21 research outputs found

    Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Namnam (Cynometra cauliflora L) Sebagai Antibakteri Pada Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer

    Get PDF
    ABSTRAKPandemi Covid 19 yang menimpa dunia saat ini menjadikan peningkatan kebutuhan akan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu dalam peningkatannya yaitu kesadaran akan mencuci tangan dan mulai terlihat semenjak covid-19 masuk ke Indonesia. Penggunaan gel antiseptik yang dinilai lebih praktis bisa menjadi pilihan. Bahan dasar yang biasa digunakan adalah alkohol, namun dengan bahan tersebut dapat menyebabkan dehidrasi pada kulit. Oleh karena itu maka diperlukan alternatif bahan aktif yaitu bahan alam. Salah satu bahan alam yang digunakan daun namnam. Ekstrak daun namnam yang memiliki kandungan tanin dan flavonoid dapat sebagai antibakteri. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tanaman yang mengandung tannin dan flavonoid dapat sebagai sediaan gel hand sanitizer. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi ekstrak etanol daun namnam pada formulasi sediaan gel hand sanitizer terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Metode yang digunakan maserasi untuk ekstrak dan difusi agar untuk aktivitas bakteri. Formulasi sediaan gel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan gelling agent CMC Na dengan 5 formulasi. Hasil menunjukkan bahwa sampel F1, F2, F3, dan F4 dapat menghambat bakteri dengan kategori kuat, sedangkan sampel F5 termasuk kategori medium atau cukup kuat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sampel F1 dengan konsentrasi ekstrak etanol daun namnam sebesar 20% dan memiliki evaluasi sediaan gel yang baik dan memenuhi syarat.     Kata kunci : Ekstrak etanol; Daun namnam; Gel hand sanitizer; Staphylococcus aureus.ABSTRACTThe COVID-19 pandemic that has hit the world today has increased the need for clean and healthy living behaviors. One of the improvements that have been seen since Covid-19 occurred in Indonesia is awareness of hand washing. The use of an antiseptic gel is considered a more practical option. The basic ingredient commonly used is alcohol, but these ingredients can cause dehydration of the skin. Therefore, alternative active ingredients are needed, namely natural ingredients. One of the natural ingredients used by namnam leaves. Namnam leaf extract which contains tannins and flavonoids can act as an antibacterial. Several studies have shown that plants containing tannins and flavonoids can be used as a hand sanitizer gel preparation. The purpose of this study was to determine the potential of ethanol extract of Namnam leaves in the formulation of hand sanitizer gel preparations against Staphylococcus aureus ATCC 25923 bacteria. The methods used were maceration for extracts and agar diffusion for bacterial activity. The gel formulation used in this study was the gelling agent CMC Na with 5 formulations. The results showed that  samples F1, F2, F3, and F4 could inhibit bacteria in the strong category, while sample F5 was in the medium category or quite strong. The conclusion of this study is that sample F1 with extract ethanol of nam-nam leaves in 20% has a good evaluation of gel preparations and met the requirements.Keywords : Ethanol extract; Namnam lef; Hand sanitizer gel; Staphylococcus aureus

    Pengaruh Variasi HPMC dan Carbopol pada Formulasi Sedian Gel Ekstrak Daun Namnam (Cynometra cauliflora L.) terhadap Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

    Get PDF
    Antiseptic gel is a hand sanitizer that is useful for cleaning or eliminating germs on hands. One of the most important thing in antiseptic is antibacteria substances that had potential to destroy germs. Namnam leaves are an alternative for making antiseptic gel because they contain alkaloids and flavonoids. Making gel requires gel-forming materials such as HPMC and Carbopol. The aim of this research is to test the effect of gelling agents HPMC and Carbopol on namnam leaves extract as a gel sanitizer preparation and its ability to fight Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) bacteria which is a to interfere human health because it causes various infections that are difficult to treat. This research uses the maceration method in the extraction process, disc diffusion in the bacterial inhibition test, pH test, spreadability test, and homogeneity test on the gel sanitizer preparation. The conclusion of this research is that the gelling agent HPMC has the greatest active ability compared to Carbopol which is characterized by an inhibitory power of 14 mm at a variation of 0.25 grams. Increasing variations in HPMC and Carbopol will increase viscosity and reduce spreadability and inhibitory power against bacteria

    Uji Antibakteri Fungi Endofit dari Daun Namnam (Cynometra cauliflora L.) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

    Get PDF
    Fenomena back to nature menunjukkan tanaman yang ada di alam semakin memiliki peranan penting namun untuk mengambil senyawa bioaktif secara langsung dari tanamannya dibutuhkan sangat banyak biomassa, sehingga untuk mengefisiensikan cara mendapatkan senyawa bioaktifnya, maka di gunakan mikroba endofit spesifik yang diperoleh dari bagian dalam tanaman yang diharapkan mampu menghasilkan sejumlah senyawa bioaktif yang di butuhkan. Tujuan penelitian untuk melihat potensi antibakteri yang di hasilkan oleh fungi endofit yang di isolasi dari daun Namnam (Cynometra cauliflora L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Metode penelitian yaitu isolasi dan pemurnian fungi endofit, penyiapan bakteri uji di lanjutkan  uji antibakteri bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil isolasi di dapatkan 4 isolat fungi endofit yaitu dengan kode P1-1, P3-1, P4-1, P5-1. Secara makroskopis bentuk circular dan irregular, elevasi flat, convec dan umbonate. Tepian rata, bergelombang, undulate, entire dan raised. Permukaan koloni seperti kapas, grainy, cottony tebal dan tipis. Isolat fungi endofit P1-1, P3-1, P4-1, dan P5-1 memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan dari bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan rerata zona hambat berturut-turut 26.25 mm, 27.25 mm, 28.5 mm, 25.76 mm, untuk E.coli berturut-turut adalah 29 mm, 29 mm, 27.5 mm, 27.5 mm. Kontrol positif yaitu 26 mm dan 29 mm

    Potensi Pemanfaatan Jagung, Kacang Hijau dan Ubi Cilembu Sebagai Media Kultur Bakteri Escherichia Coli

    Get PDF
    Nutrient Agar merupakan media dominan yang umum digunakan untuk pemeriksaan kultur mikrobiologi. Harga media tersebut relatif mahal sehingga mendorong peneliti untuk menemukan media kultur alternatif. Bahan alam yang dapat dijadikan media pertumbuhan yaitu jagung, kacang hijau dan ubi cilembu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ketiga bahan alam tersebut sebagai media kultur pertumbuhan bakteri yang tumbuh secara optimal. Metode penelitian yaitu eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel bakteri yang diuji pada setiap media kultur alternatif ialah bakteri Escherichia coli dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan dengan menghitung koloni bakteri yang tumbuh menggunakan metode TPC (Total Plate Count). Hasil penelitian menunjukkan jumlah koloni kacang hijau yang paling banyak tumbuh sebesar 162×105 CFU/ml pada konsentrasi 4,54%, pada media jagung tumbuh sebanyak 63×105 CFU/ml pada konsentrasi 7,5% dan pada media ubi Cilembu sebanyak 46×105 CFU/ml pada konsentrasi 30%. Ukuran koloni yang tumbuh lebih besar yaitu pada media ubi cilembu. Berdasarkan hasil penelitian media alternatif jagung, kacang hijau dan ubi Cilembu bisa dijadikan sebagai media pertumbuhan bakteri Eschericia coli. Pertumbuhan terbaik yaitu pada media kacang hijau dengan konsentrasi 4,54%. Bagi peneliti selanjutnya dapat menguji ketiga bahan tersebut dengan bakteri gram positif dan merubah komposisi formula karena ukuran koloni yang dihasilkan masih bervariasi

    Isolasi dan seleksi Bacillus sp. dari ikan lele (Clarias sp.) serta potensinya sebagai probiotik)

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menyeleksi Bacillus dari usus ikan lele sebagai kandidat probiotik dalam pembuatan pakan ikan. Isolasi dilakukan dengan pemanasan sampel pada suhu 80 derajat Celcius selama 10-15 menit menggunakan media Triptone Soy Agar (TSA) yang ditambahkan 1% susu skim untuk aktivitas proteolitik dan 1 % pati untuk aktivitas amilolitik

    Designing an Effective e-Content Development Framework for the Enhancement of Learning Programming

    No full text
    corecore