24 research outputs found

    Marketing Policy to Improve Competitiveness of Agricultural Commodities Facing Trade Liberalization

    Get PDF
    No Abstract Availabl

    Perubahan Distribusi Luas Garapan Dan Pendapatan Di Daerah Kantung Produksi Padi

    Full text link
    "Gini Concentration Ratio" merupakan alat analisa yang lazim digunakan oleh banyak orang untuk mengukur penyebaran/distribusi pendapatan agregat masyarakat. Tulisan ini ingin menyajikan hasil penelitian tentang bagaimana Perubahan distribusi luas pengusahaan (garapan) sawah dan pendapatan selam 5 tahun, 1981 versus 1976. Hasil penelitian yang patut dicatat :(1) telah terjadi kenaikan ketimpangan luas garapan sawah cukup tajam di seluruh desa contoh, )2) sebanyak 7 deswa diantara 8 desa contoh juga telah mengalami kenaikan ketimpangan pendapatan tetapi tidak setajam pada luas garapan sawah dan (3) kenaikan ketimpangan itu terjadi baik di desa yang pendapatan nyata per kapitanya naik maupun yang turun

    Studi Kebijaksanaan Nilai Tukar Komoditi Pertanian

    Full text link
    Makin tinggi nilai tukar komoditi pertanian terhadap komoditi non-pertanian, berarti kedudukan sektor pertanian makin kuat dan petani produsen makin beruntung dilihat dari segi harganya. Cukup banyak peubah yang mempengaruhi tingkat harga komoditi dan arah gerakan nilai tukar tersebut seperti: penawaran dan permintaan, sistem tataniaga baik dalam negeri maupun luar negeri serta kebijaksanaan pemerintah. Melalui kebijaksanaan pemerintah, peubah-peubah kunci dapat dipengaruhi dan nilai tukar dapat diarahkan kejurusan yang dikehendaki untuk mencapai tujuan tertentu dalam pembangunan. Disamping peubah ekonomi, peubah non-ekonomipun perlu diperhatikan karena sering ikut menentukan arah gerakan nilai tukar tersebut. Untuk itu maka diperlukan kajian, baik yang bersifat diskriptip maupun analitis untuk bisa membangun suatu model yang relevan. Dalam tulisan ini disajikan analisa diskriptip maupun analitis dan secara jelas ditunjukkan peubah-peubah mana yang bisa dipengaruhi melalui kebijaksanaan pemerintah agar nilai tukar dapat diarahkan kejurusan yang dikehendaki

    Marketing Policy to Improve Competitiveness of Agricultural Commodities Facing Trade Liberalization

    Full text link

    Alternatif Kebijaksanaan Harga Untuk Meningkatkan Produksi Padi Sawah Dan Pendapatan Petani (Kasus Sulawesi Selatan Dan Sumatera Barat)

    Full text link
    EnglishThe aim of rice-price support and input-subsidy schemes is to increase domestic rice production and farmers\u27 income. Employing the Cobb-Douglas profit function approach, the present study found that the lowland rice farmers in South Sulawesi and West Sumatera are profit maximisers, the production exhibits constant return to scale, and equal economic efficiency of small and large farm size and of two regions exists. In order to increase both rice production and farmers\u27 income, the relative prices of inputs and output should be lowered.IndonesianTujuan kebijaksanaan harga padi dan subsidi harga input adalah untuk meningkatkan produksi beras dan pendapatan petani. Dengan menggunakan pendekatan fungsi keuntungan Cobb-Douglas, studi ini menemukan bahwa petani padi sawah di Sulawesi Selatan dan Sumatera Barat memaksimumkan keuntungannya, produksi bersifat constant return to scale, dan terdapat kesamaan dalam efisiensi ekonomik antara petani sempit dan petani luas dan antar daerah. Untuk meningkatkan produksi beras dan pendapatan petani, harga relatif input terhadap output perlu diturunkan

    Dampak Kebijakan Harga Dasar pada Harga Produsen, Harga Konsumen dan Luas Tanam Padi: Belajar dari Pengalaman Masa Lalu

    Full text link
    EFFECTS OF FLOOR PRICE POLICY ON PRODUCER AND CONSUMER PRICEAND AREA PLANTED OF RICE: LEARNING FROM THE PAST EXPERIENCES. Thegovernment has launched various policies so as to increase rice production, one of which wasfloor price for husked rice. From the results of the analysis employing regression methods andtime series data of 1969-1999, the following conclusions may be drawn. Firstly, the floor priceof husked rice tended to increase during the period under study. Secondly, a 10% increase in thefloor price of husked rice resulted in a 9,75% increase in the producer price; and a 10% increasein the producer price brought about a 8,39% increase in the consumer price of milled rice and a0,61% increase in area planted of rice. This indicates that an increase in the floor price directlyincreased the producer price and indirectly increased the consumer price and the area planted ofrice. Finally, the government policy successfully stabilised the domestic prices, and even theproducer price was more stable than the consumer prices. It is suggested that the floor pricepolicy needs to be continued with sufficient considerations of farmer's profit and the world(Bangkok) price of milled rice

    Analisa Finansial Pendirian Pabrik Pengolahan Kopi

    Full text link
    IndonesianMau tidak mau, ekspor kopi Indonesia harus ditingkatkan karena ia merupakan salah satu komoditi ekspor non-migas penting. Tetapi mutunya masih rendah, sehingga harganya di pasar dunia masih rendah. Membuka kesempatan bagi pengusaha swasta untuk menanamkan modalnya di bidang pengolahan kopi adalah salah satu kemungkinan untuk mengatasi masalah mutu kopi Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan finansial investasi di bidang pengolahan kopi oleh swasta berbentuk Perseroan Terbatas berdasarkan kriteria NPV dan IRR. Hasil analisa menunjukkan bahwa investasi tersebut di daerah kopi Boja, Jawa Tengah adalah menguntungkan dengan NPV sebesar Rp. 124,9 juta dan IRR 27,1% dengan umur proyek 10 tahun. Namun proyek ini sangat sensitif terhadap Perubahan harga kopi dan tersedianya bahan baku kopi

    Analisis Komparasi Daya Saing Produk Ekspor Pertanian Antar Negara ASEAN Dalam Era Perdagangan Bebas AFTA

    Full text link
    EnglishThe trade liberalisation under AFTA schemes commencing since 1 January 2003 would result in the more opened market in the ASEAN region and increased competition among countries in the region. The present paper aims to conduct an inter ASEAN comparative analysis on the export growth of agricultural products as well as effect of product composition, market distribution and competitiveness on export of agricultural products to the ASEAN region, using time-series data and Constant Market Share approach. The main findings of the analysis are as follows : (1) The Indonesia's export growth to the ASEAN region in the 1997-1999 period was the highest one among the ASEAN countries, even higher than the world export to the same region, while in the 1999-2001 period it decreased and became slower compared than Thailand, Filipina and world; (2) Composition of the Indonesia's export product was the best one among the ASEAN country, even though it weakened in the 1999-2001 from the previous period; (3) Market distribution of the Indonesia's export in the 1997-1999 period was worse than Singapore's only, but in the following period it weakened and became worse compared to Singapore and Vietnam; and (4) Competitiveness of the Indonesia's export in the 1997-1999 period was the best one among the ASEAN countries, but weakened in the subsequent period and became worse compared to the Philippines and Thailand. It is suggested that in the future, Indonesia needs to pay more attentions on the selection of correct product composition and country destination so as to win in the increasing competition with other ASEAN countries and even non ASEAN countries. IndonesianLiberalisasi perdagangan AFTA yang berlaku sejak 1 Januari 2003 akan menyebabkan makin terbukanya pasar di kawasan ASEAN dan makin tajamnya persaingan antar negara di kawasan ini. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan analisis komparasi antar negara ASEAN yang menyangkut pertumbuhan ekspor produk pertanian serta efek komposisi produk, distribusi pasar dan daya saing terhadap ekspor produk pertanian ke kawasan ASEAN dengan menggunakan data sekunder deret waktu dan metode analisis Constant Market Share. Kesimpulan utama hasil analisis ini adalah sebagai berikut : (1) Pertumbuhan ekspor Indonesia ke kawasan ASEAN selama periode 1997-1999 adalah yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN, bahkan lebih tinggi daripada pertumbuhan ekspor dunia ke kawasan yang sama, sedangkan pada periode 1999-2001 menurun dan lebih rendah dibanding Thailand, Filipina dan dunia; (2) Komposisi produk ekspor Indonesia adalah yang terbaik di antara negara-negara ASEAN, walaupun melemah pada periode 1999-2001 dibanding 1997-1999; (3) Distribusi pasar ekspor Indonesia pada periode 1997-1999 hanya kalah dari Singapura, tetapi pada periode 1999-2001 melemah dan kalah dari Singapura dan Vietnam; dan (4) Daya saing ekspor Indonesia pada periode 1997-1999 paling kuat di antara negara-negara ASEAN, tetapi pada periode 1999-2001 melemah dan kalah dari Filipina dan Thailand. Disarankan agar di masa datang, Indonesia lebih memperhatikan lagi pemilihan yang lebih tepat mengenai komposisi produk dan negara tujuan ekspornya agar dapat lebih memenangkan persaingan dengan sesama negara ASEAN lainnya dan bahkan negara-negara non ASEAN
    corecore