45 research outputs found
PENGARUH TEKNIK EFFLEURAGE MASSAGE TERHADAP NYERI AFTERPAINS PADA IBU NIFASMULTIPARA DI BPM WANTI DAN BPM SARTIKA DI KOTA MEDAN TAHUN 2020
Post-partum mothers often experience changes both physiologically and psychologically, one of which is a change in the body's reaction due to uterine contractions. The intensity of uterine contractions increases after delivery which causes pain and makes the mother uncomfortable. Many experienced pain disorders during the puerperium even in uncomplicated normal delivery. This causes discomfort in the mother, especially in the abdominal area due to uterine contractions called afterpains. This massage therapy can minimize and even suppress pain with minimal side effects or even no side effects, one of which is using effleurage massage techniques. This study aimed to determine the effect of effleurage massage technique on afterpains pain in multiparous postpartum mothers. This research is a quasi experiment or quasi-experiment. The design of this study used a one group pre-test-post-test design. The results showed that the pain intensity in postpartum mothers before the effleurage massage technique experienced moderate pain, namely 73.3%, and mild pain, namely 26.7%, after effleurage massage 83.3% experienced mild pain and did not experience pain, namely 16 7%. The results of this study concluded that the effleurage massage technique can be used as a non-pharmacological therapy that can overcome the afterpains pain in postpartum mothers, thereby reducing the pain felt by the mother and will make the mother feel comfortable
PENGARUH TEKNIK EFFLEURAGE MASSAGE TERHADAP NYERI AFTERPAINS PADA IBU NIFASMULTIPARA DI BPM WANTI DAN BPM SARTIKA DI KOTA MEDAN TAHUN 2020
Post-partum mothers often experience changes both physiologically and psychologically, one of which is a change in the body's reaction due to uterine contractions. The intensity of uterine contractions increases after delivery which causes pain and makes the mother uncomfortable. Many experienced pain disorders during the puerperium even in uncomplicated normal delivery. This causes discomfort in the mother, especially in the abdominal area due to uterine contractions called afterpains. This massage therapy can minimize and even suppress pain with minimal side effects or even no side effects, one of which is using effleurage massage techniques. This study aimed to determine the effect of effleurage massage technique on afterpains pain in multiparous postpartum mothers. This research is a quasi experiment or quasi-experiment. The design of this study used a one group pre-test-post-test design. The results showed that the pain intensity in postpartum mothers before the effleurage massage technique experienced moderate pain, namely 73.3%, and mild pain, namely 26.7%, after effleurage massage 83.3% experienced mild pain and did not experience pain, namely 16 7%. The results of this study concluded that the effleurage massage technique can be used as a non-pharmacological therapy that can overcome the afterpains pain in postpartum mothers, thereby reducing the pain felt by the mother and will make the mother feel comfortable
PELATIHAN PEMANFAATAN BATANG BROTOWALI (Tinospora Crispa L) PADA MASYARAKAT DI PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers.) adalah tanaman yang bisa digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat. Brotowali sudah digunakan secara turun-temurun sebagai obat tradisional berbagai macam penyakit seperti demam, diabetes mellitus, rematik, dan sinusitis. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan informasi dan pengenalan pemanfaatan batang brotowali. Kegiatan ini dilaksanakan di puskesmas bandar khalipah kecamatan percut sei tuan. Setelah melaksanakan kegiatan pelatihan ini, masyarakat lebih mengetahui bahwa batang brotowali yang selama ini dianggap sebagai limbah dapat dimanfaatka
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA TERHADAP BAKTERI Escherichia coli
Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah daun pepaya. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah, yang kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia. Pepaya dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim tropis seperti Costa Rica, Republik Dominika, Brazil, India dan Indonesia. Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif bersifat anaerob fakultatif dan tidak dapat membentuk spora. Escherichia coli termasuk famili Enterobaterioaceae, bentuknya batang atau koma, terdapat tunggal atau berpasangan dalam rantai pendek. Hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun pepaya terhadap bakteri Escherichia coli dengan adanya zona hambat di sekeliling kertas cakram yaitu 1,06 mm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pepaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Semakin besar konsentrasi ekstrak maka semakin besar pula zona hambat yang di peroleh
PENYULUHAN DAUN BANGUN-BANGUN (COLEUS AMBONICIUS L.) SEBAGAI ANTI JERAWAT
Antibakteri merupakan zat yang dapat mengganggu pertumbuhan bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan manusia. Tanaman Bangun-bangun (Coleus ambonicius L.) diketahui merupakan salah satu tanaman herbal yang ada di Indonesia. Penggunaan daun bangun-bangun sering digunakan sebagai peningkat ASI oleh masyakarat. Daun bangun-bangun mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu, flavonoida, polifenol dan minyak atsiri. Senyawa-senyawa tersebut secara umum berkhasiat sebagai antibakteri. Tujuan dari sosialisasi ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat kelurahan beruam, kecamatan kuala, kabupaten langkat mengenai pembuatan sediaan gel ekstrak etanol daun bangun-bangun sebagai antibakteri. Hasil Kegiatan pelaksanaan ini memberikan edukasi dan sosialisasi tentang pembuatan sediaan gel ekstrak etanol daun bangun-bangun sebagai antibakteri. Kesimpulan dari kegiatan sosialisasi ini dapat terlaksana sesuai pelaksanaan dan rencana, medapatkan sambutan baik dari pemerintah dan masyarakat setempat dan masyarakat sekiranya mendappatkan informasi serta pngetahuan
Edukasi Pencegahan Keracunan Makanan Jajanan Pada Anak Di SD Swasta Amal Luhur Medan
Anak sekolah sering membeli jajanan sembarangan, memilih jenis makanan yang menarik dengan kualitas jajanan yang rendah yang dapat menimbulkan gangguan pada pencernaan anak. Menurut data BPOM tahun 2019, sekitar 40-45% jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat. Makanan jajanan yang mengandung zat berbahaya dan tercemar oleh mikroba dapat menimbulkan reaksi akut pada tubuh, seperti diare, batuk, alergi, kesulitan buang air besar atau bahkan keracunan. Perilaku konsumsi makan seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan dan penerapan dalam memilih makanan. Syarat makanan jajanan yang dikonsumsi oleh anak-anak harus sehat dan aman. Makanan jajanan yang sehat dan aman adalah makanan yang bebas dari bahaya fisik, cemaran bahan kimia dan bahaya biologis. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mencatat 14,7% jajanan yang berada di lingkungan sekolah mengandung bahan berbahaya seperti boraks, rhodamine B, formalin, dan methanyl yellow. Hal ini tentunya menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian dari semua pihak. Zat-zat aditif yang terakumulasi dalam tubuh anak akan menimbulkan penyakit berbahaya bagi tubuh anak serta dapat mengakibatkan keracunan makanan bahkan dapat menyebabkan kanker. Perlu dilakukan edukasi pencegahan keracunan makanan pada anak sekolah khususnya dalam hal pemilihan jajanan sehat
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru – paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya. Penularannya dapat melalui terhirupnya droplet yang keluar dari penderita tuberkulosis. Inflamasi akut serta peningkatan kadar fibrinogen dan globulin plasma pada penderita tuberculosis paru terjadi, hal ini menyebabkan peningkatan nilai laju endap darah. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 Indonesia adalah negeri dengan prevalensi TB ke-5 tertinggi di dunia sebesar 410.000-520.000 kasus. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode pemeriksaan Westergreen yang bertujuan untuk mengetahui nilai laju endap darah pada penderita Tuberkulosis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2023 di Rumah Sakit Islam Malahayati dengan sampel sebanyak 15 orang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai laju endap darah yang normal sebanyak 3 orang (20%) dan yang meningkat sebanyak 12 orang (80%). Penyebab meningkatnya laju endap darah karena adanya infeksi akut, kronis maupun peradangan akut dalam tubuh serta meningkatnya globulin dan fibrinogen. Hal ini dapat juga disertai dengan pengaruh obat, nekrosis, adanya penyakit diabetes dan kolesterol, demam, rematik, dan kondisi stress fisiologis. Sedangkan laju endap darah yang normal ini disebabkan oleh karena penderita sudah melakukan penerapan pola makan teratur dan hidup yang sehat salah satu nya dengan cara membatasi konsumsi minuman beralkohol dan berhenti merokok. Saran bagi pasien penderita TBC sebaiknya mengkonsumsi obat dan pola makan teratur serta selalu melakukan pemeriksaan berkala agar penyakit ini dapat terkontrol
PENYULUHAN DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DWI KORA TERHADAP OBAT TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH SEBAGAI PENCEGAH COVID-19
Jamu merupakan minuman kesehatan yang dapat dimanfaatkan khasiat dan keamanannya dalam meningkatkan imunitas di saat pandemi COVID-19. Beberapa masyarakat diDesa Talun Kenas masih banyak yang belum mengetahui dan kurang memahami tanaman obat peningkat imunitas tubuh yang dapat diperoleh di sekitar lingkungan rumah saat pandemi COVID-19. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini yaitu memberikan edukasi tanaman obat peningkat imunitas tubuh saat pandemi COVID-19 untuk mencegah penularan COVID-19. Metode pelaksanaan pengabdian yang dilakukan yaitu : (a) tahap persiapan ;(b) tahap sosialisasi secara langsung menggunakan media presentasi power point dan demonstrasi pembuatan jamu; (c) tahap evaluasi dengan melakukan tanya jawab dengan masyarakat dan demonstrasi ulang peserta membuat jamu; (d) tahap pembagian masker, multivitamin dan jamu gratis kepada masyarakat. Tim pengabdian memberikan materi tentang edukasi tanaman obat peningkat imunitas tubuh saat pandemi COVID-19 serta membagikan masker, multivitamin dan jamu gratis kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini berjalan dengan lancar. Sehingga dapat disimpulkan, mengedukasi masyarakat secara langsung lebih efisien dan efektif untuk memberikan pemahaman kepada kepada masyarakat namun harus dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan di masa New Normal