4 research outputs found

    Can The Social Mission Model Improve the Students’ Interest?

    Get PDF
    This study aims to determine the effectiveness of entrepreneurship learning models based on social missions to advance entrepreneurial interest in vocational high school students. Experimental research use as a method, with 72 students participating in Class XII of SMK Negeri 1 Kudus. Data collection using questionnaires and learning outcomes. Data analysis using ANOVA and Scheffe test. The results showed that student learning outcomes with social mission learning models and conventional learning models have differences, where the social mission learning model is more useful to improve student learning outcomes and entrepreneurial interest. More than that, the social mission-based entrepreneurship learning model is needed in the curriculum. Entrepreneurship training through social mission will prepare students to become entrepreneurs, in addition to being more concerned about the environment and society. Future research needs to focus more on studying entrepreneurship learning curricula in vocational high schools. &nbsp

    VALIDITAS MODUL PRAKTIK PERKANTORAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN ROLE-PLAYING BERDASARKAN KEBUTUHAN INDUSTRI

    Get PDF
    Office practice learning in Vocational High Schools (VHS) is not fully following the needs of the industry because the learning carried out is still partial to each Basic Competence (KD) in the curriculum. The purpose of this study is to reveal the validity of the product resulting from the development of the office practice module using the role-playing method based on industry needs. This research is a type of development research using the ADDIE model. The research results are focused on the module assessment results by material experts, design experts, and learning experts. The results of this study indicate that the module is considered very feasible by the expert with an average score of 4.44 out of a maximum score of 5. The assessment of the material expert is 4.50, the assessment of the learning expert is 4.30, and the assessment of the design expert is 4.52. Thus, it can be stated that the resulting product is valid and feasible to use for the target group. Modules that are valid and feasible to use are expected to achieve the learning objectives that have been set.Pembelajaran praktik perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan Industri karena pembelajaran yang dilakukan masih bersifat parsial pada tiap Kompetensi Dasar (KD) yang ada di dalam kurikulum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap validitas produk hasil pengembangan modul praktik perkantoran menggunakan metode role-playing berdasarkan kebutuhan industri. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan dengan menggunakan model ADDIE dimana hasil penelitian difokuskan pada hasil penilaian modul oleh para ahli yang terdiri dari ahli materi, ahli desain, dan ahli pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul dinilai sangat layak oleh ahli dengan nilai rata-rata 4,44 dari skor maksimal 5. Penilaian ahli materi 4,50, penilaian ahli pembelajaran 4,30, dan penilaian ahli materi. dari ahli desain adalah 4,52. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa produk yang dihasilkan valid dan layak digunakan untuk kelompok sasaran. Modul yang valid dan layak digunakan diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap validitas produk hasil pengembangan modul praktik perkantoran menggunakan metode role-playing berdasarkan kebutuhan industri. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif berdasarkan hasil pengembangan produk yang telah dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini berbasis penelitian dan pengembangan modul dengan menggunakan model ADDIE dimana hasil penelitian difokuskan pada hasil penilaian modul oleh para ahli yang terdiri dari ahli materi, ahli desain, dan ahli pembelajaran. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif, dan hasil analisis tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyimpulkan pengembangan modul ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul dinilai sangat layak oleh ahli dengan nilai rata-rata 4,44 dari skor maksimal 5. Penilaian ahli materi 4,50, penilaian ahli pembelajaran 4,30, dan penilaian ahli materi. dari ahli desain adalah 4,52. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa produk yang dihasilkan valid dan layak digunakan untuk kelompok sasaran. Modul yang valid dan layak digunakan diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

    MENGAJAR EKONOMI MIKRO BERBASIS WIRAUSAHA EKONOMI KERAKYATAN DAN LOCAL WISDOM: BAGAIMANA?

    Get PDF
    Pembelajaran ekonomi mikro di perguruan tinggi menjadi mata kuliah yang sulit bagi sebagian besar mahasiswa di Indonesia. Rendahnya pemahaman mata kuliah ekonomi mikro ini juga menjadikan mahasiswa tidak menyukainya. Banyak upaya telah dilakukan untuk membuat pembelajaran ekonomi mikro menjadi lebih menarik, namun tidak mudah melakukannya. Penelitian ini mencoba menawarkan cara mengajarkan ekonomi mikro di perguruan tinggi dengan mengaitkan perwujudan wirausaha ekonomi kerakyatan dan local wisdom yang ada di Indonesia agar lebih menarik bagi mahasiswa. Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian litelature review. Populasi terdiri dari 24 artikel yang terbit di jurnal internasional. Sampel diambil secara purposive. Terpilih 5 artikel yang diambil berdasarkan materi yang dibahas dalam perkuliahan yaitu teori harga dan struktur pasar. Hasil yang didapatkan berdasarkan artikel yang dirujuk adalah mengajar ekonomi agar lebih menarik dan mudah diterima oleh siswa dengan mengaitkan kehidupan mahasiswa sehari-hari. Implikasi terpentingnya yaitu mahasiswa tidak salah lagi dalam menebak kurva permintaan karena telah dikaitkan dengan budaya Indonesia jika meminta suatu barang dengan tangan kanan

    Mengembangkan Ekoliterasi dan Ekopreneurship Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Tematik Berbasis Model Project Based Learning (PjBL)

    No full text
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ekoliterasi dan ekopreneurship siswa sekolah dasar kelas IV. Proses pembelajaran tematik integratif melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Penelitian ini mendukung mahasiswa agar literat lingkungan. Siswa mampu memanfaatkan lingkungan dengan baik melalui kegiatan ecopreneurship dengan proyek menjadikan produk dari barang bekas menjadi barang baru yang memiliki nilai jual tinggi. Hasil pembelajaran yang dibuat siswa adalah “damarkurung” yang merupakan keluaran dari percobaan sains. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif, pengumpulan data melalui lembar validasi, lembar observasi, dan penilaian produk studentpreneurship. Pembelajaran tematik dilaksanakan melalui 6 langkah yang sesuai dengan sintaksis pembelajaran berbasis proyek, yaitu menentukan pertanyaan dasar, merancang perencanaan proyek, menyusun jadwal, memantau kemajuan proyek, menguji proses dan hasil pembelajaran, serta mengevaluasi pengalaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis proyek di sekolah dasar dapat mendukung pendidikan ecopreneurship dan literasi lingkungan siswa sekolah dasar. Siswa mengetahui cara memanfaatkan bahan bekas dengan tepat dan bermanfaat. Pengembangan ecoliterasi siswa melalui model pembelajaran berbasis proyek juga membantu siswa lebih menikmati proses pembelajaran tematik integratif dan semangat menunjukkan kreatifitasnya
    corecore