1 research outputs found

    Analisis Produktivitas Proses Produksi Cokelat Menggunakan Integrasi Model Objective Matrix (OMAX) dan Pendekatan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) (Studi Kasus di PT Kakao Bhinneka Sejahtera, Kota Batu)

    No full text
    Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kakao yang besar sehingga mampu mendongkrak perekonomian nasional. Salah satu perusahaan yang mengolah biji kakao menjadi aneka produk cokelat yaitu PT Kakao Bhinneka Sejahtera di Kota Batu, Jawa Timur. Produk Milk Chocolate ‘Arai’ yang merupakan best seller memiliki banyak peminat sehingga produksi yang dilakukan cukup banyak dibanding dengan produk lain. Perusahaan tersebut memiliki visi dan misi sehingga membutuhkan produksi cokelat yang lebih banyak secara efektif dan efisien. Diperlukan pengukuran pada tingkat produktivitas sekaligus mengidentifikasi permasalahan produktivitas serta memberikan usulan perbaikan yang dapat meningkatkan produktivitas pada perusahaan. Metode Objective Matrix (OMAX) digunakan untuk pengukuran produktivitas dan pendekatan Fuzzy Analytic Hierarchy Process (FAHP) diterapkan untuk pembobotan kriteria yang juga merupakan tahapan pada metode OMAX. Selanjutnya penggunaan diagram fishbone dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan terhadap terjadinya penurunan produktivitas serta memberi usulan dalam meningkatkan produktivitas. Berdasarkan hasil penelitian, pencapaian produktivitas tertinggi terjadi pada Juni 2022 dengan indeks produktivitas sebesar 63,258%. Sedangkan produktivitas terendah terjadi pada Agustus 2022 dengan penurunan indeks produktivitas sebesar -85,733%. Nilai indeks produktivitas mengalami fluktuasi setiap bulan selama periode pengukuran produktivitas. Penyebab penurunan performansi disebabkan oleh bahan baku tidak terstandarisasi, kurangnya ketersediaan bahan baku, penggunaan energi listrik yang berlebihan, dispensasi, karyawan kurang disiplin, dan kerja mesin kurang optimal. Usulan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu pemilihan pemasok secara tepat, menjalin kerja sama dengan petani untuk meningkatkan kualitas bahan baku, melakukan pengecekan mesin secara rutin, memperbaiki sistem perawatan mesin, pemberian punisment terhadap karyawan, memperhatikan waktu istirahat yang cukup kepada karyawan agar tidak merasa jenuh pada saat bekerja, dan memotivasi karyawan agar produktivitas kerja dapat tercapai
    corecore