3 research outputs found

    Analisis Saluran Pemasaran Gula Aren (Arenga Pinnata) (Studi Kasus di Desa Capar Kecamatan Salem Kabupaten Brebes)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Saluran pemasaran gula aren di Desa Capar Kecamatan Salem Kabupaten Brebes; (2) Besarnya biaya dan keuntungan pemasaran gula aren di Desa Capar Kecamatan Salem Kabupaten Brebes; (3) Besarnya marjin pemasaran gula aren untuk setiap tingkatan lembaganya; (4) Besarnya bagian harga yang diterima perajin keseluruhan harga yang di bayar oleh konsumen; Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Dimana penelitian dilakukan dalam ruang alamiah atau bukan buatan dan penelitian melakukan perlakuan dalam pengumpulan data.Sampel yang sebagian diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh perajin gula aren di Desa Capar sebanyak 30 orang, pedagang pengumpul 5 orang, pedagang besar 1 orang dan pedagang pengecer 6 orang. Saluran pemasaran; a. Pedagang Pengumpul, pedagang pengumpul mendapatkan gula aren dengan cara membeli dari perajin gula aren. Pedagang pengumpul menerima gula aren dari perajin tiap harinya sekitar 276 kilogram, pedagang pengecer mendapatkan gula aren dari pengumpul kemudian dijual ke konsumen; b. Pedagang Besar, Pedagang besar mendapatkan gula aren dari pedagang pengumpul yang berada di Desa Capar kemudian memasarkan gula aren tersebut ke pedagang pengecer. Pedagang besar dan pengecer ini mendapatkan gula aren dari pedagang pengumpul tiap harinya sekitar 195 kilogram; c. Pedagang pengecer, Pedagang pengecer mendapatkan gula aren dari pedagang pengumpul tiap satu hari sekitar 81 kilogram. Pedagang pengecer dalam memasarkan gula aren mengeluarkan biaya untuk pengemasan dan transportasi. Besarnya biaya dan keuntungan pemasaran; a. biaya untuk pengemasan (plastik) dan transportasi. Pada saluran I harga gula aren di konsumen ahir sebesar Rp 7.500 per kilogram dengan biaya total Rp 325 per kilogram dan keuntungan Rp 775 per kilogram. Pada saluran II harga gula aren di konsumen ahir sebesar Rp 7.600 per kilogram dengan biaya total Rp 454,53 per kilogram dan keuntungan Rp 945,47 per kilogram. Dalam hal ini perajin dapat dikatakan beruntung dalam pembuatan gula aren karena perajin tidak perlu membeli bahan bakunya yaitu nira aren perajin sudah memiliki bahan baku nira aren dari pohon arennya sendiri. Besarnya marjin pemasaran gula aren untuk setiap tingkatan lembaganya; marjin total pemasaran pada saluran I sebesar Rp 1.100 per kilogram, dan marjin total saluran II sebesar Rp 1400 per kilogram. Besarnya bagian harga yang diterima perajin keseluruhan harga yang di bayar oleh konsumen; Saluran I Farmer\u27s Share 85,3 persen dan saluran II Farmer\u27s Share 81,6

    Studies on Dormancy Periods and Growth Rhythm of Shoot and Root of Mangosteen (Garcinia Mangostana L.)

    Full text link
    Mangosteen has a good prospectus for International market. Many people in the world like this fruit because it is delicious, has high nutrient contents, and it can be consumed as a fresh fruit. The growth of mangosteen is very slow with a very long juvenile period because of its long dormancy period. The objective of this research was to study the dormancy periods and growth rhytm of shoot and root of young and adult mangosteen seedlings. The research used completely randomized design and consisted of two experiments. The first experiment was to study the dormancy and flushing periods. The second experiment was to study the growth patterns of shoot and root foom several ages of mangosteen seedlings. This research was conducted at Mekarsari Fruit Park, Cileungsi, Bogor. The result of the experiment showed that two years old of mangosteen seedling had 5 flushes per year, four years old of mangosteen had 3-4 flushes per year, and eight years old of mangosteen only had 2 flushes. Dormancy periods were significantly different between 2,4 and 8 year of mangosteen seedling. After the seedlings have branches, the dormancy periods become twice as many as that before branching. The roots grew rapidly two weeks before flush and slower after flush occurred
    corecore