3 research outputs found

    Kajian Penggunaan Obat Antitiroid pada Pasien Hipertiroid di Poliklinik Khusus RSUP Dr. M. Djamil Padang

    Get PDF
    Hipertiroid merupakan penyakit hormonal kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes melitus. Penyebab terbanyak yang dapat menimbulkan keadaan hipertiroid adalah penyakit Graves, yaitu sekitar 60-90 persen dari seluruh kasus hipertiroid di dunia. Pasien hipertiroid yang tidak diobati akan berisiko menurunnya kualitas hidup, atrial fibrilation dan osteoporosis. Oleh karena itu diperlukan terapi untuk mengontrol kadar hormon tiroid pada batasan normal, salah satunya dengan obat antitiroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat antitiroid dan mengevaluasi ketepatan penggunaan obat antitiroid pada pasien hipertiroid berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif menggunakan rekam medik pasien selama periode Januari-Desember 2015 di Poliklinik Khusus RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jumlah pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 175 pasien. Obat antitiroid yang digunakan pada pasien hipertiroid adalah PTU (82,75%) dan thyrozol (17,25%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaktepatan indikasi, ketidaktepatan obat serta interaksi obat tidak ditemukan, sedangkan terdapat 13 pasien (7,43%) tidak tepat dosis, dan 1 pasien (0,57%) tidak tepat pasien

    Evaluasi Penggunaan Obat Antitiroid Pada Pasien Hipertiroid di RSUP Dr. M. Djamil Padang, Indonesia

    Get PDF
    Hyperthyroidism is the second largest hormonal disease in Indonesia after diabetes mellitus. The most common cause of hyperthyroidism is Graves’ disease. Untreated in hyperthyroid patients will causes decreased patient quality of life, atrial fibrillation and osteoporosis. Therefore need a therapy to control thyroid hormone levels in the normal range, one of them with antithyroid drugs. This study aims to determine the patterns of antithyroid use and evaluate the appropriateness use of antithyroid drugs in patients hyperthyroidism include precise indications, precise medications, precise patients and appropriate doses. This study is a descriptive study that retrospective data collection using patient medical records during the period January-December 2015 in Polyclinic Dr. M. Djamil hospital Padang. The number of patients who fulfills  the inclusion criteria are 175 patients. Antithyroid drugs used in patients with hyperthyroidism are PTU (82,75%) and thyrozol (17,25%). The results showed that inappropriate indication and inappropriate drug was not found, while there were 13 patients (7,43%) with an inappropriate dosage regimen and 1 patients (0,57 %) with inappropriate patient.Hipertiroid merupakan penyakit hormonal kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes melitus. Penyebab terbanyak yang dapat menimbulkan keadaan hipertiroid adalah penyakit Graves. Pasien hipertiroid yang tidak diobati akan berisiko menurunnya kualitas hidup, atrial fibrilation dan osteoporosis. Oleh karena itu diperlukan terapi untuk mengontrol kadar hormon tiroid pada batasan normal, salah satunya dengan obat antitiroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat antitiroid dan mengevaluasi ketepatan penggunaan obat antitiroid pada pasien hipertiroid meliputi tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan tepat dosis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif menggunakan rekam medik pasien selama periode Januari-Desember 2015 di Poliklinik Khusus RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jumlah pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 175 pasien.  Obat antitiroid yang digunakan pada pasien hipertiroid adalah PTU (82,75%) dan thyrozol (17,25%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaktepatan indikasi dan ketidaktepatan obat tidak ditemukan, sedangkan terdapat 13 pasien (7,43%) tidak tepat dosis, dan 1 pasien (0,57%) tidak tepat pasien.
    corecore