5 research outputs found
KARAKTERISTIK MIKROBIOLOGIS, FISIK, DAN ORGANOLEPTIK SUSU PASTEURISASI LTLT (LOW TEMPERATURE LONG TIME) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KERSEN (MUNTINGIA CALBURA L.) DAN DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA L.) SELAMA PENYIMPANAN
ini akan melangsungkan pemanfaatan ekstrak daun kersen dan
ekstrak daun jambu biji sebagai zat antibakteri pada susu yang diproses secara
pasteurisasi Low Temperature Long Time (LTLT), sehingga dapat digunakan
untuk memperpanjang daya simpan susu pada industri pengolahan rumahan susu.
Tujuan diadakan penelitian ini untuk mendapatkan konsentrasi optimal ekstrak
daun kersen dan daun jambu biji atau kombinasi keduanya, pengaruh penambahan
zat aditif terhadap sifat organoleptik susu, sifat fisik susu, serta daya simpan susu
pasteurisasi.
Pasteurisasi adalah pemanasan susu dengan suhu dan waktu tertentu yang
dimaksudkan untuk membunuh sebagaian kuman patogenik yang ada didalam
susu, dengan seminimum mungkin kehilangan gizinya dan mempertahankan
semaksimal mungkin sifat fisik dan cita rasa susu segar. Metode pasteurisasai
pada susu ada dua cara, yaitu: low temperature long time (LTLT) yakni
pasteurisasi pada suhu rendah 62,80C selama 30 menit, sedangkan metode lain
ialah high temperature short time (HTST), yakni pemanasan pada suhu tinggi
71,70C selama 15 detik. Menurut penelitian yang ada pemanasan susu
menggunakan metode HTST memiliki masa simpan yang lebih lama, namun
kadar protein lebih tinggi pada pasteurisasi dengan LTLT (suhu 650C). Metode
lain dalam mengawetkan susu menggunakan zat anti bakterial. Daun Kersen
menggandung senyawa flavonoid, saponin, polifenol dan tanin. Sehingga dapat
digunakan sebagai antioksidan, antibakteri dan antiinflamasi. Daun Jambu Biji
mengandung komponen antibakteri terbesar yakni tanin sebesar 13,51% ditambah
dengan zat antibakteri lainnya seperti alkaloid, flavonoid dan saponin. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak etanol daun kersen 40%
memberikan pengaruh zona hambat tertinggi terhadap Streptococcus agalactiae
dibandingkan dekok daun kersen 20% dan iodips 10%. Selain itu, pada penelitian
lainnya ekstrak daun jambu biji pada konsentrasi 250 ppm ā 3250 ppm berpotensi
sebagai anti bakteri terhadap bakteri Aeromonas hydrophila, dengan diameter
zona hambat berkisar antara 6,5 ā 11,5 mm.
Keberadaan daun kersen dan daun jambu biji banyak ditemukan di berbagai
daerah. Jumlah yang banyak dari kedua daun tersebut dapat menjadi sebuah
potensi organik untuk memperpanjang umur simpan dari susu tanpa merusak
nutrisi yang ada dialamnya. Selain itu, penelitian ini pada akhirnya dapat
meningkatkan nilai tambah bagi industri pengolahan susu rumahan yang
menggunakan metode pemanasan LTLT.
Keyword : Susu Pasteurisasi LTLT, Ekstrak Daun Kersen, Ekstrak
Daun Jambu Biji, Daya Simpan
ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM SELULASE CAIRAN RUMEN SAPI JANTAN UNTUK HIDROLISA JERAMI PADI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL
Dalam penelitian ini akan dilakukan pemanfaatan cairan rumen sapi
sebagai enzim hidrolisa pada proses hidrolisis selulosa jerami padi untuk
menghasilkan glukosa sehingga akan dilakukan proses lanjutan yaitu untuk
pembuatan bioetanol. Tujuan diadakan penelitian ini untuk mendapatkan enzim
selulase dan mendapatkan kondisi maksimal pH, suhu dan waktu inkubasi reaksi
enzimatik selulase cairan rumen sapi jantan serta menentukan kadar glukosa yang
terbentuk dari hidrolisa selulosa jerami padi.
Jerami padi mengandung lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Berdasarkan
uji kandungan kimia dengan metode Chesson, jerami padi varietas Ciherang
mengandung 22,97% hemiselulosa; 30,73% selulosa; 8,85% lignin. Selulosa yang
ada di dalam jerami padi dapat digunakan sebagai bahan baku bioetanol, namun
memerlukan tahapan khusus dalam proses konversinya. Tahapapan tersebut antara
lain pretreatment fisik, delignifikasi, hidrolisis, fermentasi, dan purifikasi.
Hidrolisis merupakan salah satu tahapan penting dalam proses biokonversi jerami
padi menjadi bioetanol dimana pada proses ini terjadi degradasi selulosa menjadi
gula yang lebih sederhana baik berupa selobiosa maupun glukosa dengan bantuan
katalis. Hidrolisis dapat dilakukan secara kimia (asam) atau enzimatik. Enzim
selulase termasuk enzim yang mempunyai sifat spesifikasi untuk menghidrolisis
ikata
OPTIMALISASI PELAYANAN BATIK SOLO TRANS DENGAN APLIKASI āBST-ANā (BATIK SOLO TRANS ASISTANT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATAKAN CUSTOMER STATISFACTION DAN SERVICE LEVEL KONSUMEN
Pemerintah kota Surakarta berusaha untuk menyiasati kemacetan yang terjadi di kota Surakarta. Salah satu caranya dengan menyediakan model transportasi BRT (Bus Rapid Transit) atau yang lebih dikenal dengan BST atau Batik Solo Trans. Adanya BRT di Kota Solo juga diharapkan segera dapat memecahkan kebutuhan masyarakat Surakarta akan kebutuhan angkutan murah, aman, nyaman, dan cepat dengan pelayanan yang prima. Penambahan 5 armada baru untuk operasional Batik Solo Trans (BST) koridor 2, diharapkan nantinya dapat mengatasi kemacetan lebih efektif lagi. Armada bus BST baru ini dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Mulai dari sistem e-ticketing, air conditioner, dan pramugari. Ini semua dilakukan untuk dapat melayani masyarakat pengguna dengan prima. Harapannya, masyarakat pengguna kendaraan pribadi dapat beralih dengan cepat ke BST. Namun, dalam pelaksanaanya Batik Solo Trans masih memiliki beberapa hal yang membuat pelayanan kurang prima atau maksimal, sehingga perpindahan pengguna kendaraan pribadi ke BST masih terkendala. Hasil penelitian yang diadakan oleh Luthfiana R, et al. (2012) dengan melakukan penyebaran kuisioner sebanyak 100 sampel dengan teknik simple random sampling menunjukkan data 54% responden menyatakan tidak dapat menjangkau langsung tempat tujuan yang membuat pelayanan terganggu. Selain itu, menurut Susantana (2009) terdapat fakor lain yang perlu diperhatikan dalam meningkatan pengguna BRT diantaranya pelayanan yang akurat, informasi kepastian kedatangan bus, kesesuaian dengan jadwal pemberangkatan dan kedatangan, perlengkapan dan peralatan halte, petugas memahami kebutuhan penumpang, kesesuaian jam layanan dengan penumpang dan lainnya. Maka dari itu diperlukan sebuah aplikasi untuk meningkatkan aksesbilitas dan pelayanan infromasi BST yakni salah satunya dengan menggunakan aplikasi android BST-AN. Cara kerja dari aplikasi BST-AN yaitu aplikasi ini akan memberikan informasi tentang letak secara_real time dari BST yang sedang beroperasi, letak dari halte BST, daftar koridor BST, beserta interval waktu sampai halte BST selanjutnya. BST-AN sendiri menggunakan sistem operasi android yang
ii
kebanyakan orang lebih banyak menggunakannya dibandingkan sistem operasi lainnya. Maka dari itu dengan adanya aplikasi ini, diharapkan kualitas pelayanan dari BST dapat ditingkatkan dan pada akhirnya mengurangi kemacetan yang ada di Solo.
Kata Kunci : Batik Solo Trans, Peningkatan Pelayanan, Aplikasi Androi
ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM SELULASE CAIRAN RUMEN SAPI JANTAN UNTUK HIDROLISA JERAMI PADI (Oryza Sativa) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1). Mengetahui prosedur isolasi enzim selulase yang terdapat didalam cairan rumen sapi 2). Mengetahui karakterisasi enzim selulase hasil isolasi dari cairan rumen sapi dengan variabel pH, suhu, dan waktu inkubasi 3). Mengetahui kadar glukosa dari hidrolisis enzimatis pada jerami padi.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen di laboratorium Pendidikan Kimia dan Laboratorium Biologi Pusat Universitas Sebelas Maret. Isolasi enzim dilakukan melalui beberapa tahap, pengambilan enzim selulase dari rumen sapi, dialisis tahap 1, sentrifugasi tahap 1, pemurnian enzim, sentrifugasi tahap 2 dan dialisis tahap 2. Hidrolisis enzimatis dengan enzim selulase merupakan proses merubah selulosa menjadi glukosa dengan enzim selulase. Hasil glukosa yang diperoleh diuji dengan metode nelson samogyi. Aktivitas spesifik enzim diperoleh dari aktivitas enzim dibagi dengan kadar protein enzim selulase. Uji protein digunakan dengan menggunakan reagen lowry. Alat uji dalam penentuan kadar glukosa dan kadar protein digunakan alat Spektrofotometer UV-VIS. Uji hidrolisis enzimatis pada biomassa dilakukan pada jerami padi.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1). Enzim selulase dapat diperoleh dari proses isolasi enzim dengan tahap pengambilan enzim selulase dari rumen sapi, dialisis tahap 1, sentrifugasi tahap 1, pemurnian enzim, sentrifugasi tahap 2 dan dialisis tahap 2. 2). Karakterisasi enzim selulase hasil isolasi dari cairan rumen sapi diperoleh pH optimum pada pH 5,4 dengan aktivitas enzim 311.64 Ī¼mol/ml dan aktivitas spesifik enzim 11.06 Ī¼mol/mg. Suhu optimum diperoleh aktivitas maksimum pada suhu 39oC dengan aktivitas enzim 306.35 Ī¼mol/ml dan aktivitas spesifik enzim 10.87 Ī¼mol/mg. Waktu inkubasi maksimum diperoleh aktivitas maksimum pada waktu inkubasi 60 menit dengan aktivitas enzim 292.90 Ī¼mol/ml dan aktivitas spesifik enzim 10.39 Ī¼mol/mg. 3). Kadar glukosa pada uji biomassa jerami padi dengan kadar glukosa 207,25 mg/ml.
Kata kunci : Enzim Selulase, pH, Suhu, Waktu Inkubasi, Hidrolisi
PENGARUH PERSENTASE PEMBERIAN PUPUK ORGANIK AZOLLA TERHADAP PERTUMBUHAN SAYURAN KANGKUNG DARAT UNTUK MENUJU MASYARAKAT SADAR ORGANIK
Penelitian ini berkaitan dengan pemanfaatan tanaman azolla (Azolla spp.) sebagai
kompos untuk meningkatkan produksi dan penampilan fisik tanaman kangkung darat
(Ipomoea reptans Poir). Tujuan diadakan penelitian ini untuk mendapatkan konsentrasi
kompos azolla yang optimal, melihat pengaruh penambahan kompos azolla terhdap
pertumbuhan tanaman kangkung, hingga melihat seberapa jauh kompos azolla dapat
menggantikan penggunaan urea atau lebih khususnya nitrogen dalam penanaman.
Produksi kangkung darat Indonesia masih rendah yakni 350,879 ton pada tahun 2012,
padahal masyarakat Indonesia mengonsumsi kangkung darat sebesar 1,02 juta. Jika dikaitkan
dengan ketahan pangan Indonesia maka dibutuhkan upaya peningkatan produksi dengan laju
yang tinggi dan berkelanjutan sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Salah satu
cara untuk meningkatkan produksi kangkung darat adalah dengan menggunakan pupuk.
Kangkung darat membutuhkan nitrogen 69 kg/ha agar produksinya dapat optimal. Terdapat
sebuah penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan urea 100 kg/ha yang diaplikasikan
sebanyak dua kali yaitu saat pertumbuhan telah merata dan 7-10 hari memberikan hasil
optimal pada pertumbuhan kangkung darat. Dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa
penggunaan pupuk urea dapat memberikan hasil optimal pada pertumbuhan kangkung darat,
namun perlu diketahui bahwa pupuk urea merupakan pupuk kimia, dalam sebuah penelitian
menyebutkan bahwa penggunaan pupuk urea dengan dosis 300 ppm dengan cara dicampur
mengalami penurunan bobot basah tanaman. Hasil penelitian yang diadakan di Filiphina
menunjukkan bahwa penggunaan Azolla di tanah sawah selama 5 kali berturut-turut pada
tanaman padi, dapat menggnatikan 50% penggunaan pupuk N dan gabah yang dihasilkan
setara dengan pemupukan 90 kg Urea/ha. Azolla juga dapat meningkatkan bahan organik
dalam tanah. Hal tersebut membuktikan bahwa kompos azolla dapat dijadikan alternatif
pupuk urea yang optimal, sehingga mendorong masyarakat sadar organik.
Diperlukan sebuah penelitian lanjutan dalam menerapkan kompos azolla pada
kangkung darat, sehingga didapatkan konsentrasi yang optimal untuk meningkatkan produksi
tanaman kangkung darat organik.
Keyword : Kangkung Darat, Nitrogen, Pupuk Urea, Kompos Azoll