2 research outputs found

    POROSIDING SEMINAR NASIONAL KECERDASAN DALAM MENGGALI BUDAYA NUSANTARA SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

    No full text
    “Kecerdasan Dalam Menggali Budaya Nusantara Sebagai Sumber Penciptaan dan Pengkajian Seni” cukup menarik diangkat sebagai tema dalam seminar nasional yang diselenggarakan Program Pascasar- jana Institut Seni Indonesia Denpasar. Karenanya perlu diingat kembali kata “Budaya Nusantara” sangat identik dengan tradisi, dalam hal ini, kesenian tradisional nusantara adalah pondasi yang mendasari segala bentuk dan perkembangan kesenian yang selama ini membawa nama Indonesia ke ranah Global. Dengan demikian kesenian nusantara perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya agar tidak terseret oleh terpaan arus globalisasi yang akan mengkaburkan identitas budaya kita. Perkembangan kesenian di zaman ini penuh dengan pencarian, penggalian ide-ide yang mengede- pankan kreativitas dalam proses penciptaan dan pengkajian seni, sehingga melahirkan karya-karya spek- takuler yang bermutu tinggi. Di dalam ranah seni pertunjukan, para Etnomusikolog di masa ini berjuang mengangkat citra lokal ke ranah global dengan segala bentuk perkembangannya. Hal ini sangat berkaitan dengan topik seminar, yaitu keindahan budaya nusantara yang terbalut oleh nilai estetika tinggi mampu bersaing dalam dunia global. Dan kenyataannya budaya nusantara sudah mulai mengglobal. Di ranah visual art atau seni rupa dan desain dewasa ini terhembus wacana mengenai Global Art yang kembali mengambil dan meminjam ikon atau unsur tradisional yang kemudian di visualkan secara kreatif dengan ide-ide “gila”, sehingga disetiap karya-karya yang diciptakan bernuansa lokal dengan penggayaan baru yang mampu eksis di dalam ranah seni rupa dunia. Hal ini dalam konsep postmodern disebut dengan- pendekatan pasticheya itu mengangkat dan meminjam kembali bentuk-bentuk teks atau bahasa estetik tradisi yang kemudian dikonstruksi kembali dengan bahasa seni yang baru, kemudian menempatkannya kedalam konteks semangat masakini yang sering disebut dengan seni kontemporer tanpa meninggalkan dan merusak kesenian lokal

    PROCEEDING SEMINAR NASIONAL: SENI RUPA NUSANTARA BASIS KEUNGGULAN NASIONAL TAHUN 2016

    No full text
    Om Swastiastu, Seminar Nasional pada tanggal 28 Oktober 2016, diselenggarakan oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dan diikuti oleh 17 pemakalah inti dan artikel pendamping yang dihimpun dalam buku Procceding Seminar Nasional 2016: “Seni Rupa Nusantara Basis Keunggulan Indonesia”. Makalah Seminar Nasional ini call for pa- per, sangat berarti bagi FSRD-ISI Denpasar dalam bentuk procceding yang ber ISBN 978-602- 9855-8-3. Seminar nasional ini juga menghadirkan keynote speaker Wali Kota Denpasar, I.B Rai Dharmawijaya Mantra, Pembicara sesi (I) Prof. Dr. Agus Burhan (Rektor ISI Yogyakarta), Pembicara sesi (II) Dr. Dody Wyancoko (Dosen ITB Bandung), dan Pembicara sesi (III) Dr. I Wayan Kun Adnyana ISI Denpasar. Seminar nasional akan diarahkan untuk mengembangkan “cara berpikir” dari berbagai aspek dalam studi seni rupa dan desain, termasuk media rekam untuk penciptaan suatu karya. Panitia penyelenggara mewakili institusi FSRD-ISI Denpasar yang menjadi tuan rumah seminar nasional, mengucapkan banyak terima kasih atas partisi- pasi para akademisi dan para pemerhati seni rupa Indonesia seperti: Seni Lukis, Seni Patung, Produk Kriya, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Fotografi, Desain Mode, Film dan Televisi kemudian mempresentasikan dalam seminar nasional ini. Adapun bentuk sub tema: 1). Eksplorasi Seni Rupa Nusantara; 2). Keragaman Seni Rupa Nusantara, 3). Peluang studi dan penelitian; 4). Konsep dan filosofi Seni Rupa Nusantara. Dengan kerendahan hati panitia men- gucapkan selamat berseminar, terutama kepada peserta utusan dari; Universitas Negeri Malang (UNM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung, Uni- versitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universita Mahasaraswati (UNMAS) Denpasar, Universitas Bunda Mulia Jakarta, dan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Dengan penuh harapan, bahwa kegiatan seminar nasional ini dapat terselenggara den- gan sukses membawa pengalaman baru serta persahabatan abadi. Atas nama panitia, tidak lupa kami mengucapkan mohon maaf apabila ada pelayanan yang kurang memuaskan dan mungkin dilain waktu bisa lebih baik lagi penyelenggaraannya. Salam seni dan budaya. Om Santih Santih Santih O
    corecore