6 research outputs found

    TOTAL BACTERIA IN BROILER FARMING WATER IN MENGESTA VILLAGE, PENEBEL DISTRICT, TABANAN REGENCY

    No full text
    This study aim was to determine the total bacteriacountthat contaminated broiler farming water in Mengesta Village, Penebel District, Tabanan Regency. The water sample was collected from the source of the spring, water reservoir and chicken drinking pot. Each sample was taken as many as 100 ml and placed in the erlenmeyer glass. Water sampling was repeated 9 times infour-day sampling period. The data obtained were tested by analysis of variance and continued with least significant difference test. The results showed that total bacteria in chicken drinking pot(389,78 CFU / ml) was higher than in springs (247,89 CFU / ml), and shelter (171,33 CFU / ml). Its concluded that bacterial contamination occurred along the water flow

    Factors Associated with Participation in Pulmonary Tuberculosis Screening Using Chest X-Ray among Diabetes Mellitus Type II Patients in Denpasar, Bali, Indonesia

    No full text
    Diabetes mellitus (DM) increases the risk of developing pulmonary tuberculosis (TB) disease. Therefore, pulmonary TB screening among DM patients is essential. This study aimed to identify factors associated with participation of DM type II patients in pulmonary TB screening using chest X-ray. This was a cross-sectional analytic study and was part of TB-DM screening study in Denpasar, Bali, Indonesia. The sample consisted of 365 DM type II patients selected by quota sampling among DM type II patients joining the screening program from January until March 2016 in 11 public health centres in Denpasar. Data were collected via structured interviews. The contributing factors were determined by modified Poisson regression test for cross-sectional data. From the findings, less than half (45.48%) of DM type II patients participated in chest X-ray examination for TB. Factors associated with participation in pulmonary TB screening were having a higher educational level [APR = 1.34, 95% CI (1.07–1.67)], having family member who developed pulmonary TB disease [APR = 1.47, 95% CI (1.12–1.93)], the travel time to referral hospital for screening being ≤ 15 minutes [APR = 1.6, 95% CI (1.26–2.03)], having health insurance [APR = 2.69, 95% CI (1.10–6.56)], and receiving good support from health provider [APR = 1.35, 95% CI (1.06–1.70)]. Therefore, training for health provider on providing counselling, involvement of family members in screening process, and improving the health insurance coverage and referral system are worth considering

    POROSIDING SEMINAR NASIONAL KECERDASAN DALAM MENGGALI BUDAYA NUSANTARA SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

    No full text
    “Kecerdasan Dalam Menggali Budaya Nusantara Sebagai Sumber Penciptaan dan Pengkajian Seni” cukup menarik diangkat sebagai tema dalam seminar nasional yang diselenggarakan Program Pascasar- jana Institut Seni Indonesia Denpasar. Karenanya perlu diingat kembali kata “Budaya Nusantara” sangat identik dengan tradisi, dalam hal ini, kesenian tradisional nusantara adalah pondasi yang mendasari segala bentuk dan perkembangan kesenian yang selama ini membawa nama Indonesia ke ranah Global. Dengan demikian kesenian nusantara perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya agar tidak terseret oleh terpaan arus globalisasi yang akan mengkaburkan identitas budaya kita. Perkembangan kesenian di zaman ini penuh dengan pencarian, penggalian ide-ide yang mengede- pankan kreativitas dalam proses penciptaan dan pengkajian seni, sehingga melahirkan karya-karya spek- takuler yang bermutu tinggi. Di dalam ranah seni pertunjukan, para Etnomusikolog di masa ini berjuang mengangkat citra lokal ke ranah global dengan segala bentuk perkembangannya. Hal ini sangat berkaitan dengan topik seminar, yaitu keindahan budaya nusantara yang terbalut oleh nilai estetika tinggi mampu bersaing dalam dunia global. Dan kenyataannya budaya nusantara sudah mulai mengglobal. Di ranah visual art atau seni rupa dan desain dewasa ini terhembus wacana mengenai Global Art yang kembali mengambil dan meminjam ikon atau unsur tradisional yang kemudian di visualkan secara kreatif dengan ide-ide “gila”, sehingga disetiap karya-karya yang diciptakan bernuansa lokal dengan penggayaan baru yang mampu eksis di dalam ranah seni rupa dunia. Hal ini dalam konsep postmodern disebut dengan- pendekatan pasticheya itu mengangkat dan meminjam kembali bentuk-bentuk teks atau bahasa estetik tradisi yang kemudian dikonstruksi kembali dengan bahasa seni yang baru, kemudian menempatkannya kedalam konteks semangat masakini yang sering disebut dengan seni kontemporer tanpa meninggalkan dan merusak kesenian lokal
    corecore