7 research outputs found

    The Role of Nuclear Power and Other Energy Options in Competitive Electricity Market Study Using Message Model

    Full text link
    THE ROLE OF NUCLEAR POWER AND OTHER ENERGY OPTIONS IN COMPETITIVE ELECTRICITY MARKET STUDY USING MESSAGE MODEL. The electricity demand in Indonesia is very high due to the National Economic Development based on industrialization and supported by a strong agriculture base. It can be noted that in the last five years, the annual electricity growth rate has been reaching around 15% per annum. Though during the economic crisis the electricity demand have time to reduction. Start early 2000s the economic growth in Indonesia will gradually increase. As a consequence, the electricity growth rate also increase in the next coming decades. MESSAGE (Model for Energy Supply Strategy Alternatives and their General Environmental Impacts) is a model designed for the optimization of energy system (i.e. energy supplies and utilization). The goal of this study is to support the national planning and decision making process in the energy and electricity sector in Indonesia with regard to the economic, health, environmental and safety aspects. The objective of this study is to analyse the role of Nuclear Power Plant in the whole energy systems by introducing the new electricity regulation and structure in the market. Seen that Nuclear Power Plant will be enter the Java Bali system in the period between 2015-2020. and will dominate the addition of capacities by the end period of study (year 2020-2025). Nuclear energy has very important long term roles in the energy scenario and it is possible to do the market competitiive when the Multi buyer Multi Seller (MBMS) will be done in the system electricity in Indonesia (the government has changed the target of MBMS realization into 2007)

    Perhitungan Biaya Eksternalitas Pltgu Gas Muara Karang

    Full text link
    PERHITUNGAN BIAYA EKSTERNALITAS PLTGU GAS MUARA KARANG. Salah satu sasaran dari studi "Comprehensive Assessment of Different Energy Sources for Electricity Generation in Indonesia" adalah perhitungan biaya eksternalitas dengan menggunakan program Simpacts. Sasaran studi ini adalah mendukung perencanaan dan proses pengambilan keputusan energi dan listrik nasional dengan mempertimbangkan tekno-ekonomi, sosial, bijaksanaan, dan lingkungan. Salah satu pembangkit yang menjadi perhatian adalah PLTGU Muara Karang berbahan bakar gas dengan daya keluaran 500 MWe, yang berada di wilayah bagian utara Jakarta. Secara geografis wilayah ini sangat padat dengan penduduk dan di sekitarnya merupakan salah satu pusat bisnis dan industri di Indonesia. Hasil perhitungan menunjukkan besar dampak kesehatan yang terjadi sebanyak 51.400 kasus tiap tahun dengan 86,05% kasus yang terjadi adalah gangguan pernapasan tingkat rendah baik orang dewasa maupun anak- anak oleh polutan nitrat dan biaya kesehatan total yang dibebankan sebesar 1.830.000 US.S dengan 78,85% dari polutan nitrat dan 21,15% dari polutan N02. Biaya Eksternalitas yang diakibatkan oleh PLTGU Gas Muara karang selama tahun 2000 diperoleh sebesar 0,11 cent per kWh per tahun (berdasarkan data pada tahun 2000)

    Analisis Aspek Lingkungan pada Optimasi Perencanaan Pengembangan Sistem Pembangkitan Jawa-madura-Bali dengan Opsi Nuklir

    Full text link
    ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN PADA OPTIMASI PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBANGKITAN JAWA-MADURA-BALI DENGAN OPSI NUKLIR. Telah dilakukan analisis aspek lingkungan terhadap hasil optimasi perencanaan pengembangan sistem pembangkitan Jawa-Madura-Bali (Jamali) dengan periode studi 2007-2030, yaitu berupa perhitungan total emisi CO2 dan SO2. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui kontribusi PLTN dalam menekan emisi gas CO2 maupun SO2 pada perencanaan pengembangan sistem pembangkitan Jamali. Opsi nuklir diusulkan sebagai sebuah upaya mencari alternatif bahan bakar pembangkitan yang lebih ramah lingkungan. Dalam penelitian ini dikembangkan tiga skenario: Skenario-1 (optimasi perencanaan pengembangan sistem pembangkitan Jamali, dengan tidak ada pembatasan terhadap kandidat pembangkit yang dikompetisikan); Skenario-2 (skenario tanpa opsi nuklir), dan Skenario-3 (skenario dengan pembatasan penambahan unit PLTN). Diperoleh hasil bahwa PLTN berkontribusi menekan emisi gas CO2 sekitar 7,36% pada skenario-1 dan sekitar 3,16% pada skenario-3. Selain itu, PLTN juga berkontribusi menekan emisi gas SO2 sekitar 9,47% pada skenario-1 dan sekitar 2,62% pada skenario-3

    Kajian Penyediaan Ketenagalistrikan secara Optimal di Propinsi Jawa Tengah

    Full text link
    KAJIAN PENYEDIAAN KETENAGALISTRIKAN SECARA OPTIMAL DI PROPINSI JAWA TENGAH. Perencanaan kelistrikan memuat identifikasi potensi dan permasalahan ketenagalistrikan yang langkah-langkah pemecahannya diprogramkan melalui pentahapan tahunan. Karena terdapat korelasi antara pertumbuhan listrik dan pertumbuhan ekonomi maka dilakukan kajian sensitivitas untuk propinsi Jawa Tengah dengan menggunakan tiga skenario pertumbuhan listrik, yaitu 6,7 %, 8 % dan 10% untuk periode kajian dari tahun 2003 sampai 2020. Program yang digunakan dalam kajian sensitivitas ini adalah program WASP IV. Dari hasil penghitungan dengan program tersebut didapatkan total penambahan kapasitas sampai akhir periode kajian pada masing-masing skenario 3960 MW, 5500 MW dan 8620 MW. Sedangkan total energi yang dibangkitkan sampai pada akhir periode studi untuk masing-masing skenario adalah 32301 GWh, 39619 GWh dan 54374 GWh. Adapun total bahan bakar yang dibutuhkan untuk pembangkitan pada masing-masing skenario pertumbuhan, Batubara mendominasi pada semua skenario pertumbuhan, menyusul HSD dan Gas. Pembangkit nuklir diproyeksikan akan dibutuhkan pada saat pertumbuhan listrik mencapai 8 % sekitar tahun 2020 dan saat pertumbuhan listrik mencapai 10 % sekitar tahun 2017. Paket program WASP digunakan untuk proyeksi penyediaan listrik

    Ongkos Eksternal Pembangkitan Listrik, sebuah Perhitungan Pendekatan

    Full text link
    ONGKOS EKSTERNAL PEMBANGKITAN LISTRIK, SEBUAH PERHITUNGAN PENDEKATAN. Hitungan ongkos pembangkitan listrik pada pembangkit fosil mencakup ongkos modal, ongkos operasi & perawatan, serta ongkos bahan bakar. Pada PLTN ongkos pembangkitan ini masih ditambah dengan ongkos pasca operasi (dekomisi). Kesadaran terhadap kesehatan masyarakat dan perlindungan lingkungan dewasa ini, telah memacu diperhitungkannya ongkos yang harus ditanggung masyarakat akibat polusi/gangguan yang mengakibatkan degradasi terhadap kesehatan, kerusakan material maupun lingkungan, yang disebut ongkos eksternal. Hitungan eksternalitas dapat dilakukan dengan berbagai metoda dan program komputasi, antara lain yang tengah dikembangkan dan diperkenalkan oleh IAEA, yaitu program B-GLAD. Metoda ini menghitung penyebaran polusi ke lingkungan pembangkit listrik, menaksir dosis yang diterima masyarakat dan lingkungan, menaksir korban dan kerusakan, serta menilainya dalam besaran moneter. Dalam makalah ini tiga kasus telah diambil untuk aplikasi dengan program ini, yaitu dengan data dari PLTN 2x900 MWe di tapak Ujung Lemah Abang dan dua PLTU-batubara 3x600 MWe di tapak Tanjung Jati, kedua tapak di pantai Semenanjung Muria. Sedang PLTU-batubara dibandingkan yang menggunakan flue gas desulphurization (FGD) dan yang tidak. Sedangkan bagi PLTN, taksiran kerugian masyarakat memasukkan pula faktor keengganan risiko dan kejadian kecelakaan. Hasil taksiran Ongkos Eksternal diperoleh adalah 0,9094 mills/KWh untuk PLTU tanpa FGD, 0,8156 mills/KWh untuk PLTU dengan FGD, serta 0,0083 mills/KWh untuk PLTN, atau besarnya dua sampai empat orde di bawah harga pembangkitan listrik masing-masing. Dibandingkan dengan hasil perhitungan untuk pembangkit di Eropa, ongkos eksternal mereka lebih kecii, tetapi dengan studi di Thailand masih tercakup dalam batas bentang besaran mereka
    corecore