5 research outputs found

    Analisis Nilai Penurunan dan Faktor Keamanan Pada Perbaikan Tanah Dasar Metode Deep Cement Mixing

    Get PDF
    Konstruksi di Indonesia yang sering dijumpai berada di atas tanah lunak memiliki masalah yaitu penurunan. Kondisi tersebut mengharuskan dilakukannya perbaikan pada tanah lunak tersebut. Banyak metode perbaikan tanah lunak yang bisa dilakukan, salah satunya ialah metode deep cement mixing. Fungsi utama dari penggunaan perbaikan metode ini ialah mengurangi penurunan di bawah timbunan. Ada berbagai macam pola penggunaan deep cement mixing, namun pola yang digunakan dalam penelitian ini ialah pola persegi. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan Program Elemen Hingga 2D. Pemodelan deep cement mixing dilakukan dengan berbagai jenis variasi jarak (1,5 m; 2,0 m dan 2,5 m) dan persentase campuran semen (2,5%; 5,0%; 7,5%; 10,0%; 12,5%; 15,0%) yang diberi beban timbunan batubara setinggi 18 meter yang diasumsikan berbentuk beban merata. Pemodelan menggunakan metode elemen hingga 2D tanpa menggunakan perbaikan deep cement mixing menghasilkan nilai penurunan sebesar 3,11 meter dengan waktu konsolidasi 8.787 hari. Hasil pemodelan yang telah dilakukan menggunakan program elemen hingga menunjukkan bahwa perbaikan deep cement mixing dapat mengurangi penurunan dari 17,04% hingga 97,41% serta waktu konsolidasi dari 2,64% hingga 89,64%. Variasi perbaikan deep cement mixing yang paling optimal berada pada variasi jarak 1,5 meter dengan persentase campuran semen 7,5% menghasilkan pengurangan nilai penurunan sebesar 96,90% yaitu 0,10 meter dengan waktu konsolidasi berkurang sebesar 88,82% selama 982 hari serta pada variasi perbaikan dengan jarak 2,0 meter dengan persentase campuran 12,5% menghasilkan pengurangan nilai penurunan sebesar 90,06% yaitu 0,31 meter dengan waktu konsolidasi berkurang 83,97% selama 1408 hari

    Analisis Perbaikan Tanah Lunak Metode Preloading Kombinasi Prefabricated Vertical Drain dengan Variasi Spasi Pemasangan PVD

    Get PDF
    Indonesia memiliki banyak daerah yang bertekstur tanah lunak, salah satunya Pulau Sumatera. Jika pada daerah ini memiliki sifat-sifat tanah yang tidak diharapkan dan begitu lunak akan mengalami kerusakan ketika dibangun suatu bangunan. Perbaikan sifat tanah lunak bisa diperoleh melalui beberapa metode perbaikan tanah salah satunya dengan melakukan pengurangan tekanan air pori (preloading dan vertical drain). Studi kasus dilaksanakan di Proyek Pembangunan Jalan Tol Ruas Simpang Indralaya - Muara Enim Sumatera Selatan. Pada penelitian ini dilakukan analisis perbaikan tanah lunak menggunakan metode analitis dan metode elemen hingga. Analisis spasi PVD berada pada spasi 0,5 m; 1 m; 1,5 m; 2 m; dan 2,5 m serta pola pemasangan antar PVD menggunakan pola segitiga. Analisis timbunan dilakukan dengan perhitungan timbunan bertahap dengan tujuan agar memberikan waktu tanah lunak berkonsolidasi dan memadat sehingga kuat gesernya bertambah. Hasil perhitungan menggunakan analitis didapatkan penurunan sebesar 1,265 m dan elemen hingga mendapatkan penurunan sebesar 1,305 m. Perhitungan analitis waktu yang dibutuhkan untuk mencapai derajat konsolidasi 90% tanpa PVD didapat 468 hari. Analisis dengan elemen hingga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai derajat konsolidasi maksimum tanpa PVD didapat sebesar 478 hari. Sedangkan dengan menggunakan PVD waktu yang dibutuhkan pada spasi 0,5 m selama 23 hari, spasi 1 m selama 28 hari, spasi 1,5 m selama 30 hari, spasi 2 m selama 32 hari, dan spasi 2,5 m selama 36 hari

    Analisis Perbaikan Tanah Lunak Metode Preloading dan Preloading Kombinasi Prefabricated Vertical Drain (PVD) dengan Variasi Panjang PVD (Studi Kasus: Pembangunan Jalan Tol Indralaya - Prabumulih)

    Get PDF
    Tanah memiliki peranan penting sebagai pijakan suatu infrastruktur. Tanah lunak memiliki karakteristik yang kurang baik, daya dukung rendah, kemampuan mengalirkan dalam waktu yang lama, serta sifat kompresibilitas tinggi. Untuk mengatasi permasalahan tanah lunak maka perlu diadakan pembebanan awal (preloading) dan Prefabricated Vertical Drain (PVD). Proyek pembangunan Jalan Tol Seksi Simpang Indralaya-Prabumulih STA -0+030 memiliki tanah lunak dengan kedalaman 22 m sehingga perbaikan tanah perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini yaitu menghitung besarnya penurunan tanah, menganalisis perbandingan lama waktu konsolidasi tanah akibat preloading serta kombinasi PVD dan preloading, menganalisis besar tegangan ekses air pori tanah secara metode elemen hingga, menganalisis pengaruh dari variasi panjang PVD dengan perbedaan panjang sebesar 5 m, 10 m, 15 m, 20 m, dan 22 m. Pengolahan data dilakukan dengan menentukan stratifikasi tanah, melakukan perhitungan parameter tanah dan memodelkan seta menganalisis perbaikan tanah. Besar penurunan tanah lunak yang memiliki kedalaman 22 m yaitu sebesar 1,263 m, Pada perhitungan analitis, lama waktu konsolidasi yang diperoleh yaitu sebesar 468 hari. Sedangkan lama waktu konsolidasi yang diperoleh menggunakan program elemen hingga metode preloading yaitu sebesar 473 hari dan metode preloading kombinasi PVD panjang PVD 5 m membutuhkan waktu 323 hari, panjang PVD 10 m membutuhkan waktu 176 hari, panjang PVD 15 m membutuhkan waktu 90 hari, panjang PVD 20 m membutuhkan waktu 52 hari, dan panjang PVD 22 m membutuhkan waktu 32 hari. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, pengaruh perbedaan variasi panjang PVD yaitu terdapat pada waktu konsolidasi. Kata Kunci: Perbaikan tanah, PVD, preloading, waktu konsolidasi, penurunan, tanah luna

    Pengaruh Pemberian Nitrogen dan Boron Melalui Daun terhadap Mutu Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merril )

    Get PDF
    Effect of Foliar Application of Nitrogen and Boron on Quality of Soybean Seed (Glycine max (L.) Merril)ABSTRACT. The aim of this research was to investigate the effect of foliar application of nitrogen and boron on quality of soybean seed (Glycine max (L.) Merril). The research was conducted at Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh, Seed Laboratory of Agriculture Faculty, Syiah Kuala University and Center for Biological Resources and Biotechnology, Institute for Research and Community Empowerment, Bogor Agricultural Institute which is started from June 2013 to February 2014. This research was carried experimentally using a randomized block design with three replication, consist of two factor. The first factor was nitrogen concentration witch consisted of four levels: 0, 0,2, 0,4 and 0,6%. The second factor was boron dossages ie : 0, 0,35, 0,45, 0,55 kg B ha-1. The results showed that nitrogen concentration have very significant effect on germination, the rate of seed growth, seed growth simultaneity and significant effect on seed protein content. Best nitrogen concentration level found in the use of 0,6% N. Boron have very significant effect on germination, seed growth simultaneity and significantly effect on the rate of seed growth. The best boron level was found at a dose of 0,45 kg B ha-1. The combination of boron 0,6% N and 0% gives a higher yield for the germination, the rate of the seed growth, seed growth simultaneity and protein, which is not significantly different from its value with the addition of boron 0,35, 0,45 and 0,55 kg B ha-1

    Pengaruh Bentuk Inti Bendungan Urugan Terhadap Potensi Rembesan dan Stabilitas Gempa

    Get PDF
    Pada umumnya bendungan direncanakan untuk menampung air sebagai pengendali banjir, penyedia air baku dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Mengingat besarnya kapasitas yang ditampung oleh bendungan, studi dan analisis tentang potensi bahaya pada bendungan yang disebabkan oleh rembesan dan gempa perlu dilakukan. Pada penelitian ini, analisis terhadap potensi bahaya rembesan dan gempa dilakukan dengan tiga bentuk inti bendungan untuk mengkaji bentuk yang efektif dan aman. Analisis awal dilakukan terhadap konfigurasi bentuk inti bendungan didapatkan bahwa bentuk inti bendungan siku menghasilkan debit rembesan paling kecil. Dari hasil analisis terhadap potensi erosi buluh, angka keamanan yang paling tinggi ditunjukkan pada bentuk inti bendungan tegak vertikal. Pada saat kondisi statik semua bentuk inti aman terhadap bahaya keruntuhan lereng. Analisis stabilitas lereng saat kondisi gempa operasi (OBE) menunjukkan bahwa semua bentuk inti bendungan aman terhadap gempa operasi (OBE) namun pada analisis stabilitas lereng terhadap beban gempa maksimum (MDE) menunjukkan angka keamanan lebih rendah dibanding angka keamanan syarat, namun dari analisis alihan tetap dengan metode dari Makdisi – Seed deformasi yang terjadi masih memenuhi syarat. Deformasi yang terjadi sebesar 42,741 cm dan masih memenuhi syarat yaitu kurang dari setengah tinggi jagaan sebesar 300 cm
    corecore