47 research outputs found

    Religious Anthropocentrism: the Discourse of Islamic Psychology Among Indonesian Muslim Intellectuals

    Full text link
    Ideas in psychology are often criticized as being dominated by the spirit and the model of secular and liberal Western thinking. They are frequently deemed to bring bias when applied to analyze the psychological problems of human beings in the context of other cultures, especially in the context of Islamic culture. This paper investigates Indonesian Muslim scientists\u27 offer of an alternative of grand theory in psychology formulated from a more balanced paradigm called religious anthropocentric psychology. Indonesian Muslim scientists develop this paradigm as an attempt to construct spiritual-religious psychology or Islamic psychology. The paper describes an increasing awareness among those Muslim scientists to develop theories of humanistic psychology with spiritual and religious values. This kind of psychological theory seems to be the basis for so-called Islamic psychology. Furthermore, in addition to its reference toward the anthropocentric paradigm, this kind of psychology also refers to the religious-Islamic values, theo-centric or God-centric

    Toleransi Tanaman Kedelai Terhadap Cekaman Air : Akumulasi Prolin Dan Asam Absisik Dan Hubungannya Dengan Potensial Osmotik Daun Dan Penyesuaian Osmotik

    Full text link
    In this experiment. the changes on leaf osmotic potential and accumulation of proline and abscisic acid were identified from drought-tolerant and drought - sensitive soybean genotypes. Three drought - tolerant (Mlg 2805, Mlg 2984 and Mlg 2999) and two sensitive soybean genotypes (Mlg 2510 and Mlg 3541) were subjected to drought condition created by regulating water supply in greenhouse. The results revealed that exposing plants to drought stress brought about a decrease of leaf osmotic potential. The decrease of which was greater in drought-tolerant genotypes (6.91 to 10.11 bars) than in sensitive genotypes (0.55 to 0.69 bars). The decreasing of leaf osmotic potential was followed with increasing praline accumulation, especialy for Mlg 2805. Only Mlg 2805 showed the significant ABA accumulation when the plants were subjected to drought stress. It is suggested that the drought tolerance was associated with the reduction of leaf osmotic potential (osmotic adjusment) in which proline might play an important role. The role of ABA could not be clarified since there had been a great variability in ABA content of all tolerant genotypes

    Pertumbuhan Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Pada Lahan Pasca Tambang Timah Di Bangka Yang Diberi Pupuk Organik

    Full text link
    PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA LAHAN PASCA TAMBANG TIMAH DI BANGKA YANG DIBERI PUPUK ORGANIK Sukmarayu P. Gedoan1), Alex Hartana2), Hamim2), Utut Widyastuti2) dan Nampiah Sukarno2) 1)Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Negeri Manado di Tondano; 2)Departemen Biologi, FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680 ABSTRAK Kegiatan penambangan timah menyebabkan Perubahan karakteristik fisika dan kimia tanah sehingga menjadi tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pertumbuhan 7 aksesi jarak pagar yang ditanam pada lahan pasca tambang timah yang diberi kompos dan kotoran sapi. Penelitian ini dilakukan di TSS 133, Kelurahan Sinar Baru, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Penelitian lapangan dilaksanakan pada Bulan Mei 2007 sampai dengan Bulan Desember 2008. Percobaan faktorial ini dirancang dalam Rancangan Petak Terbagi dengan tiga ulangan. Petak utama adalah 7 aksesi jarak pagar yang terdiri atas: aksesi Madiun, Ponorogo, Jember, Dompu, Lampung, Bengkulu, dan Sukabumi, sedangkan anak petak berupa tanah tanpa pemberian kompos dan pupuk kandang (kontrol), kompos trubus 4 kg/lubang ditambah 4 kg tanah bagian atas dan kotoran sapi 4 kg/lubang ditambah 4 kg tanah bagian atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan awal yang paling baik untuk tanah bekas tambang timah adalah pada aksesi Jember yang ditunjukkan oleh diameter batang, berat kering tanaman, berat kering tajuk dan berat kering akar. Sedangkan tinggi tanaman tertinggi diamati pada aksesi Madiun. Penambahan kotoran sapi dapat meningkatkan produksi biji dan kandungan minyak. Produksi biji tertinggi diperoleh pada aksesi Bengkulu dan kandungan minyak tertinggi diperoleh pada aksesi Dompu. Kata kunci: aksesi, Jatropha curcas, kompos, kotoran sapi THE GROWTH OF CASTOR OIL PLANT (Jatropha curcas L.) ON THE POST-TIN-MINING LAND IN BANGKA PROVIDED WITH ORGANIC FERTILIZER ABSTRACT The activity of tin mining changes the physical and chemical characteritics of soil, so that the soil isnot suitable for plant growth. The objective of this research was to evaluate the growth of some accession of Jatropha curcas that we planted on post-tin-mining land provided with compost and cow feces. This research was conducted in TS 133, Sinar Baru Village, District of Bangka, Province of Bangka Belitung. This field research was carried out in May 2007 to December 2008. Factorial experiment was designed as split plot with three replications. The main plot was 7 accessions, i.e. Madiun, Ponorogo, Jember, Dompu, Lampung, Bengkulu, and Sukabumi. The subplot waskonds of organic fertilizer, i.e. top soil without addition of compost and cow fecer (control), trubus compost (4 kg/hole) added with top soil (4 kg/hole), and cow feces (4 kg/hole) added with topbsoil (4 kg/hole). The result showed that Jember accession had the best early growth based on the observation of stem diameter, plant dry weight, and root dry weight. The largest plant height was observed in Madiun accession. The higest seed production was observed in Bengkulu accession and Dompu accession had the higest oil content

    Pengaruh Pemupukan Urea Dan Teknik Defoliasi Pada Produksi Jagung (Zea Mays L.) Varietas Pioneer 27

    Full text link
    Penelitian mengenai “Pengaruh Pemupukan Urea dan Teknik Defoliasi Pada Produksi Jagung (Zea mays L.) Varietas Pioneer27” telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung dari bulan November 2011 sampai bulan Februari 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dosis pupuk urea yang optimum terhadap produksi tanaman jagung varietas pioneer 27, mengetahui produksi tanaman jagung varietas pioneer 27 dengan perlakuan defoliasi atau tanpa defoliasi, dan mengetahui interaksi antara dosis pupuk Urea dan defoliasi pada tanaman jagung varietas pioneer 27. Perlakuan disusun secara faktorial (4 x 2) dengan ulangan sebanyak 3 (tiga). Faktor pertama adalah pupuk urea yang terdiri dari 4 (empat) taraf yaitu 100 kg ha-1 (P1), 200 kg ha-1 (P2), 300 kg ha-1 (P3) dan 400 kg ha-1 (P4). Faktor kedua adalah teknik defoliasi yang terdiri dari 2 (dua) taraf yaitu tanpa defoliasi (D0) dan defoliasi disisakan tiga daun dibawah tongkol (D1). Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Barlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tukey. Selanjutnya data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjutan polinomial ortogonal 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis sebesar 100 kg ha-1 ureamampu memberikan bobot biji kering per petak sebesar 11,61 kg yang setara dengan 9,5 t ha-1, dan pemberian > 200 kg ha-1 tidak nyata meningkatkan bobot biji per petak. Perlakuan defoliasi ataupun tanpa defoliasi tidak bebeda terhadap bobot biji kering tanaman jagung. Terdapat interaksi antara dosis pupuk urea dengan perlakuan defoliasi untuk meningkatkan bobot berangkasan yaitu dengan dosis pupuk 254,77 kg ha-1 urea dengan teknik defoliasi akan menghasilkan bobot kering brangkasan yang optimum sebesar 113,87 g

    Pengaruh Dosis Dan Waktu Aplikasi Pupuk Urea Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Dan Hasil Jagung (Zea Mays, L.) Pioneer 27

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) waktu aplikasi urea yang diberikan secara bertahap dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung hibrida Pioneer 27, (2) dosis pupuk urea yang optimum dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung Pioneer 27, dan (3) interaksi antara dosis dan waktu aplikasi pupuk urea dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung Pioneer 27. Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2011 sampai Februari 2012 di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah pemberian dosis pupuk urea dengan 4 taraf (100 kg urea/ha (d1), 200 kg urea /ha (d2), 300 kg urea /ha (d3), dan 400 kg urea /ha (d4), sedangkan faktor kedua adalah waktu aplikasi pemberian pupuk urea dengan 3 taraf (2 kali pada 1 MST dan awal berbunga (t1), 3 kali pada 1 MST, 3 MST, dan awal berbunga (t2), dan 4 kali pada 1 MST, 2 MST, 3 MST, dan awal berbunga (t3)). Keragaman diuji dengan uji Bartlett, sifat kemenambahan data diuji dengan uji Tukey, kemudian dilakukan analisis ragam, dan dilanjutkan dengan uji ortogonal dan ortogonal polinomial pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) waktu aplikasi urea yang diberikan secara bertahap hanya dapat meningkatkan tinggi tanaman. Pemberian 3 dan 4 kali lebih baik dibandingkan pemberian 2 kali, (2) pemberian dosis 285 kg urea/ha mampu meningkatkan bobot kering berangkasan, (3) pemberian dosis 100 kg urea/ha dengan aplikasi 2 kali (1 MST dan awal berbunga) sudah meningkatkan hasil jagung sebesar 10,65 t/ha

    Defoliasi dan Pemberian Pupuk Urea dalam Meningkatkan Hasil Jagung (Zea Mays L.) Varietas Pioneer 27

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui defoliasi yang terbaik dalam meningkatkan hasil tanaman jagung varietas pioneer 27, (2) mengetahui dosis pupuk urea yang optimum dalam meningkatkan hasil tanaman jagung varietas pioneer 27, dan (3) mengetahui kombinasi yang terbaik dari defoliasi dan dosis pemupukan dalam meningkatkan hasil tanaman jagung varietas pioneer 27. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Politeknik Negeri Lampung dari bulan November 2011 sampai Februari 2012. Perlakuan disusun secara faktorial (2 x 4) dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 (tiga) ulangan. Faktor pertama adalah defoliasi yang terdiri dari 2 (dua) taraf yaitu disisakan dua daun di bawah tongkol (d1) dan empat daun di bawah tongkol (d2). Faktor kedua adalah pemberian dosis urea yang terdiri dari 4 (empat) taraf, yaitu 100 kg ha-1 (u1), 200 kg ha-1 (u2), 300 kg ha-1 (u3), dan 400 kg ha-1 (u4). Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Barlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tuckey. Bila asumsi terpenuhi, maka data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan Uji Ortogonal dan Ortogonal Polinomial pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan defoliasi tidak berpengaruh terhadap semua variabel pengamatan pertumbuhan dan hasil jagung, kecuali pada variabel pengamatan bobot kering brangkasan, Pemberian pupuk urea tidak berpengaruh terhadap semua variabel pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung, sehingga dengan pemberian dosis urea sebesar 100 kg urea/ha telah cukup untuk mendapatkan hasil yang sama dengan pemberian dosis urea sebesar 200, 300, dan 400 kg urea ha-1 dengan hasil rata-rata yang disisakan 2 dan 4 daun di bawah tongkol sebesar 10,14 t ha-1 dan 10,13 t ha-1, dan tidak terdapat kombinasi yang terbaik antara perlakuan defoliasi dan pemberian pupuk urea

    Pengaruh Pupuk Urea terhadap Hasil Tanaman Jagung yang Ditumpangsarikan dengan Kacang Tanah

    Full text link
    Penelitian bertujuanuntukmengetahui (1) hasil tanaman yang lebih tinggi antara tanaman yang ditumpangsarikan dengan tanaman monokultur; dan (2) menentukan dosis pupuk Urea yang optimum untuk tumpangsari jagung dengan kacang tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2014 di Lapang Terpadu dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Lampung.Rancangan yang digunakan adalah rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan sembilan perlakuan yaitu monokultur jagung, monokulturkacang tanah, tumpangsari jagung dengan kacang tanah pada dosis urea untuk tanaman jagung 0 (P3), 50 (P4), 100 (P5), 150 (P6), 200 (P7), 250 (P8) dan 300 (P9) kg/ha. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji ortogonal pada taraf α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) hasil tanaman monokultur lebih tinggi daripada hasil tanaman tumpangsari. Rata-rata hasil tanaman jagung yang ditanam secara tumpangsari yaitu 1,69 t/ha dan tanaman kacang tanah yang ditumpangsarikan rata-ratanya yaitu 0,42 t/ha, tanaman jagung yang ditanam secara monokultur hasilnya 2,61 t/ha dan hasil kacang tanah yang ditanam monokultur yaitu 1,07 t/ha. Hasil tumpangsari tertinggi yaitu pada pemupukan urea 300 kg/ha dengan hasil jagung 2,57 t/ha dan kacang tanah 0,46 t/ha, (2) belum diperoleh dosis pupuk urea yang optimum untuk jagung yang ditumpangsarikan dengan kacang tanah
    corecore