Potency of Solar Energy Applications in Indonesia

Currently, 80% of conventional energy is used to fulfill general public's needs andindustries. The depletion of oil and gas reserves and rapid growth in conventional energyconsumption have continuously forced us to discover renewable energy sources, like solar, wind,biomass, and hydropower, to support economic development in the future. Solar energy travels at aspeed of 186,000 miles per second. Only a small part of the radiant energy that the sun emits intospace ever reaches the Earth, but that is more than enough to supply all our energy demand.Indonesia is a tropical country and located in the equator line, so it has an abundant potential ofsolar energy. Most of Indonesian area get enough intensity of solar radiation with the average dailyradiation around 4 kWh/m2. Basically, the solar systems use solar collectors and concentrators forcollecting, storing, and using solar radiation to be applied for the benefit of domestics, commercials,and industrials. Common applications for solar thermal energy used in industry are the SWHs, solardryers, space heating, cooling systems and water desalination

Hidrolisa Enzimatik Pati Tapioka Dengan Kombinasi Pemanas Microwave-water Bath Pada Pembuatan Dekstrin

Usaha untuk mengkonversi pati tapioka menjadi dekstrin cukup prospektif. Banyaknya industri pengguna dekstrin, meningkatnya volume impor dekstrin, dipenuhinya ketersedian bahan baku tapioka dan tingginya nilai ekonomi dekstrin, merupakan pertimbangan awal untuk melakukan penelitian ini. Hidrolisa enzimatik dengan α amylase (termamyl) sebagai biokatalis dikenakan terhadap pati tapioka untuk membuat dekstrin. Penelitian dilakukan melalui 4 tahapan (1) Tahap persiapan yang meliputi karakterisasi pati tapioka dan karakterisasi microwave, (2) Tahap gelatinisasi, (3) Tahap likuifaksi, dan (4) Tahap uji hasil. Gelatinisasi dilakukan dalam microwave pada power P10 – desfrose D2 dan tahap likuifaksi dilakukan dalam waterbath pada suhu 93-95°C. Percobaan dilakukan pada kondisi terkendali (1) pH 6- 6,5, (2) kadar Ca2+ 40 ppm, (3) Dosis enzim 0,5-0,6 kg tiap ton pati kering, sedangkan konsentrasi pati dan waktu likuifaksi divariasi. Disetiap akhir percobaan dilakukan uji hasil terhadap dextrose equivqlent (DE) dan viskositas. Dari hasil percobaan diperoleh data bahwa dekstrin dengan DE dibawah 20 dihasilkan dari hidrolisa ini, pada kondisi terkendali, DE produk dekstrin dari hasil hidrolisa konsentrasi pati rendah (pada waktu yang sama) lebih tinggi dibanding DE konsentrasi pati tinggi, DE larutan dekstrin menjadi semakin tinggi dengan bertambahnya waktu, Tingginya nilai DE dapat diketahui dari turunnya viskositas produk hasil hidrolis