2 research outputs found

    Kajian Penambahan Tepung Ubi Jalar Oranye (Ipomoea Batatas (L.) Lam.) Sebagai Substitusi Dalam Pembuatan Takoyaki Dengan Penambahan Tempe Sebagai Kaldu Dan Isiannya

    Full text link
    Takoyaki merupakan makanan khas Jepang yang digunakan sebagai lauk yang dimakan dengan nasi.Cara pembuatannya dipanggang dalam suatu cetakan setengah bulatan kemudian dibalik sehingga berbentukbulatan penuh. Biasanya takoyaki terbuat dari tepung terigu dan diisi dengan gurita. Indonesia merupakannegara pengimpor tepung terigu. Salah satu USAha untuk mengurangi impor terigu adalah dengan carapemanfaatan tepung ubi jalar dalam berbagai macam olahan produk pangan. Mengingat ubi jalar mudahdiperoleh di daerah tropis dan harganya murah. Karena terbuat dari seafood, maka takoyaki mengandungkolesterol yang tinggi. Sehingga dalam penelitian ini, isian takoyaki diganti dengan tempe. Selain murah,tempe mudah didapatkan, rendah kolesterol dan berprotein tinggi.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui formulasi terbaik dan tingkat kesukaan konsumen terhadaptakoyaki substitusi tepung ubi jalar oranye dengan berbagai formulasi serta mengetahui karakteristik kimia(kadar air, abu, lemak, protein, karbohidrat, dan β-karoten) takoyaki substitusi tepung ubi jalar oranye denganpenambahan tempe sebagai kaldu dan isiannya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi terbaik dari takoyaki substitusi tepung ubi jalar oranyedengan penambahan tempe sebagai kaldu dan isiannya adalah takoyaki dengan formulasi tepung terigu 90%dan substitusi tepung ubi jalar oranye 10%. Hasil pengujian proksimat menunjukkan takoyaki tersebutmemiliki kadar air (wb) 49,17%; kadar abu (db) 2,75%; kadar lemak (db) 12,37%; kadar protein (db) 20,66%;kadar karbohidrat 67,91%; dan kadar β-karoten 14,22 µg/g

    Dynamic System Development: an Approach for Land Re-adjustment in Managing Slum Areas

    Full text link
    Land re-adjustment (LR) is a practical model in the management of land development in the urban development process. One of the most prominent issues in the management of slum improvement is the multiple ownership of the land. Most cities in developing countries, relocate and provide apartments for the inhabitants in handling a slum area. Tangerang City also has its problems in handling slums. In order to achieve sustainable development, we attempt to develop slum areas by considering three aspects: social acceptability, affordability, and environmental sustainability. The environmental aspect is analyzed by considering carbon footprint generated by community activities in the area with and without land re-adjustment. The Dynamics model then is chosen to formulate the relation between the availability of land, water resources, landfill capacity (landfill) and electricity supply capacity with consumption pattern of carbon footprint. There are major dynamic loops, namely: utility, population and housing causal loops. The dynamic model shows a causal link that population has generated the most variable loops, which then contribute to housing and utility needs. In managing slum areas, Land re-adjustment model is able to reduce carbon emissions to about 40 % compared to the other model from business as usual scenario.     Keywords: land re-adjustment, eco-design, social acceptability, affordability and environmental sustainability, dynamic model, carbon footprin
    corecore