yang dimiliki oleh masyarakat Desa Gosoma Kabupaten Halmahera Utara. Ritual ini diperuntukkan bagi anak perempuan yang telah menginjak masa akil balig, masyarakat Desa Gosoma adalah masyarakat yang tergolong masyakarat multikultur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan hasil penelitian menunjukan bahwa ritual dimulai dari hari pertama anak mendapatkan haid dan berakhir pada hari setelah haid berhenti, dan perubahan dalam ritual hidoa badaka meliputi penentuan hari, alat dan bahan yang digunakan, pakaian, dan banyak ritual yang tidak dilakukan secara utuh semuanya. Perubahan dilatarbelakangi adanya faktor intern (penemuan baru khususnya bidang teknologi, kemajuan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, rasa tidak puas terhadap pola hidup lama, dan faktor ekstern (kontak dan pengaruh budaya asing serta munculnya berbagai media massa yang menyuguhkan aneka informasi inovatif). Kata Kunci :Ritual Hidoa Badak

    SISTEM PENGETAHUAN LOKAL ORANG TERNATE DALAM MEMBANGUN RUMAH TINGGAL

    No full text
    Pengetahuan lokal adalah pengetahuan yang khas dari masyarakat atau budaya tertentu yang telah berkembang lama sebagai hasil dari proses timbal-balik antara masyarakat dengan lingkungannya. Ada juga pengetahuan lokal yang sudah menjadi pewaris bagi Masyarakat Kelurahan Tarau adalah sebagian besar masyarakat berpotensi di bidang masing-masing seperti, pengetahuan terhadap petani, pengetahuan tentang nelayan, dan pengetahuan tentang rumah itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui sistem pengetahuan orang Ternate dalam membangun rumah tinggal. 2) Untuk mengetahui niai-nilai budaya apa saja yang diprkatikan oleh orang ternate dalam pembuatan rumah tinggal. Jenis penelitian ini adalah penelitian etonografi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan keterangan atau data yang dilakukan secara sistematika mengenai cara hidup serta berbagai aktivitas sosial dan benda kebudayaan suatu masyarakat. Tehnik pengumpulan data yakni observasi, wawancara, dan dekomentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanan pembuatan rumah tingal yang dilakukan oleh masyarakat kota ternate yang khususnya kelurahan tarau itu mengunakan 1) adat ritual yaitu sbelum membangun sebuah ruamah mereka harus melakukan ritual peletakan batu pertama dan pembacan doa yang di pimpin oleh kiyai atau bas. Dengan ritual au raha yaitu sebuah batu yang diisikan dengan minyak kelpa dan daun pandan (goro paha) yang akan didiamkan selama satu malam sampai jam 05.00 subu, baru mereka melaukan pekerjan pembuatan rumah. 2) nilai- nilai yang terkandung dalam ritual pembuatan rumah dengan konsep yang sudah ada menjadi tradisi masyarakat tarau, masih memegang teguh pada pembacan doa dan ritual-ritual yang biasa disebut dengan “ tulur dada, au raha, samapai dengan doa selamatan” sebelum pelaksanan pembangunan rumah sampai rumah tersebut layak dihuni. Kata Kunci : Ritual Adat Telur Dada, Au Raha
    corecore