28 research outputs found

    Evaluasi Kesesuaian Lahan Kualitatif dan Kuantitatif Pertanaman Jagung (Zea Mays L.) di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung

    Full text link
    Produksi jagung di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Salah satu faktor penyebabnya adalah produktivitas yang masih rendah. Diperlukan pengetahuan mengenai evaluasi lahan baik secara fisik (kualitatif) maupun ekonomi (kuantitatif). Penelitian dilaksanakan pada 5 unit lahan pertanaman jagung di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung seluas 6,784 ha. Penanaman dilakukan pada petak kecil berukuran 2x3 m dengan 2 kali ulangan. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Tujuan penelitian mengevaluasi kesesuaian lahan kualitatif pertanaman jagung (Zea maysL.) di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, berdasarkan kriteria Djaenudin dkk. (2003) dan mengevaluasi kesesuaian lahan kuantitatif dengan cara menghitung tingkat kelayakan finansial budidaya tanaman jagung (Zea mays L.) di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Unit lahan 1 dan 2 cukup sesuai dengan faktor pembatas kejenuhan basa (S2nr), Unit lahan 3 cukup sesuai dengan faktor pembatas kejenuhan basa, lereng, sehingga dapat menyebabkan ancaman erosi (S2nr.eh), Unit lahan 4 sesuai marginal dengan faktor pembatas lereng sehingga dapatmenyebabkan ancaman erosi (S3eh), dan Unit lahan 5 tidak sesuai dengan faktor pembatas lereng dan ancaman erosi (Neh). Unit lahan 1,2,3, 4, dan 5 secara finansial meguntungkan, hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa nilai R/C >1

    Pengaruh Pemupukan Nitrogen Dan Sistem Olah Tanah Jangka Panjang Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Padi Gogo (Oryza Sativa L.) Tahun Ke-27 Di Lahan Politeknik Negeri Lampung

    Full text link
    Padi gogo merupakan salah satu tanaman pangan yang berpotensi untuk dikembangkan. Pada tahun-tahun mendatang peranan padi gogo dalam penyediaan beras nasional menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena semakin berkurangnya areal persawahan, sedangkan tingkat pertumbuhan penduduk cukup tinggi. Salah satu upaya dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi gogo adalah dengan sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemupukan nitrogen jangka panjang dengan berbagai dosis terhadap pertumbuhan dan produksi padi gogo, mengetahui pengaruh sistem olah tanah jangka panjang terhadap pertumbuhan dan produksi padi gogo, dan mengetahui pengaruh interaksi antara sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang dengan berbagai dosis terhadap pertumbuhan dan produksi padi gogo. Penelitian dilakukan di lahan Politeknik Negeri Lampung. Analisis tanaman dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanaman Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Maret 2015. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan nitrogen dengan dosis 100 kg N ha -1 meningkatkan pertumbuhan dibandingkan tanpa pemupukan nitrogen tetapi tidak berbeda dengan pemupukan 50 kg N ha -1 . Pemupukan nitrogen dengan dosis 100 kg N ha -1 meningkatkan produksi padi gogo lebih tinggi dibandingkan tanpa pemupukan nitrogen tetapi tidak berbeda dengan pemupukan 50 kg N ha -1 . Sistem Olah Tanah Intensif mampu meningkatkan tinggi tanaman, dan bobot kering berangkasan lebih tinggi dibandingkan dengan Olah Tanah Konservasi, sedangkan sistem olah tidak memberikan pengaruh terhadap komponen hasil. Interaksi antara pemupukkan nitrogen dan sistem olah tanah terjadi pada variabel pengamatan tinggi tanaman, sedangkan terhadap komponen hasil tidak berpengaruh

    Pengaruh Komposisi Media Ampas Tahu dan Jerami Padi pada Pertumbuhan dan Hasil Jamur Merang (Volvariela Volvaceae)

    Full text link
    Limbah jerami padi dan ampas tahu menjadi masalah yang belum dapat terselesaikan di masyarakat. Jumlahnya yang melimpah tak sebanding dengan pemanfaatannya sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Salah satu cara untuk mengatasi itu dengan mengubah limbah menjadi media tumbuh jamur merang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi media ampas tahu dan jerami padi yang akan memberikan pengaruh terbaik pada pertumbuhan dan hasil jamur merang. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kumbung Jamur Kelompok Sinar Harapan Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung mulai bulan September sampai dengan Oktober 2012. Perlakuan disusun secara tunggal yang terdiri dari 75% ampas tahu dicampur dengan 25% jerami padi (m1), 50% ampas tahu dicampur dengan 50% jerami padi (m2), 25% ampas tahu dicampur dengan 75% jerami padi (m3) dan 100% jerami padi (m4). Setiap kombinasi diulang sebanyak empat kali dan diterapkan kepada satuan percobaan dalam rancangan kelompok teracak sempurna. Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas model dengan uji Tukey. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 1% dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur merang mencapai pertumbuhan dan hasil terbaik pada komposisi 50% ampas tahu dan 50% jerami padi, kemudian disusul dengan 25% ampas tahu dan 75% jerami padi, 100% jerami padi dan terakhir 75% ampas tahu dan 25% jerami padi

    Penggunaan Herbisida Amonium Glufosinat Pada Persiapan Lahan Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Dengan Sistem Tanpa Olah Tanah

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas herbisida amonium glufosinat dalam mengendalikan gulma pada persiapan lahan padi sawah dengan sistem tanpa olah tanah (TOT) serta mengetahui pengaruh sistem TOT terhadap produksi padisawah. Penelitian ini dilaksanakandi Desa Tempuran, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah dan di Laboratorium Ilmu Gulma, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung mulai bulan Januari 2016 sampai April 2016 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dosis herbisida amonium glufosinat (480, 640, 800, dan 960 g/ha) dengan sistem TOT, penyiangan secara mekanis dengan sistem OTS, dan kontrol (tanpa pengendalian gulma dengan sitem TOT) dan diulang sebanyak 4 ulangan. Homogenitas ragam diuji dengan menggunakan Uji Barttlet dan additifitas data diuji menggunakan Uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi maka data dianalisis dengan sidik ragam dengan menggunakan pemisahan nilai tengah Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua taraf dosis herbisida amonium glufosinat yang diuji (480-960 g/ha) dan penyiangan mekanis mampu mengendalikan gulma total dan gulma golongan rumput hingga 7 minggu setelah aplikasi (MSA), sedangkan gulma golongan daun lebar dan golongan rumput mampu dikendalikan oleh herbisida amonium glufosinat dan penyiangan mekanis hingga 7 MSA pada taraf dosis 640-960 g/ha, namun gulma golongan teki terutama Fimbristilys miliacea serta gulma Leptochloa chinensis tidak mampu dikendalikan oleh herbisida ini. Hasil gabah kering giling pada sistem TOT lebih rendah dibandingkan dengan hasil gabah kering giling jika pada sistem OTS

    Pengaruh Jenis Dan Tingkat Kerapatan Gulma Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine Max [L]. Merr)

    Full text link
    Kedelai (Glycine max [L]. Merr.)merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, yaitu sebagai sumber protein nabati bagi kebutuhan pangan manusia. Setiap tahunnya produksi kedelai mengalami penurunan, salah satunya penyebabnya adalah gulma. Kehadiran gulma dapat menyebabkan kompetisi antara gulma dan tanaman kedelai untuk mendapatkan sarana tumbuh yang sama dan jumlahnya terbatas. Jenis dan kerapatan gulmamerupakan faktor penyebab terjadinya kompetisi antara gulma dan tanaman yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis gulma terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai, pengaruh kerapatan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai, serta pengaruh interaksi antara jenis dan kerapatan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Berjalur (Strip Plot Design) dengan 3 kali ulangan secara faktorial.Faktor pertama adalah tiga jenis gulma yaitu Asystasia gangetica, Rottboellia exaltata, Cyperus rotundus. Faktor kedua adalah kerapatan gulma yaitu 0, 10, 20, 40, 80 tanaman/m 2 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma Rottboellia exaltata menurunkan jumlah daun 9 MST, bobot kering tajuk tanaman danjumlah polong kedelai, Cyperus rotundus menurunkan tinggi tanaman 9 MST dan bobot kering akar tanaman, dan Asystasia gangetica menurunkan terhadap tinggi tanaman 9 MST. Kerapatan 10 gulma/m 2 menekanbobot kering akar tanaman, dan kerapatan 80 gulma/m 2 menekan jumlah daun tanaman 9 MST. Antara jenis dan kerapatan gulma hanya terjadi interaksi dalam mempengaruhi tinggi tanaman kedelai 3 MST

    Efikasi Herbisida Penoksulam Terhadap Pertumbuhan Gulma Umum Pada Budidaya Tanaman Padi Sawah

    Full text link
    Padi merupakan tanaman pangan utama yang dibutuhkan masyarakat Indonesia. Rendahnya produktivitas hasil padi dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain gulma. Gulma merupakan tumbuhan yang keberaadaannya tidak diinginkan karena dapat mengurangi hasil panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh herbisida penoksulam terhadap gulma pada lahan tanaman padi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sinar Harapan, Kelurahan Rajabasa, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung dan di Laboratorium Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 6 perlakuan yaitu herbisida penoksulam dengan dosis 18, 24, 30, dan 36 g/ha, penyiangan mekanis, dan kontrol, dengan 4 ulangan. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet, aditivitas data diuji dengan uji Tukey, dan perbedaan nilai tengah diuji dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa herbisida penoksulam dengan dosis 18-36 g/ha mampu menekan pertumbuhan gulma total, gulma daun lebar, gulma teki, gulma dominan Sphenoclea zeylanica, Fimbristylis miliacea, dan Ludwigia octovalvis sampai dengan 6 minggu setelah aplikasi. Herbisida penoksulam dosis 18"36 g/ha tidak meracuni tanaman padi sawah. Herbisida penoksulam dosis 18"36 g/ha tidak mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman padi dan hasil gabah kering giling padi. Namun mempengaruhi jumlah tanaman per rumpun padi pada herbisida 18 dan 30 g/ha yang hasilnya lebih baik dari penyiangan manual

    Pengaruh Jenis dan Tingkat Kerapatan Gulma terhadap Pertumbuhan Awal Tanaman Ubikayu (Manihot Esculenta Crantz) Klon Uj-5 (Kasetsart)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis gulma terhadap pertumbuhan awal tanaman ubikayu, pengaruh kerapatan gulma terhadap pertumbuhan awal tanaman ubikayu, dan pengaruh interaksi antara jenis dan kerapatan gulma terhadap pertumbuhan awal tanaman ubikayu. Penelitian ini dilaksanakan di Lampung Selatan dan Laboratorium GulmaUniversitas Lampung pada bulan Maret hingga Juni 2015. Perlakuan disusun secara faktorial dalam Rancangan Petak Berjalur dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah 3 jenis gulma yaitu, Asystasia gangetica, Cyperus rotundus dan Rottboelia exaltata dan faktor kedua adalah kerapatan 0, 10, 20, 40, dan 80 gulma/m 2 . Bila asumsi terpenuhi data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tekan gulmaRottboelia exaltata terhadap panjang umbi pada umur 12 MST lebih tinggi dibandingkan dengan gulma Asystasia gangetica dan Cyperus rotundus, kerapatan 10 sampai 80 gulma/m 2 dapat menekan panjang umbi pada umur 12 MST dan antar jenis dan kerapatan gulma terjadi interaksi dalam mempengaruhi jumlah daun, diameter batang, tinggi tanaman, jumlah umbi dan produksi umbi pada umur 12 MST. Daya tekan gulma Rottboelia exaltata lebih tinggi dibandingkan dengan Asystasia gangetica dan Cyperus rotundus

    Pengaruh Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak Dan Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annum L.) Di Dataran Tinggi

    Full text link
    Produksi cabai merah ( Capsicum annum L. ) di Indonesia masih tergolong rendah, penggunan mulsa plastik hitam perak dan jerami padi merupakan alternatif untuk meningkatkan produksi cabai merah. Penelitian dilakukan untuk mengetahui : (1) pengaruh penggunaan mulsa plastik hitam perak dan jerami padi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah di dataran tinggi, dan (2) jenis mulsa yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah di dataran tinggi. Penelitian dilaksanakan di Jalan Raya Pekon Banjar Negeri, Kecamatan Gunung Alip, Kabupaten Tanggamus pada Oktober 2011 sampai April 2012. Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Perlakuan tersebut adalah penggunaan jenis mulsa dengan tiga perlakuan yaitu tanpa mulsa (m0), mulsa plastik hitam perak (m1), dan mulsa jerami padi (m2). Data yang diperoleh diuji dengan uji χ2 dan additifitas data diuji dengan uji Tukey, sedangkan uji lanjut dilakukan degan uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mulsa plastik hitam perak dan jerami padi berpengaruh nyata pada beberapa variabel pengamatan, yaitu pada variabel tinggi tanaman, jumlah bunga, tingkat percabangan, jumlah buah panen, bobot buah panen, dan bobot buah total. Sedangkan pemberian mulsa jerami dan mulsa plastik hitam perak tidak berpengaruh nyata pada variabel jumlah buah

    Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Kambing dan Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea Mays L.)

    Full text link
    Permintaan akan jagung (Zea mays L.) yang semakin meningkat menyebabkan petani kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Semakin langka dan tingginya harga pupuk anorganik saat ini, menimbulkan masalah sendiri bagi petani. Penggunaan bahan organik seperti pupuk hayati merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah di atas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh pemberian pupuk kandang kambing; (2) pengaruh pemberian pupuk hayati; (3) pengaruh interaksi anatara dosis pupuk kandang kambing dan pupuk hayati dalam mempengaruhi pertumbuhan dan hasil jagung. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran pada bulan Februari sampai Mei 2016.Penelitian menggunakan rancangan perlakuan berpola faktorial (5 x 2) dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) dengan tiga ulangan dengan 10 perlakuan. Faktor pertama adalah dosisi pupuk kandang kotoran kambing (B), terdiri lima taraf yaitu : tanpa pupuk kandang (b 0 ), dosis 10 ton/ha (b 1 ), 20 ton/ha (b 2 ), 30 ton/ha (b 3 ) dan 40 ton/ha (b 4 ). Faktor kedua adalah pupuk hayati (H) terdiri atas dua taraf yaitu tanpa pupuk hayati (h 0 ) dan dengan pupuk hayati (h 1 ). Konsentrasi pupuk hayati yang digunakan adalah 10 ml/l. Jika hasil uji F nyata pada taraf 5%, selanjutnya dilakukan uji lanjut polinomial ortogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dosis pupuk kandang kambing yang diberikan pada dosis 40 ton/ha meningkatkan seluruh variabel pengamatan; (2) Aplikasi pupuk hayati memberikan pengaruh nyata terhadap seluruh variabel pengamatan; (3) Pemberian pupuk kandang kambing pada berbagai dosis dipengaruhi oleh aplikasi pupuk hayati (terjadi interaksi) pada variabel pengamatan tinggi tanaman, diameter tongkol, panjang tongkol, bobot tongkol per tanaman, dan bobot 100 butir
    corecore