2 research outputs found
Pemanfaatan Serbuk Besi Sebagai Material Self Healing Asphalt Pada Perkerasan Laston Lapis Aus (AC-WC) Dengan Pemanasan Microwave
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia yang mencapai 133 juta kendaraan tidak diimbangi dengan kualitas jalan yang memadai. Pasalnya, dari total 542.000 Km jalan yang ada, 35,45% di antaranya mengalamai kerusakan ringan hingga berat. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan usia pakai perkerasan jalan ialah dengan menerapkan material self healing asphalt. Untuk mencapai hal itu, pada penelitian ini dilakukan penambahan zat aditif berupa serbuk besi yang mampu menghantarkan panas.
Serbuk besi ini akan menggantikan sebagian agregat halus pada perkerasa laston lapis aus (AC-WC) dengan variasi kadar sebesar 0%; 0,25%; 5%; 7,5%; dan 10%. Metode penyembuhan diri yang diterapkan pada penelitian ini menggunakan pemanasan dengan bantuan microwave. Tahapan penelitian meliputi uji material, pengujian KAO (Kadar Aspal Optimum), pengujian AC-WC dengan penambahan serbuk besi, dan analisis hasil uji Marshall dan ITS.
Melalui penelitian ini, ditemukan hasil terbaik pada penambahan 10% serbuk besi sebagai pengganti agregat halus yang lolos saringan No 16. Pada persentase ini, stabilitas Marshall mengalami kenaikan hingga 1,4 kali kekuatan perkerasan konvensional. Sedangkan, kekuatan perkerasan dapat dikembalikan hingga 76% setelah pemanasan microwave.
=======================================================================================================
The increase of motorized vehicles in Indonesia reaches up to 133
million vehicles is not matched by adequate road quality. From 542,000
km roads, 35,45% of them suffered minor to severe damage. One way that
can be done to improve the quality and service life of the road pavement
is by making a self-healing pavement material. To achieve this, additives
that can conduct heat are added to the asphalt concrete wearing course
(AC-WC).
This study used iron powder for substituting volume of certain fine
aggregate with variation of sebesar 0%; 0,25%; 5%; 7,5%; dan 10%. The
stages in this study include material testing, AC-WC specification test,
KAO (Optimal Asphalt Content) testing, AC-WC testing with the
addition of iron powder, and analysis result of Marshall and ITS test.
Through this study, the best results were found in the addition of
10% iron powder as a substitute of fine aggregate that passed No. 16
sieve. At this percentage, Marshall stability has increased 1,4 times of
convensional pavement. While the pavement strength can be healed up to
76% after microwave heating
Catatan Relawan ITS Sebuah Misi Kemanusiaan Untuk Lombok
Peran ITS dalam menyikapi musibah bencana alam, sebagai sebuah perguruan tinggi, adalah melakukan kajian akademik terhadap setiap kejadian bencana yang dialami suatu wilayah. Baik hal yang berkaitan dengan penyebab terjadinya bencana, lingkup kejadian maupun dampak yang ditimbulkan bencana, terhadap manusia maupun lingkungannya. Sehingga output-nya adalah berupa hasil kajian yang kemudian dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan tindakan strategis terhadapnya sebagaimana lazimnya; yang meliputi tindakan mitigasi, tanggap darurat, atau tindakan pascabencana yaitu pemulihan dan rekonstruksi. Dalam kenyataannya, kondisi lapangan menyebabkan respon yang diambil menjadi sangat berbeda. Pada masa tanggap darurat Bencana Gempa Lombok, ITS secara langsung melibatkan diri dengan secara aktif memberikan bantuan secara cepat agar para korban bencana dapat segera melewati masa sulitnya sehingga kembali pulih. Keterlibatan ITS dalam aktivitas kemanusiaan ini sendiri, seperti tercermin dari cerita-cerita yang ditulis oleh para relawan yang terlibat, termasuk mahasiswa ITS sendiri, ternyata telah mampu membangun rasa empati dan kepedulian pada diri mereka terhadap bangsanya, yang pada gilirannya juga akan mewujudkan jiwa cohesiveness atau kesatuan sebagai bangsa, yaitu bangsa Indonesia