10,784 research outputs found

    Simulated Annealing for Location Area Planning in Cellular networks

    Full text link
    LA planning in cellular network is useful for minimizing location management cost in GSM network. In fact, size of LA can be optimized to create a balance between the LA update rate and expected paging rate within LA. To get optimal result for LA planning in cellular network simulated annealing algorithm is used. Simulated annealing give optimal results in acceptable run-time.Comment: 7 Pages, JGraph-Hoc Journa

    Human-centric light sensing and estimation from RGBD images: the invisible light switch

    Get PDF
    Lighting design in indoor environments is of primary importance for at least two reasons: 1) people should perceive an adequate light; 2) an effective lighting design means consistent energy saving. We present the Invisible Light Switch (ILS) to address both aspects. ILS dynamically adjusts the room illumination level to save energy while maintaining constant the light level perception of the users. So the energy saving is invisible to them. Our proposed ILS leverages a radiosity model to estimate the light level which is perceived by a person within an indoor environment, taking into account the person position and her/his viewing frustum (head pose). ILS may therefore dim those luminaires, which are not seen by the user, resulting in an effective energy saving, especially in large open offices (where light may otherwise be ON everywhere for a single person). To quantify the system performance, we have collected a new dataset where people wear luxmeter devices while working in office rooms. The luxmeters measure the amount of light (in Lux) reaching the people gaze, which we consider a proxy to their illumination level perception. Our initial results are promising: in a room with 8 LED luminaires, the energy consumption in a day may be reduced from 18585 to 6206 watts with ILS (currently needing 1560 watts for operations). While doing so, the drop in perceived lighting decreases by just 200 lux, a value considered negligible when the original illumination level is above 1200 lux, as is normally the case in offices

    Pengembangan Kurikulum Lptk (Penyiapan Calon Guru Pai) Berbasis Kkni

    Full text link
    Setelah program sertifikasi guru dan dosen dilakukan oleh pemerintah dan ternyata kurang signifikan terhadap peningkatan kualitas, kini harapan memiliki guru harapan masa depan sangat dinanti dari kinerja Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) tak terkecuali Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan Islam (LPTKI). Sebagai sebuah institusi yang bertugas menyiapkan lulusan calon tenaga pendidik, LPTKI mempunyai peran sentral dalam penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Satu sisi LPTKI harus mampu mencetak calon guru agama yang profesional, sisi lain guru agama sebagai tenaga pendidik lulusan LPTKI dituntut mampu nendidik secara profesional pula untuk menghasilkan lulusan yang memiliki karakter tinggi berbasis kekuatan iman dan taqwa.Seiring dengan Perubahan zaman yang cepat, serta persaingan pasar tenaga kerja yang sangat ketat, maka LPTKI dituntut melakukan pembaharuan di segala aspek pendidikan khususnya pembaharuan kurikulum. Beberapa kebijakan pemerintah telah diberlakukan untuk meningkatkan mutu guru Indonesia antara lain: Pertama, Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang bertujuan untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran. Dalam UUGD dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional. Kedua, terbitnya Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang memuat standarisasi penyelenggaraan sistem pendidikan tak terkecuali LPTK/LPTKI. Ketiga, Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang mencoba mengintegrasikan lembaga pendidikan dengan bidang pelatihan kerja dan dunia kerja untuk mendapatkan kompetensi yang tinggi guna memenuhi kebutuhan dunia kerja.Dengan diberlakukannya KKNI, maka kurikulum pendidikan LPTKI memerrlukan upaya-upaya pembaharuan yang tepat agar pembelajaran yang ditempuh merupakan model yang efektif dalam memenuhi tuntutan mutu pendidikan guru

    Analisis Kinerja Koperasi Pertanian Dalam Tataniaga Komoditas Ekspor Di Kabupaten Aceh Tengah - Provinsi Aceh Dalam Menghadapi Persaingan Antar Negara ASEAN 2015

    Full text link
    Koperasi Pertanian memegang peranan penting dalam mensejahterakan petani. Peranan tersebut meliputi pasokan input yang diperlukan oleh petani, prosesing dan pemasaran hasil. Di Kabupaten Aceh Tengah Koperasi Pertanian telah berperan nyata dalam mengorganisir USAha tani khususnya petani yang menangani komoditas pertanian unggulan untuk ekspor. Namun masih banyak hal yang perlu dibenahi secara terpadu oleh berbagai pihak, mulai dari regulasi sampai dukungan infrastruktur. Sampai saat ini Koperasi Pertanian Aceh Tengah hanya 32 unit yang tergolong aktif mengembangkan USAhanya dari 48 Koperasi Pertanian yang ada. Hal ini disebabkan oleh kondisi konflik di masa lalu yang menyebabkan kehilangan sumber-sumber produksi dan putusnya rantai tataniaga. Selain itu daya kreasi dan inovasi manajemen dan anggotanya juga relatif rendah dalam mengembangkan USAhanya. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Memahami kondisi kinerja Koperasi Pertanian Aceh Tengah dalam tataniaga komoditas pertanian untuk ekspor, (2) Menganalisis potensi dan pendukung Koperasi Pertanian Aceh Tengah dalam tataniaga ekspor komoditas pertanian dalam menghadapi persaingan antar negara ASEAN. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa kinerja Koperasi Pertanian Aceh Tengah relatif masih rendah dan masih perlu untuk ditingkatkan. Sedangkan potensi dan pendukung untuk berkembangnya USAha relatif sangat besar. Apalagi kondisi konflik sudah tidak ada lagi dan hubungan bisnis, kegiatan produksi dan pemasaran sudah kondusif untuk diperkembangkan. Dengan demikian besar harapan Koperasi ini dapat berkembang dan berkontribusi besar bagi kesejahteraan petani dan masyakarat pada umumnya

    Model Optimasi Pelayanan Nasabah Berdasarkan Metode Antrian (Queuing System)

    Full text link
    Customer queuing is a common phenomenon that often happens in getting services. In an attempt to get theservice from the tellers, customers often judge the quality of bank operation system based waiting time periodor teller speed in providing services to the customers. The Islamic banks in Malang is developing rapidly, oneof the banks is PT. Bank Mega Syariah Malang needs optimization analysis of queueing system to ensurecustomers satisfactions. The bank should be able to provide the best service by providing fast service tocustomers and avoid too long waiting time. The calculation results show that customer arrival pattern is 1minute 51 seconds. As for the service pattern is 4 minutes 42 seconds. The queuing system application in PT.Bank Mega Syariah Malang is good because the teller average service time is 4 minutes 42 seconds teller andteller standard time is 3 minutes 39 seconds which the average time is smaller than the expected by thecustomer that is 5 minutes. Besides that the average time of customers wait in a queue system and total system(queuing and service facilities) is less than 1 minute 32.09 seconds
    corecore