211 research outputs found

    Studi Pola Sebaran dan Kedalaman Polusi Air Tanah Berdasarkan Nilai Resistivitas Disekitar Saluran Pembuangan Air Limbah Industri Rancaekek Kabupaten Bandung

    Full text link
    Pencitraan bawah permukaan di sekitar saluran pembuangan limbah industri Rancaekek telah dilakukan menggunakan metode resistivitas 2D dengan konfigurasi Schlumberger dan Wenner. Penelitian ini bertujuan untuk menduga pola sebaran dan kedalaman air tanah yang sudah tercemar. Pengukuran dilakukan pada tiga lintasan yang dekat saluran pembuangan, dan satu lintasan yang jauh dari saluran. Untuk mengetahui kandungan magnetik air limbah, dilakukan kajian kemagnetan batuan melalui pengukuran suseptibilitas magnet sampel endapan sedimen sungai. Sampel diambil dari endapan sedimen saluran pembuangan. Data hasil pengukuran metode resistivitas selanjutnya diolah menggunakan program Res2DInv untuk menghasilkan penampang resistivitas. Interpretasi terhadap penampang resisitivitas tersebut menunjukkan bahwa struktur perlapisan batuan daerah penelitian terdiri atas lapisan penutup, lapisan kedap air, dan lapisan akuifer. Keberadaan air tanah tercemar diindikasikan oleh lapisan konduktif dengan resistivitas kurang dari 8 ohm.meter. Pada daerah yang dekat dengan saluran, penyebarannya diduga merata ke seluruh lapisan air tanah permukaan hingga kedalaman lapisan kedap. Sedangkan pada daerah yang jauh dari saluran penyebarannya tidak terlalu merata, melainkan setempat-setempat dan tidak terlalu dalam. Pencitraan resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger berhasil melokalisir zona rembesan air tanah dangkal yang tercemar. Zona rembesan banyak dijumpai pada daerah dekat saluran pembuangan, sehingga diduga pencemaran air tanah sudah menembus lapisan akuifer tengah (kedalaman 30 - 60 meter). Pada daerah yang jauh dari saluran tidak ditemukan adanya zona rembesan. Suseptibilitas magnetik dalam endapan sedimen menunjukkan variasi yang signifikan dari satu lokasi ke lokasi yang lain, namun belum dapat memberikan gambaran tentang kondisi dan tingkat pencemarannya

    Pemetaan Kedalaman Perairan Sebagai Dasar Evaluasi Alur Pelayaran Pltu Sumuradem Kabupaten Indramayu

    Full text link
    PLTU Sumuradem, Indramayu baru mulai beroperasi pada tahun 2011. PLTU Sumuradem, Indramayu memiliki satu pelabuhan khusus guna menerima pasokan batu bara. Informasi mengenai batimetri sangat dibutuhkan guna menunjang alur pelayaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedalaman peraiaran sekitar PLTU Indramayu dan kolam pelabuhannya yang hasil akhirnya berupa peta batimetri yang digunakan sebagai acuan alur pelayaran bagi kapal batu bara. Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai pedoman maintance kolam pelabuhan agar kedalaman yang dibutuhkan kapal layak dan aman. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 sampai dengan 27 Juni 2014 di Perairan sekitar PLTU Sumuradem, Indramayu dan di dalam kolam pelabuhan khususnya. Data yang digunakan untuk penelitian adalah data pemeruman dengan Echosounder Singlebeam GPSMap 585 Garmin dan data pasang surut perairan Indramayu.Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dan data diolah menggunakan software Excel, Surfer 12 dan ArcGIS 10.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perairan sekitar PLTU Indramayu bertipe pasang surut campuran condong harian ganda dan termasuk dalam kategori perairan dangkal dengan kedalaman sebesar 5,5 - 8 m berada didalam lingkungan pelabuhan khusus PLTU Indramayu, kedalaman 5,5 - 6,5 m di depan mulut pelabuhan khusus PLTU Indramayu, nilai kedalaman 7 - 8,5 m di daerah penundaan kapal batu bara dan nilai kedalaman 0 – 8,5 m disekeliling pelabuhan khusus PLTU. Pelabuhan khusus PLTU Indramayu memiliki alur pelayaran satu alur (masuk dan keluar pelabuhan khusus) yang diperuntukan untuk jenis kapal tongkang dan tug boat. Bentuk dari alur pelayaran lurus mengarah ke utara dengan lebar pintu masuk pelabuhan khusus 230 m dengan alur pelayaran yang aman selebar 120 m pada kedalaman 5 m yang menyisakan masing-masing 55 m disetiap sisi kiri dan kanannya dan pada kedalaman 7 - 8,5 terdapat area penundaan kapal. Draft yang dibutuhkan oleh tongkang boat adalah 5,49 m dan 3,55 m untuk tug boat, hal ini sesuai dengan kedalaman kolam pelabuhan khusus PLTU Indramayu yang memiliki nilai kedalaman 5,5 - 8 m

    Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Locus Of Control sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Skpd Kabupaten Indrigiri Hulu)

    Full text link
    The Purpose of this research is to examine : 1). The effect of budgetary participation on budgetary slack 2). The effect of budget goal clarity on budgetary slack 3). The effect of budgetary participation on budgetary slack with locus of control as moderating variable 4). The effect of budget goal clarity on budgetary slack with locus of control of moderating variable. The population on this study is Regional Working Units (SKPD) at Indragiri Hulu. This sample in this study was taken with a purposive sampling method. The sample in this studyare performance of the district unit Indragiri Hulu which amounted to 75 respondents. Data collections techniques used multiple regression analysis and moderating variable test analysis where processed using SPSS. The result of this study show that budgetary participation and budget goal clarity significant influence on budgetary slack and then variable locus of control moderate the effect of the budgetary participation and budget goal clarity on budgetary slack. The amount of influence

    Perubahan Garis Pantai Larangan, Kabupaten Tegal Melalui Pendekatan Model Genesis ( Generalized Model for Simulating Shoreline Change )

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi Perubahan garis pantai selama 5 tahun (2013-2018) dan mengetahui wilayah yang memiliki kemungkinan mengalami akresi dan erosi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2013 di Pantai Larangan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, sampel sedimen diambil dengan purposive sampling berupa sedimen dasar perairan. Pengukuran tinggi dan periode gelombang menggunakan ADCP Argonout XR. Peramalan gelombang menggunakan data angin yang diperoleh dari stasiun pengukuran angin Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tegal. Prediksi Perubahan garis pantai didekati dengan pendekatan model yaitu dengan GENESIS (Generalized Model for Simulating Shoreline Change). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rentang waktu 2013 sampai 2018, Pantai Larangan mengalami akresi atau penambahan sedimen sebanyak 764,16 m2 serta mengalami erosi sebesar 125,87 m2. Wilayah yang mengalami akresi paling besar berada di Desa Padaharja yaitu sebesar 358,63 m2 dan erosi paling besar berada di Desa Munjungagung sebesar 77,34 m2. Dengan demikian 5 tahun ke depan Pantai Larangan diprediksi akan mengalami penambahan luasan lahan atau akresi

    Laju Sedimentasi pada Alur Pelayaran di Muara Sungai Kali Kuto, Kabupaten Kendal

    Full text link
    Muara Sungai Kali Kuto merupakan suatu kawasan yang dimanfaatkan oleh nelayan sebagai alur pelayaran. Masalah umum yaitu pendangkalan yang dapat mengganggu aktifitas lalu lintas kapal nelayan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya laju sedimentasi pada alur pelayaran di muara Sungai Kali Kuto pada bulan Mei 2015. Materi dalam penelitian ini mencakup sampel sediment trap, debit sungai dan arus. Penentuan titik koordinat lokasi adalah purposive sampling dengan menggunakan GPS. Pengambilan sampel sedimen menggunakan sediment trap berbentuk silinder. Teknik pengukuran data arus di setiap titik sampling dengan menggunakan metode lagrange pada kondisi pasang dan surut. Berdasarkan hasil penelitian laju sedimentasi di muara Sungai Kali Kuto, nilai laju sedimentasi terbesar terdapat di depan mulut sungai. Hasil analisis ukuran butir menunjukan bahwa jenis sedimen yang dominan di muara Sungai Kali Kuto adalah silt atau lanau. Berdasarkan hasil pemodelan data arus menunjukan bahwa arah pergerakan arus pada saat pasang dari arah barat menuju timur laut dan pada saat surut dengan arah timur laut menuju barat dengan nilai kecepatan arus saat pasang berkisar antara 0,0488 m/det - 0,1208 m/det dan nilai kecepatan arus pada saat surut berkisar antara 0,0497 m/det - 0,1194 m/det. Berdasarkan hasil pengolahan data pasang surut dengan metode admiralty diperoleh nilai formzahl sebesar 1,19diklasifikasikan sebagai pasang surut campuran dominan tunggal. Berdasarkan hasil penelitian laju sedimentasi di muara Sungai Kali Kuto pada bulan Mei 2015 menunjukan bahwa nilai rata-rata terbesar terdapat di stasiun 5 (depan mulut sungai) yaitu sebesar 0,1668 kg/m2/hari dan nilai rata-rata terkecil terdapat pada stasiun 3 yaitu sebesar 0,1111 kg/m2/hari
    • …
    corecore