3 research outputs found

    VARIABILITAS PARAMETER LINGKUNGAN (SUHU, NUTRIEN, KLOROFILA, TSS) DI PERAIRAN TELUK TOLO, SULAWESI TENGAH SAAT MUSIM TIMUR

    Get PDF
    Potensi perikanan pelagis di perairan Teluk Tolo, Sulawesi Tengah sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Perubahan muson dan aktivitas manusia dapat menyebabkan terjadinya variasi terhadap parameter lingkungan, di antaranya suhu, nutrien, klorofil-a dan padatan tersuspensi total(TSS). Variabilitas tersebut dapat mempengaruhi kelimpahan plankton dan secara tidak langsung kelimpahan ikan pelagis di perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabilitas suhu, nutrien, klorofil-a dan TSS di wilayah fishing groundTeluk Tolosaat pengukuran musim timur. Penelitian pada koordinat 2.57016 ˚LS – 2.92087 ˚LS dan 122.56985 ˚BT – 122.70107˚BT dilakukan tanggal 21-23 September 2016 yang diasumsikan sebagai perwakilan musim timur dan dibagi menjadi empat stasiun pengamatan. Pengukuran suhudilakukan secara langsung, sedangkan analisis sampelnutrien, klorofil-a dan TSS dilakukan di LKP – LRK BPOL. Suhu permukaan laut pada keempat stasiun relatif rendah dengan kisaran27,90 – 28,23 oC. Nilai TSS dan klorofil-a pada seluruh stasiun relatif tinggi karena merupakan lokasi penangkapan ikan, terlihat dari nilai TSS tertinggi di Stasiun 3 sebesar 42,000 mg/m3 dan nilai klorofil-a tertinggi di Stasiun 1 sebesar 0,20 mg/m3. Hasil analisis nutrien menunjukkan konsentrasi nutrien di keempat stasiun cukup tinggi, dengan nilai silikat dan ammonia tertinggi pada Stasiun 4 dengan nilai masing-masing 0,975 mmol Si/m3 dan 1,518 mmol N/m3. Konsentrasi nutrien lebih tinggi pada Stasiun 4 diprediksi karena lokasinya yang terdekat dari daratan. Secara umum, kondisi lingkungan di perairan Teluk Tolo dapat dinyatakan masih dalam kondisi baik dan diharapkan keseimbangan lingkungan ini tetap dipertahankan di masa datang

    Ecological condition of seagrass meadow in Lembeh Island, Bitung Regency, North Sulawesi, Indonesia

    No full text
    The condition of seagrass meadows is required information for conducting comprehensive management plans in coastal areas. This study provides information on the ecological condition of the seagrass ecosystem in Lembeh Island, based on seagrass species richness and coverage, macroalgal coverage, epiphyte coverage, and water transparency. We collected the data by performing 24 line transects at eight stations across the island. The seagrass ecosystem condition was determined using the Seagrass Ecological Quality Index (SEQI, range 0-1). We recorded eight seagrass species in the study site, with coverage of 48.88 ± 12.35% (mean ± SE). Enhalus acoroides and Thalassia hemprichii were the most common species in the sampling stations. The coverage of macroalgal and epiphyte was substantially low, indicated by values of 1.64 ± 0.41% and 12.64 ± 3.57%, respectively. Our analysis showed that most of the seagrass meadows in Lembeh Island are in poor condition (SEQI mean: 0.48 ± 0.03), especially in the locations inside Lembeh Strait. Moderate conditions were only found outside Lembeh Strait, such as in Pancuran, Limangu, and Pasir Panjang (SEQI values: 0.60, 0.58, and 0.56, respectively). We suggest a long-term seagrass monitoring program to evaluate the trend of condition, a restoration program, and improve water environment quality
    corecore