6 research outputs found

    Upaya Pengurangan Waste Di Bagian Pre Spinning Dengan Pendekatan Lean Manufacturing (Studi Kasus Di PT Xyz)

    Full text link
    Proses produksi di PT XYZ dibagi menjadi 4 bagian yaitu Pre Opening, Pre Spinning, Spinning, dan Finishing. Penelitian ini difokuskan di bagian Pre Spinning. Tujuannya adalah untuk mengurangi waste di bagian Pre Spinning. Pendekatan yang digunakan adalah Lean Manufacturing. Tool yang digunakan untuk mengidentifikasi waste adalah Value Stream Mapping, Process Activity Mapping, Analitycal Hierarchy Process, dan Fishbone Diagram. Hasil identifikasi menunjukkan total non value added time dalam aliran nilai di bagian Pre Spinning adalah 43,426 menit. Pembobotan dengan AHP menghasilkan 3 tipe waste yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi yaitu waiting, defect, dan excessive transportation. Waiting yang teridentifikasi antara lain mesin Drawing Breaker mengalami waiting, mesin Carding waiting selama 0,05 menit setiap memproses 1 Lap dan operator Drawing Breaker menunggu selama 0,369 menit setiap memproses 16 can Sliver. Defect yang teridentifikasi antara lain defect pada produk Lap, Sliver, dan Roving. Rata-rata defect total yang terjadi berdasarkan data bulan November 2012 sampai November 2013 adalah 3355,25 kg per bulan atau 5,26 % dari rata-rata produksi per bulan. Excessive transportation yang teridentifikasi antara lain transportasi dari area Carding ke area Drawing selama 3,14 menit, dari Drawing Breaker ke Drawing Finisher selama 1,344 menit, dan dari area Drawing ke area Speed selama 19,858 menit. Transportasi tersebut dilakukan secara bolak-Balik. Usulan rekomendasi perbaikan antara lain menambah jumlah mesin Carding, meningkatkan kapasitas hand truck, penambahan operator sementara, penghapusan proses pembungkusan Lap, dan tambahan waktu maintenance

    Implementasi Metode Value Stream Mapping Sebagai Upaya Meminimalkan Waste (Studi Kasus: Subbagian Assembly Di PT Selatan Jadi Jaya, Sidoarjo)

    Get PDF
    PT Selatan Jadi Jaya merupakan Perusahaan yang memproduksi battery yang dijual di dalam negeri maupun luar negeri. Dalam subbagian assembly PT SJJ masih terdapat beberapa permasalahan yang dapat dikategorikan sebagai waste. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Value Stream Mapping, untuk memudahkan dalam proses identifikasi waste digunakan metode Process Activity Mapping (PAM). Waste yang telah diidentifikasi dikelompokkan menurut kategori seven waste. Seven waste tersebut kemudian dirangking dengan metode Waste Assessment Model (WAM). Hasil akhir dari metode WAM dikali dengan frekuensi terjadinya waste, dipilihlah proses dengan bobot waste tertinggi. Proses terpilih adalah proses heat sealing. Dilakukan analisa akar penyebab waste dengan diagram Ishikawa. Berdasarkan akar penyebab waste, maka dirancanglah usulan perbaikan. Perbaikan pertama yang diusulkan berupa perancangan sistem kanban, usulan perbaikan kedua yaitu perancangan palet, usulan perbaikan ketiga adalah pemberian alat pelindung diri berupa ear plug kepada operator. Setelah diberikan usulan rekomendasi maka dapat digambarkan prediksi future state map

    Evaluasi Kinerja Rantai Pasok Sari Apel Untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan

    Full text link
    Industri pengolahan apel di Batu merupakan industri yang berpotensi untuk berkembang lebih besar dan mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit. Industri sari apel di Batu Malang dituntut bukan hanya mampu menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif. Akan tetapi juga dituntut untuk mampu mengirimkan produknya kepada konsumen tepat waktu, tepat jumlah dengan efektif dan efisien. Untuk tercapainya tujuan tersebut diperlukan koordinasi di antara suplier bahan baku, produsen dan distributor. Oleh karena itu implementasi manajemen rantai pasok diperlukan untuk tercapainya tujuan tersebut. Digunakan supply chain operation reference (SCOR) untuk memetakan aktivitas dalam rantai pasok sari apel Brosem. Selanjutnya bobot untuk tiap aktivitas dalam SCOR dicari dengan menggunakan analytical hierarchy process (AHP). Pengukuran kinerja rantai pasok menggunakan objective matrix (OMAX) dan traffic light system (TLS). Dari hasil pengukuran kinerja, ada tujuh KPI yang bernilai sangat rendah dan perlu segera diperbaiki. Tujuh KPI tersebut yaitu: ketepatan pengiriman produk, tingkat harga bahan baku, biaya pengiriman produk, lead time pengiriman pesanan, ketepatan waktu pengiriman, sertifikasi suplier dan tingkat kerusakan fasilitas dan alat produksi. Kinerja rantai pasok sari apel secara keseluruhan bernilai sebesar 7,4 atau level cukup. Rekomendasi perbaikan difokuskan pada KPI yang bernilai rendah dan diharapkan mampu meningkatkan kinerja rantai pasok sari apel.

    Pengambilan Keputusan Strategi Pemasaran Menggunakan Metode Anp Dan Fuzzy Topsis (Studi Kasus: PT X Mojokerto)

    Get PDF
    PT X Mojokerto merupakan salah satu Perusahaan yang bergerak dibidang industri tekstil. Pada penerapan strategi pemasarannya khususnya untuk produk seragam sekolah masih terdapat beberapa kelemahan yang menyebabkan pangsa pasar Perusahaan akan produk tersebut cukup rendah. Penerapan strategi pemasaran Perusahaan selama ini hanya berdasarkan metode ilmiah dari pengalaman pemasaran yang dilakukan Perusahaan, namun masih belum menggunaan metode ilmiah dengan menggunakan perhitungan matematik.Oleh karena itu, perlu adanya suatu pemilihan strategi pemasaran PT X dengan melihat kriteria-kriteria yang mempengaruhi dalam proses pemilihan strategi pemasaran dengan menggunakan metode Analytical Network Process (ANP) dan FUZZY TOPSIS. Alternatif strategi pemasaran pada penelitian ini berdasarkan pada analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa strategi terpilih bagi PT X Mojokerto adalah membangun brand image Perusahaan dengan melakukan kegiatan promosi produk secara online dan jejaring sosial, promosi produk pada pelanggan dua bulan sebelum musin kenaikan kelas serta mendukung program pemerintah dan penyediaan pusat pelayanan pelanggan melalui nomor bebas pulsa

    Perencanaan Preventive Maintenance Komponen Cane Cutter I Dengan Pendekatan Age Replacement (Studi Kasus Di Pg Kebon Agung Malang)

    Get PDF
    Sistem maintenance yang baik diperlukan PG Kebon Agung yang mengolah bahan baku tebu menjadi produk gula pasir. Dalam sistem maintenance-nya, PG Kebon Agung melaksanakan penggantian komponen dengan menerapkan corrective maintenance. Data historis kerusakan belum digunakan sebagai acuan untuk merencanakan preventive maintenance. Salah satu fasilitas produksi yang sangat penting adalah mesin cane cutter I yang memegang fungsi utama dalam size reduction tebu. Kerusakan pada komponen pisau di mesin cane cutter I mempunyai tingkat severity yang paling tinggi. Metode yang digunakan adalah age repalacement karena penggantian komponen dilakukan saat komponen mencapai umur maksimal. Data historis kerusakan komponen cane cutter I digunakan untuk menghitung Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR). Data TTF dan TTR komponen cane cutter berdistribusi lognormal dengan MTTF sebesar 500,898 jam dan MTTR sebesar 1,065 jam. Interval waktu penggantian optimal setiap 369 jam. Preventive maintenance akan mengurangi downtime sebesar 2,403 jam setiap musim giling, meningkatkan tingkat availability sebesar 0,055% dan meningkatkan tingkat reliability sebesar 66%. Namun biaya maintenance juga meningkat dari sebelumnya sebesar Rp. 90.587.729 menjadi Rp. 104.969.103. Penurunan downtime dan perawatan rutin akan menunjang kelancaran proses produksi sehingga meningkatkan kapasitas produksi dan keuntungan Perusahaan. Keuntungan tersebut dapat digunakan untuk menutupi penambahan biaya maintenance
    corecore