3 research outputs found

    Relationship of Total Suspended Particulate Dust Levels, Personal Protective Equipment, and Individual Characteristics with "Breathing Respiratory Complaints at Benowo Landfill Surabaya

    Get PDF
    A landfill can have an impact on environmental quality such as air pollution from dust and gas produced from the anaerobic decomposition process, especially ifwaste disposal uses an open dumping system,. The results ofthe preliminary study showed that scavengers in the final processing ofgarbage had not used PPE (Personal Protective Equipment) such as masks and did not use hand protectors. Many health complaints felt by them are low back pain and headache. This research was observational, the study design used was a cross-sectional study design. The location of the study was carried out at the Surabaya Benowo waste landfill, the sample in the study w:ls scavengers of women who worked at the Surabaya Benowo waste landfill aged l5-64 years. The method ofmeasuring TSP (Total Suspended Particulate) dust using laboratory tests with gravimetric methods, data on tie use of PPE mask and respiratory complaints were obtained through questionnaires. Statistical tests were used to see strong relationships using Kendall's tau-b with a significance value ofu = 0.05. The results ofthe air quality test in the form ofTSP dust content at the work site ofthe scavengers showed the results of0.0972 mg/Nm3 which meant that TSP dust levels did not exceJd environmental quality standards. Of the 37 scavenger respondents, l3 people (24%o) experienced moderate respiratory complaints and 24 people (65%) experienced mild respiratory complaints. Characteristics of individual scavengers associated with respiratory complaints were cigarette exposure (Sig = 0.025) and disease history (Sig : 0.00). There was no significant relationship between the use ofPPE with respiratory complaints suffered by scavengers at Benowo landfill Surabaya

    Hubungan Paparan Toluena Dengan Kadar Eritrosit, LDL Dan MDA Serta Keluhan Gangguan Saraf Pada Pekerja Bengkel Pengecatan Mobil Di Surabaya

    Get PDF
    Di bidang industri, toluena digunakan secara luas baik sebagai bahan dasar ataupun sebagai pelarut. Bahan-bahan yang menggunakan toluena antara lain: pelarut cat, thinner, tinta, lem, industry plastik, dan serat sintetik. Di rumah tangga sendiri, toluena banyak didapatkan pada desinfektan dan lem. Dosis pajanan toluena rendah pada saraf dapat mengakibatkan gangguan saraf, gangguan saraf akibat pajanan toluena terdiri atas dua jenis yaitu neurotoksik dan neuropati. Toluena yang terhirup disimpan sementara di dalam lemak dan sumsum tulang, hal ini dapat mengakibatkan perubahan jumlah eritrosit akibat dari rusaknya sistem pembentukan darah merah di sumsum tulang. Tujuan umum dari penelitian ini yakni menganalisis kadar Eritrosit, LDL, dan MDA serta keluhan gangguan saraf pekerja yang terpapar toluena pada bengkel pengecatan mobil di Surabaya. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional, dari segi waktu penelitian termasuk ke dalam metode cross sectional. Sampel dalam penelitian ini yaitu total populasi pekerja di bengkel pengecatan mobil yang memenuhi ktiteria inklusi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah intake toluena yang masuk dalam tubuh pekerja dan karakteristik responden yang terdiri dari usia, lama kerja, masa kerja, IMT, APD, dan kebiasaan merokok. Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah pemeriksaan darah meliputi eritrosit, LDL, dan MDA serta keluhan gangguan saraf pekerja. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara intake toluena dengan kadar LDL dan MDA signifikasi <α(0,05%) sebesar 0,038 dan 0,039. Tidak ada hubungan antara intake toluene dengan keluhan gangguan saraf. Tidak ada hubungan antara karakteristik individu (Usia, lama kerja, masa kerja, IMT, kebiasaan menggunakan APD) dengan hasil pemeriksaan darah (eritrosit, LDL dan MDA) serta keluhan gangguan saraf. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Sebagian besar hasil pemeriksaan eritrosit, LDL dan MDA menunjukkan bahwa masih dalam keadaan normal. Pekerja yang tidak mengalami keluhan gangguan saraf lebih banyak dibandingkan dengan pekerja yang mengalami keluhan gangguan saraf. Saran yang bisa diberikan untuk perusahaan sebaiknya bekerjasama dengan pihak pengawas ketenagakerjaan untuk memberikan himbauan dan pendampingan agar pihak manejemen membuat SOP terkait pemakian APD, menyediakan MSDS bahan kimia yang digunakan, dan memberi himbauan agar tidak merokok selama proses pekerjaan

    ANALISIS GANGGUAN FAAL PARU DAN KELUHAN PERNAPASAN PADA PEMULUNG WANITA DI TPA SAMPAH BENOWO SURABAYA

    Get PDF
    Sampah merupakan sesuatu yang tidak digunakan atau telah dibuang, berasal dari kegiatan manusia dan dapat mencemari lingkungan serta menjadi sumber penyakit. Salah satu kelompok yang berisiko tinggi terkena dampak pencemaran sampah di TPA adalah pemulung, karena adanya kontak langsung dengan sampah setiap harinya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gangguan faal paru dan keluhan pernapasan pada pemulung wanita di TPA sampah Benowo Surabaya. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan desain observasional analitik. Sampel penelitian ini terdiri dari kelompok studi yaitu pemulung, dan kelompok pembandingnya yaitu warga yang ditentukan dengan simple random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas udara ambien (H2S, NH3, NO2, SO2, serta Debu TSP) dan karakteristik individu (umur, masa kerja, lama paparan, paparan rokok, APD masker, status IMT dan riwayat penyakit) sedangkan variabel terikat adalah gangguan faal paru dan keluhan pernapasan. Hasil penelitian menunjukkan kualitas udara ambien baik parameter NO2, SO2, H2S, NH3 dan Debu TSP di TPA sampah dan di pemukiman warga masih dibawah baku mutu Per. Gub. Jatim No. 10 th 2009. Hasil uji statistik Mann- Whitney menunjukkan adanya perbedaan gangguan faal paru (Sig=0,048) dan keluhan pernapasan (Sig=0,016) antara pemulung dan warga. Hasil uji statistik kendall’s tau-b menunjukkan adanya hubungan antara gangguan faal paru pemulung dengan paparan rokok (Sig=0,030) dan riwayat penyakit(Sig=0,00), adanya hubungan antara gangguan faal paru warga dengan riwayat penyakit (Sig=0,00) dan adanya hubungan antara keluhan pernapasan dengan paparan rokok(Sig=0,025) dan riwayat penyakit (Sig=0,00) pada pemulung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kualitas udara ambien yang meliputi parameter NO2, SO2, H2S, NH3 dan Debu TSP di TPA sampah dan di pemukiman warga masih dalam kategori aman. Adanya perbedaan gangguan faal paru dan keluhan pernapasan pada pemulung dan warga. Paparan rokok dan riwayat penyakit pada pemulung berhubungan dengan gangguan faal paru dan keluhan pernapasan. Riwayat penyakit berhubungan dengan gangguan faal paru yang diderita warga
    corecore