12 research outputs found
Analisis Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Kota Kediri Tahun 2015
ABSTRAKPenelitian ini dengan judul Analisis Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Kota Kediri Tahun 2015 bertujuan untuk menjelaskan kinerja TKPK Kota Kediri dalam menyelenggarakan tugas koordinasi penanggulangan kemiskinan dan pengendalian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di daerah, menjelaskan pelaksanaan kebijakan (program, anggaran dan regulasi) penanggulangan kemiskinan di daerah dan menjelaskan pencapaian daerah dalam penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan penelitian ini metode yang digunakan yaitu dilakukan pengumpulan data di wilayah administrasi Pemerintah Kota Kediri dengan menggunakan subyek data yang paling dapat dipercaya (valid) dan terbarukan (update) yang dimiliki daerah bersangkutan.Hasil Penelitian ini menyimpulkan bahwa sampai dengan tahun 2013, capaian prosentase penduduk miskin di Kota Kediri (sebesar 8,20%), masih jauh dari target pencapaian RPJMN maupun target MDG’s yang mencanangkan capaian minimal 8% pada tahun 2014. Capaian prosentase penduduk miskin Kota Kediri pada tahun 2013, masih di atas (lebih buruk) capaian di tingkat Propinsi Jawa Timur (12,73%) maupun rata-rata capaian secara Nasional (10,96%) pada tahun yang sama; Perkembangan capaian prosentase penduduk miskin di Kota Kediri selama 5 tahun terakhir (2009-2013) menunjukkan trend perkembangan yang menurun (semakin membaik) meskipun capaian pada tahun 2014 sedikit meningkat dibanding tahun 2013; Capaian indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan pada tahun 2013 masing-masing adalah 1,60% dan 0,47%. Capaian keduanya di bawah capaian di Provinsi Jawa Timur maupun Nasional. Perkembangan capaian keduanya selama 5 tahun terakhir (tahun 2009-2013) menunjukkan trend perkembangan yang semakin membaik.Kata kunci : Kemiskinan, RPJMN, MDG’s
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KABUPATEN BONDOWOSO
ABSTRAKPenelitian ini dengan Judul Rencana Aksi Pengembangan Agroindustri Kabupaten Bondowoso dengan tujuan memberikan arahan pengembangan agroindustri secara menyeluruh terhadap pembangunan ekonomi di Kabupaten Bondowoso.Metode yang digunakan adalah metode Analisis Deskriptif. Analisis Tipologi Klassen dan Location Quotient (LQ), Analisis Matriks IFE dan EFE Selanjutnya, dilakukan analisis Matrik SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang melekat dalam upaya pengembangan agroindustry, Analitycal Hierarchy Process (AHP) dan Analisis manajemen strategis.Hasil Penelitian Rencana Aksi Pengembangan Agroindustri diantaranya yaitu: Klaster Kopi Rakyat dan Padi Organik telah terbentuk di Kabupaten Bondowoso. Teknologi tepat guna yang dibutuhkan bagi pengembangan agroindustri di Kabupaten Bondowoso adalah teknologi yang sesuai dengan skala UKM (agroindustri rakyat) yang dapat dikembangkan lebih besar di masa depan dan dapat bekerjasama dengan perusahaan besar atau eksportir. Belum terdapat lembaga pemasaran khusus produk agroindustri baik dari inisiatif pemerintah maupun swasta. Akses permodalan bagi UKM masih lemah dan masih membutuhkan fasilitasi dan dukungan regulasi dari pemerintah daerah maupun provinsi. Klaster agroindustri bambu merupakan prioritas untuk disiapkan pada tahun 2016 dan dimantapkan dalam periode 2016-2020. Koordinasi dan sinkronisasi program agroindustri antar SKPD masih perlu ditingkatkan dengan membentuk Kelompok Kerja (Pokja) khusus agroindustri, sehingga dapat memberikan arah kebijakan dan program yang lebih jelas bagi semua pemangku kepentingan.Kata kunci : Agroindustri, Produk Unggulan, UKM
ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN BOJONEGORO
ABSTRAKAnalisis Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bojonegoro 2018 dengan tujuan (1) mengetahui capaian komponen IPM Kabupaten Bojonegoro, (2) mengetahui keterbandingan angka Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bojonegoro dengan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam analisis IPM tersebut adalah IPM dihitung sebagai rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran. Dalam menghitung IPM, diperlukan nilai minimum dan maksimum untuk masing-masing indikator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Capaian IPM Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2016 adalah 66,73 dan pada tahun 2017 sebesar 67,28 naik sebesar 0,23 point. Nilai IPM Kabupaten Bojonegoro bila menurut UNDP termasuk kedalam tingkat pembangunan “sedang”. Dengan nilai tersebut IPM Kabupaten Bojonegoro berada pada peringkat ke-26 dari 38 kabupaten/kota se Jawa Timur, dan posisi ini tidak berubah dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2017 terjadi peningkatan pada seluruh indikator penyusun IPM. Indeks kesehatan yang diwakili dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat naik yang ditunjukkan dengan meningkatnya angka harapan hidup (AHH) menjadi 70,83 tahun dibandingkan tahun sebelumnya masih sebesar 70,67 tahun. Selanjutnya Indeks pendidikan yang diwakli oleh dimensi naik dengan meningkatnya angka harapan lama sekolah (HLS) menjadi 12,34 tahun, dan rata-rata lama sekolah (RLS) menjadi 6,71 tahun dibandingkan tahun 2016. Indeks daya beli yang diwakili oleh dimensi pengeluaran juga naik yang ditunjukkan dengan meningkatnya pengeluaran per kapita per tahun menjadi 9,420 juta rupiah pada tahun 2016 dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 9,553 juta rupiah per kapita penduduk per tahun.Kata Kunci: Analisis, Indeks, Manusia
ANALISIS SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN SEBAGAI SEKTOR POTENSIAL YANG BERKELANJUTAN DI KABUPATEN BANYUWANGI
ABSTRAKPenelitian ini dengan judul Analisis sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebagai sektor potensial yang berkelanjutan di Kabupaten Banyuwani. Tujuan penelitian adalah (1) untuk menganalisi apakah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Banyuwangi dapat mencukupi kebutuhan perekonomian sehingga dapat mensejahterakan rakyat Kabupaten Banyuwangi. (2) untuk menganalisis sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Banyuwangi sebagai sektor berkelanjutan atau tidak. Metode yang digunakan adalah metode LQ, DLQ, dan Tipologi Klassen. Hasil dari penelitian adalah Berdasarkan hasil analisis LQ sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (agribisnis) Kabupaten Banyuwangi dari tahun 2015-2019 merupakan sektor basis/potensial dengan nilai LQ sebesar 2,63, artinya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan untuk Kabupaten Banyuwangi produksi dapat mencukupi kebutuhan masyarakat Kabupaten Banyuwangi bahkan dapat di ekspor ke daerah lain atau ke mancanegara, serta dapat mensejahterakan rakyat Kabupaten Banyuwangi. Hasil persandingan analisis LQ dan DLQ menunjukan bahwa nilai LQ sebesar 2,63 sedangkan DLQ dengan nilai sebesar 0,66, ini menunjukkan bahwa sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (agribisnis) di Kabupaten Banyuwangi dari tahun 2015-2019 sektor prospektif, artinya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan saat ini sebagai sektor basis dan akan berubah menjadi sektor non basis di masa yang akan datang. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Banyuwangi merupakan sektor berkelanjutan. Kata kunci : PDRB, Location Quotient (LQ), Dynamik Location Quotient (DLQ), Typologi Klassen
ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN BUAH JERUK DI PASAR KEPUTRAN UTARA, SURABAYA
ABSTRAKPreferensi adalah pilihan suka atau tidak suka dari atribut buah jeruk yang tersedia di pasar. Atribut-atribut ini adalah fitur atau peralatan yang melekat pada jeruk yang mencerminkan sifat jeruk. Padahal jeruk bukanlah bahan utama bagi masyarakat Indonesia. Namun, jeruk memiliki kontribusi yang sangat baik untuk kesehatan tubuh. Buah jeruk memiliki karakteristik berbeda, mulai dari rasa, warna kulit buah, ukuran buah, dan jenis buah. Sehingga memudahkan konsumen untuk membuat preferensi mereka pada atribut buah jeruk yang tersedia di pasar Keputran Utara Surabaya.Tujuan penelitian ini: (1) Untuk mengetahui hubungan antara atribut buah jeruk dengan konsumsi buah jeruk di pasar Keputran Utara Surabaya. (2) Untuk mengetahui atribut buah jeruk yang merupakan preferensi atau preferensi konsumen di pasar Keputran Utara Surabaya. (3) Untuk mengetahui atribut yang paling dipertimbangkan oleh konsumen dalam keputusan untuk membeli buah jeruk di pasar Keputran Utara Surabaya.Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja atau sengaja dengan menentukan pasar Keputran Utara Surabaya, yang merupakan salah satu pasar terbesar di kota Surabaya. Responden ditentukan dengan metode accidential sampling atau accidental sampling, yaitu 30 responden. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis multiberibute fishbein dan metode analisis chi-square.Faktor lain yang menjadi dasar pemikiran dalam penelitian ini adalah dalam mengkonsumsi suatu barang, dalam hal ini buah jeruk yang sering dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi konsumen serta karakteristik dari konsumen itu sendiri. Sehingga peneliti ingin mengetahui apa saja preferensi konsumen dalam membeli buah jeruk di pasar modern Keputran Utara Surabaya dan mencari tahu apakah ada hubungan antara konsumen dan atribut buah jeruk di pasar Keputran Utara Surabaya.Kata kunci: Preferensi, Atribut, Buah Jeruk, Analisis Fishbein Multi-atribut,Analisis Chi-Square
AVERAGE TOTAL COST SEBAGAI PENENTU HARGA JUAL BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA VAR.AGGREGATUM) STUDI KASUS DI DESA JATRA TIMUR KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harga pokok penjualan bawang merah di Desa Jatra Timur Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang. Faktor-faktor produksi yang mempengaruhi hasil produk diteliti pada penelitian ini adalah luas lahan, benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Sampel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 40 orang pelaku usaha tani di Desa Jatra Timur Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang, yang dipilih menggunakan simple random sampling. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa harga pokok penjualan bawang merah di Desa Jatra Timur Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang sebesar Rp. 2.436,816 /kg. Selain itu, Keuntungan usahatani bawang merah di Desa Jatra Timur Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang secara simultan dipengaruhi oleh biaya produksi, produksi dan harga pada tingkat kepercayaan 95%. Secara parsial keuntungan bawang merah di Desa Jatra Timur Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang dipengaruhi oleh biaya produksi dan produksi pada tingkat kepercayaan 95%. Kata kunci : Biaya Produksi, Harga, Produks