3 research outputs found
VALIDITAS MODUL PRAKTIK PERKANTORAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN ROLE-PLAYING BERDASARKAN KEBUTUHAN INDUSTRI
Office practice learning in Vocational High Schools (VHS) is not fully following the needs of the industry because the learning carried out is still partial to each Basic Competence (KD) in the curriculum. The purpose of this study is to reveal the validity of the product resulting from the development of the office practice module using the role-playing method based on industry needs. This research is a type of development research using the ADDIE model. The research results are focused on the module assessment results by material experts, design experts, and learning experts. The results of this study indicate that the module is considered very feasible by the expert with an average score of 4.44 out of a maximum score of 5. The assessment of the material expert is 4.50, the assessment of the learning expert is 4.30, and the assessment of the design expert is 4.52. Thus, it can be stated that the resulting product is valid and feasible to use for the target group. Modules that are valid and feasible to use are expected to achieve the learning objectives that have been set.Pembelajaran praktik perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan Industri karena pembelajaran yang dilakukan masih bersifat parsial pada tiap Kompetensi Dasar (KD) yang ada di dalam kurikulum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap validitas produk hasil pengembangan modul praktik perkantoran menggunakan metode role-playing berdasarkan kebutuhan industri. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan dengan menggunakan model ADDIE dimana hasil penelitian difokuskan pada hasil penilaian modul oleh para ahli yang terdiri dari ahli materi, ahli desain, dan ahli pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul dinilai sangat layak oleh ahli dengan nilai rata-rata 4,44 dari skor maksimal 5. Penilaian ahli materi 4,50, penilaian ahli pembelajaran 4,30, dan penilaian ahli materi. dari ahli desain adalah 4,52. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa produk yang dihasilkan valid dan layak digunakan untuk kelompok sasaran. Modul yang valid dan layak digunakan diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap validitas produk hasil pengembangan modul praktik perkantoran menggunakan metode role-playing berdasarkan kebutuhan industri. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif berdasarkan hasil pengembangan produk yang telah dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini berbasis penelitian dan pengembangan modul dengan menggunakan model ADDIE dimana hasil penelitian difokuskan pada hasil penilaian modul oleh para ahli yang terdiri dari ahli materi, ahli desain, dan ahli pembelajaran. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif, dan hasil analisis tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyimpulkan pengembangan modul ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul dinilai sangat layak oleh ahli dengan nilai rata-rata 4,44 dari skor maksimal 5. Penilaian ahli materi 4,50, penilaian ahli pembelajaran 4,30, dan penilaian ahli materi. dari ahli desain adalah 4,52. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa produk yang dihasilkan valid dan layak digunakan untuk kelompok sasaran. Modul yang valid dan layak digunakan diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
Analisis Mutu Teh Celup Herbal Sebagai Minuman Fungsional
Potensi diversifikasi minuman herbal semakin meningkat seiring dengan gaya hidup sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan minuman herbal dalam bentuk teh celup yang praktis dan ekonomis dari segi proporsi dan harga jual. Tujuh sampel teh herbal diuji dengan proporsi rempah-rempah yaitu kulit manggis, jahe, serai, daun kersen, daun jeruk purut, dan daun salam. (P1= 1:1:1:1:1:1), (P2= 1:2:1:1:1:1), (P3= 1:1:2:1:1:1), (P4= 1:1:1:2:1:1), (P5= 1:1:1:1:2:1), (P6= 1:1:1:1:1:2), dan (P7= 2:1:1:1:1:1) Metode uji hedonik digunakan untuk mendapatkan hasil terbaik berdasarkan kualitas teh herbal dengan parameter warna, aroma, dan rasa. Sampel responden terdiri dari 100 orang pendamping UMKM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil terbaik dengan komposisi P3 = 1:1:2:1:1:1 dari segi aroma dan rasa teh celup herbal. Sedangkan dari segi tingkat kepentingan teh celup herbal, panelis menilai aspek warna menjadi faktor yang paling penting, diikuti oleh rasa dan aroma teh celup herbal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teh celup herbal dapat diterima oleh masyarakat sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait pengujian kandungan kimia. Dan dari hasil analisis laboratorium teh celup herbal meliputi uji kandungan flavonoid, pholiphenol, antioksidan, kadar abu dan kadar air dengan dua perlakuan meliputi yang diseduh dan dalam keadaan kering (kemasan). Kandungan nutrisi terbaik secara umum adalah formula P7 (2 g kulit manggis, 1 gram jahe, 1 gram serai, 1 gram daun kersen, 1 gram daun jeruk, dan 1 gram daun salam
Digitalization for family documents: Improving awareness of digital archives using Google Drive for facing industry 4.0
It is necessary to understand digital-based family document management through training activities provided to the women's community in Sukodono-Sidoarjo. The aim of this program is to increase awareness of digital-based family document management in the era of technology 4.0 by providing lectures and practice of digital family archiving using Google Drive to mothers who have direct contact with managing documents in the family. This Community Service adopts experimental research with a quasi-experiment model, one group pretest-posttest design, where the level of success of the program can be seen from the increase in the training participants' abilities as shown by the results of the N-Gain Test calculation through Pretest and Posttest, affective scores, and psychomotor scores each participant. The results show that the digital-based family document management training agenda using Google Drive was effectively implemented by all participants based on the cognitive, affective and psychomotor aspects of this training. The effectiveness of this training has implications for increasing public awareness of digital archives for family documents owned by all participants, where this awareness is aimed at the use of digital public services in Sidoarjo. The use of the digital public service agenda promoted by the Government is an effort to increase SDGS 9 achievements in the indicator of the proportion of the population served by mobile broadband. Thus, the better prepared the community is to support digital public services, the higher the SDGs 9 score in a region/region