8 research outputs found

    PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LAUFDIKTAT UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK KELAS XI SMAN 1 MOJOSARI

    Get PDF
    AbstrakKeterampilan menyimak merupakan proses kegiatan mendengarkan simbol-simbol lisan dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi dan interpretasi untuk menangkap isi, memperoleh informasi, dan memahami arti komunikasi yang tidak disampaikan melalui pembicara secara lisan Bahasa asing adalah proses mempelajari sebuah bahasa yang digunakan sebagai bahasa komunikasi di lingkungan seseorang, akan tetapi bahasa tersebut hanya dipelajari di sekolah dan tidak dipergunakan sebagai komunikasi sehari-hari oleh pembelajar. Mempelajari menyimak sangat dibutuhkan untuk mempelajari bahasa, tetapi sebagian peserta didik kurang berminat terhadap keterampilan menyimak, karena jarang digunakan disekolah . Strategi Laufdiktat merupakan salah satu teknik yang tepat mempermudah peserta didik untuk meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Jerman. Teknik ini merupakan teknik pembelajaran kooperatif berkontribusi positif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana respon peserta didik kelas XI semester 1 SMAN 1 Mojosari dalam pembelajaran keterampilan menyimak bahasa Jerman dengan strategi Laufdiktat”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripisikan hasil respon peserta didik terhadap penerapan strategi Laufdiktat untuk keterampilan menyimak bahasa Jerman. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif berbentuk deskriptif. Data diperoleh dari hasil tanggapan responden melalui angket yang diberikan oleh peneliti. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi Laufdiktat mendapatkan respon positif dari peserta didik. Hasil dari penelitian berupa angket respon peserta didik terhadap penerapan strategi pembelajaran Laufdiktat, dapat diketahui bahwa 17,6% peserta didik merespon kegiatan pembelajaran dengan strategi Laufdiktat kategori sangat baik, 79,4% peserta didik merespon dengan kategori baik dan 2,9% peserta didik meresponnya dengan kategori cukup.Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Laufdiktat, Keterampilan Menyimak, Respon Abstract Listening skills are the process of understanding of information that are not delivered orally Foreign language is the learning of a language that is used as the language of communication in ones own environment. However, the language is learned only at school and is not used by students as daily communication. Listening skills required for learning languages, but some students are less interested in listening skills, as they are rarely used in schools. Dictation strategy is one of the correct techniques allowing the student to improve their listening skills in German. This technique is a collaborative learning method that helps to achieve learning goals. The problem of this research "how is the Respons the students of the SMAN 1 Mojosari in the first semester, when they learn German Listening with the dictation strategy". The aim of this research is to describe to the students the application process of the learning strategy in the class XI semester 1. The examination method is qualitative with a descriptive approach. Data obtained from the answers of the students through questionnaires by researchers. The result of the research was in the form of questionnaires on the students responses to the application of the dictation learning strategy sult of this research shows that the dictation strategy received a positive response from students. It can be seen that 17.6% of students responded to learning activities with the dictation strategy in a very good category, 79.4% of students in good categories and 2.9% of students answered with sufficient categories. Keywords: Listening skill, Dictation strategy, responseAuszugHörfertigkeit ist der Prozess des Verstehens von Informationen, die mündlich nicht übermittelt werden. Fremdsprache ist das Erlernen einer Sprache, die als Kommunikationssprache in der eigenen Umgebung verwendet wird. Die Sprache wird jedoch nur in der Schule gelernt und wird von den Schüler nicht als tägliche Kommunikation verwendet. Hörfertigkeit ist zum Lernen von Sprachen erforderlich, aber einige Schüler sind weniger an Hörfertigkeiten interessiert, da sie in den Schulen selten verwendet. Laufdiktat-Strategie ist eine der richtigen Technik ermöglicht den Schüler Hörfertigkeiten in Deutsch zu verbessern. Diese Technik ist eine Kooperativ-Lernmethode, die positiv zum Erreichen der Lernziele beiträgt. Das Problem dieser Untersuchung „wie ist das Respons den Schüler des SMAN 1 Mojosari im ersten Semester, wenn sie mit der Laufdiktat-Strategie Hörfertigkeit lernen“. Das Ziel dieser Untersuchung ist das Respons von den Schülern auf die Anwendungsprozess von der Lernstrategie in der Klasse XI semester 1 zu beschreiben. Die Untersuchungsmethode ist qualitativ mit einem beschreibenden Ansatz. Die Daten werden aus den Antworten der Schüler durch Fragebögen von Forschern verteilt. Das Ergebnis dieser Untersuchung zeigt, die Laufdiktat-Strategie eine positive Antwort von Schülern erhielt. Das Ergebnis der Untersuchung war in Form von Fragebögen zu den Antworten der Schüler auf die Anwendung der Laufdiktat-Lernstrategie. Es ist zu erkennen, dass 17,6% der Schüler auf Lernaktivitäten mit der Laufdiktat-Strategie in einer sehr guten Kategorie antworteten, 79,4% der Schüler in guten Kategorien und 2,9% der Schüler antworten Sie mit ausreichenden Kategorien. Schlüsselwörte: Laufdiktat-Strategie, Hörfertigtikeit, das Respon

    EFEKTIVITAS PERMAINAN BINGO DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 GEDANGAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas permainan Bingo dalam pembelajaran keterampilan berbicara peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Gedangan. Penelitian ini akan menjawab pertanyaan; Bagaimanakah Efektivitas Permainan Bingo dalam pembelajaran keterampilan berbicara peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Gedangan. Pada penelitian akan dijelaskan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas belajar peserta didik. Serta bagaimana belajar dikatakan efektif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilihat dari hasil angket. Subjek pada penelitian ini merupakan peserta didik kelas X – MIPA 7 SMA Negeri 1 Gedangan, dengan jumlah responden 36 orang. Penelitian dilakukan 3 kali pertemuan. Pada pertemuan pembelajaran bahasa jerman dilakukan tanpa menggunakan permainan bingo. Pada pertemuan kedua pembelajaran bahasa jerman digabungkan dengan permainan bingo. Pada pertemuan terakhir peserta didik diberikan angket. Hasil penelitian ini diperoleh data bahwa permainan Bingo efektif digunakan untuk pembelajaran keterampilan berbicara. Lebih dari 50% dari jumlah responden yang mendukung bahwa permainan dapat digunakan untuk pembelajaran keterampilan berbicara. Hal tersebut dikarenakan permainan bingo yang meyenangkan dan menantang. Sehingga meningkatkan minat, motivasi, dan kecepatan pemahaman peserta didik. Namun permainan bingo juga memiliki kekurangan, yakni jika pendidik mengharapkan peserta didik mencatat hal- hal penting selama pembelajaran, maka permainan bingo tidak dapat digunakan. Hal ini dikarenakan peserta didik yang terlalu fokus pada permainan dibanding dengan pembelajaran

    BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBICARA DALAM STATIONENLERNEN PESERTA DIDIK SMA KELAS XI SEMESTER 1

    Get PDF
    ABSTRAK Keterampilan berbicara selayaknya lebih mendapat perhatian, karena kemampuan berbicara adalah kemampuan yang mencerminkan kemampuan berbahasa seseorang. Salah satu kendala yang dialami peserta didik dalam keterampilan berbicara khususnya bahasa Jerman adalah dalam mengungkapkan gagasannya sendiri yang disebabkan oleh kurangnya sikap aktif dan minat peserta didik dalam pembelajaran berbicara serta rasa takut dan malu saat ditugasi untuk tampil berbicara didepan temannya. Teknik Stationenlernen dapat menjadi salah satu alternatif, karena bentuk belajar ini (Stationenlernen) memiliki kelebihan karena pembelajar dapat berkonsentrasi dengan suatu tema tertentu serta berperan aktif dalam waktu yang bersamaan dan mempelajari hal baru untuk bekerja dalam tim secara mandiri dan bertanggung jawab. Dalam bentuk belajar seperti ini, bahan pelajaran dipilih berdasarkan suatu tema tertentu, yang disusun dalam bentuk tugas atau pertanyaan yang disebar dalam beberapa stasiun, menentukan bahan ajar yang digunakan dalam Stationenlernen diusahakan tidak terlalu banyak karena Stationenlernen mengutamakan dukungan pendidik terhadap proses belajar peserta didik. Oleh karena itu tidak sembarangan dalam memilih bahan ajar yang digunakan dalam Stationenlernen. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bahan ajar apakah yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbicara dengan Stationenlernen peserta didik kelas Xl semester 1”. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar dalam 1 stasiun untuk keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas XI semester 1. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pendekatan kualitatif berbentuk deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah beberapa teks yang ada pada 5 buku pelajaran bahasa Jerman dengan tema Familie atau keluarga, 5 buku tersebut meliputi Deutsch ist Einfach 2, Löwe 2, Alamanya 2, Kontakte Deutsch Extra, Kontakte Deutsch. Setelah menemukan sumber data, kemudian menganalisis data penelitian dengan tema Familie sesuai dengan pemilihan bahan ajar keterampilan berbicara dengan teknik Stationenlernen yang meliputi, bahan Gramatik, Wortschatz, Redemittel tiap buku ajar. Langkah selanjutnya adalah memasukkan bahan ajar tersebut pada stasiun 1 dalam Stationenlernen. Dari uraian tersebut, hasil pemilihan bahan ajar keterampilan berbicara dalam Stationenlernen adalah Station 1 berisi bahan ajar tentang 10 gramatik, 122 Wortschatz dan 3 Redemittel. Kata Kunci: Materi Ajar, Keterampilan Berbicara, Stationenlernen ABSTRACTSpeaking skills should get more attention, because speaking ability is an ability that reflects a persons language skills. One of the obstacles experienced by students in their speaking skills, especially German, is in expressing their own ideas caused by a lack of active attitude and interest in learning to speak and fear and shame when assigned to speak in front of their friends. The Stationenlernen technique can be an alternative, because this form of learning (Stationenlernen) has advantages because learners can concentrate on a particular theme and play an active role at the same time and learn new things to work in teams independently and responsibly. In this form of learning, subject matter is chosen based on a specific theme, which is arranged in the form of assignments or questions spread over several stations, determining not too much teaching bahanal used in Stationenlernen because Stationenlernen prioritizes educator support for the learning process of students. Therefore it is not arbitrary to choose teaching bahanals used in Stationenlernen. The formulation of the problem in this study is "What teaching bahanals are used in learning speaking skills with Stationenlernen students of class Xl in semester 1". This study aims to produce teaching bahanals in 1 station for the German speaking skills of semester XI students in the first semester. The research method used is a descriptive qualitative research approach. The sources of the data in this study are several texts that are in 5 German textbooks with Familie or family themes, 5 of which include Deutsch ist Einfach 2, Löwe 2, Alamanya 2, Kontakte Deutsch Extra, Kontakte Deutsch. After finding the source of the data, then analyzing the research data with the Familie theme in accordance with the selection of teaching bahanals speaking skills with the Stationenlernen technique which includes, Grammar bahanal, Wortschatz, Redemittel each textbook. The next step is to enter the teaching bahanal at station 1 in Stationenlernen. From this description, the results of the selection of teaching material for speaking skills in Stationenlernen are Station 1 containing teaching bahanal about 10 grammar, 122 Wortschatz and 3 Redemittel. Keywords: Teaching Material, Speaking Skills, Stationenlernen AUSZUG Sprechfertigkeiten sollten mehr Aufmerksamkeit erhalten, da das Sprechen eine Fähigkeit ist, die die Sprachkenntnisse einer Person widerspiegelt. Eines der Hindernisse, mit denen die Studierenden in ihren Sprechfähigkeiten, insbesondere Deutsch, konfrontiert sind, ist Ausdruck ihrer eigenen Ideen, die auf mangelnde aktive Einstellung und das Interesse an Sprechen, Angst und Scham zurückzuführen sind, wenn sie vor ihren Freunden sprechen sollen. Die Stationenlernen-Technik kann eine Alternative sein, da diese Form des Lernens (Stationenlernen) das Potenzial hat, in unabhängigen und verantwortungsbewussten Teams zu arbeiten. Bei dieser Form des Lernens erstreckt sich das in Form von Aufgaben oder Fragen angeordnete Thema über mehrere Stationen und bestimmt nicht zu viel Unterrichtsmaterial, das in der Stationenlernen Programmierung verwendet wird, da die Stationenlernen den Pädagogen die Unterstützung für den Lernprozess von Priorität geben Studenten Das Unterrichtsmaterial wird in Stationenlernen verwendet. Die Formulierung des Problems in dieser Untersuchung lautet "Welche Unterrichtsmaterialien werden in Sprechfertikeiten mit Stationenlernen für Klasse XI Semester 1 verwendet". Ziel dieser Untersuchung ist es, Materialien in einer Station für Deutschland Sprechfertikeiten für SMA Klasse XI Semester 1 zu produzieren. Die verwendete Untersuchungsmethode ist der beschreibende qualitative Untersuchungsansatz. Deutsche Lehrbücher mit Familien- oder Familienthemen, darunter 5 Deutsch, Einfach 2, Löwe 2, Alamanya 2, Kontakte Deutsch Extra, Kontakte Deutsch. Nach dem Ermitteln der Datenquelle und anschließender Analyse der Daten mit der Familie, die Grammatikmaterial, Wortschatz, Redemittel jedes Lehrbuch enthält. Im nächsten Schritt geben Sie das Unterrichtsmaterial an Station 1 in Stationenlernen ein. Nach dieser Beschreibung enthalten die Ergebnisse der Auswahl von Unterrichtsmaterialien für Sprechfertigkeiten in Station 1 Unterrichtsmaterial zu etwa 10 Grammatik, 122 Wortschatz und 3 Redemittel. Schlüsselwörter: Unterrichtsmaterial, Sprechfertigkeiten, Stationenlerne

    HASIL BELAJAR SISWA MAN BANGKALAN KELAS XI SEMESTER 1 UNTUK KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN DENGAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

    Get PDF
    Abstrak Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan yang dipelajari siswa SMA. Keterampilan menulis dianggap sebagai keterampilan yang sulit. Bahasa Jerman sebagai bahasa asing memiliki struktur penulisan yang berbeda dibandingkan dengan bahasa yang lain, yang menyebabkan menulis bukanlah suatu yang mudah, karena untuk bisa menulis dengan baik, dibutuhkan penguasaan kosa-kata, tata bahasa, dan aturan dalam penulisan. Oleh karena itu, pendidik harus menggunakan pembelajaran inovatif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Supaya peserta didik dapat menerima materi pembelajaran dengan maksimal. Metode Student Teams Achievement Division (STAD) adalah salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif yang dalam satu kelompok beranggotakan 4-5 orang secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah hasil belajar siswa MAN Bangkalan kelas XI semester 1 untuk keterampilan menulis bahasa Jerman dengan metode Student Team Achievement Division (STAD). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa MAN Bangkalan kelas XI semester 1 untuk keterampilan menulis bahasa Jerman dengan metode Student Team Achievement Division (STAD). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang diuraikan secara deskriptif.. Data dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa MAN Bangkalan kelas XI semester 1 untuk keterampilan menulis bahasa Jerman dengan metode Student Team Achievement Division (STAD), yang kemudian dideskripsikan dan disimpulkan. Hasil belajar peserta didik menunjukkan peningkatan pada setiap pertemuan. Pada pertemuan pertama tanpa menggunakan metode STAD, 2 peserta didik mendapatkan predikat kurang, 4 peserta didik mendapatkan predikat cukup, 12 peserta didik mendapatkan predikat baik, dan 3 peserta didik mendapatkan predikat sangat baik. Pada pertemuan kedua dengan menggunakan metode STAD , terdapat 3 peserta didik yang mendapat predikat baik, dan 18 peserta didik mendapatkan predikat sangat baik. Pada pertemuan ketiga hanya 1 peserta didik yang mendapatkan predikat baik, 20 peserta didik mendapatkan predikat sangat baik. Berdasarkan peningkatan nilai yang diperoleh peserta didik, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran keterampilan menulis dengan metode STAD ini berhasil dan dapat membantu peserta didik untuk mengatasi kesulitan dalam keterampilan menulis bahasa Jerman. Kata Kunci: keterampilan menulis, metode Student Teams Achievement Division (STAD), hasil belaja

    PENERAPAN MEDIA PUZZLE KATA UNTUK KETERAMPILAN BERBICARA KELAS X SMAN 2 JOMBANG

    Get PDF
    Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Apabila penyusunan kata dan pengucapan tidak sesuai, maka informasi yang diterima oleh pendengarpun akan dapat menimbulkan kesalahpahaman. Oleh karena itu, berbicara adalah keterampilan dasar untuk berkomunikasi. Selama kegiatan berbicara sering ditemui berbagai hambatan. Setelah berdiskusi dengan guru bahasa Jerman SMAN 2 Jombang, diketahui bahwa hambatan yang dialami oleh peserta didik kurangnya pemahaman kata kerja dan subyek sebagai bahan berbicara. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengujicobakan media pembelajaran yang diharapkan mampu menjawab permasalahan berbicara di kelas tersebut. Data penelitian berupa hasil tes berbicara yang dilakukan sebanyak dua kali. Data yang diperoleh kemudian dibandingkan dan dianalisis dengan angket respon yang diisi oleh peserta didik untuk kemudian ditarik kesimpulan. Berdasarkan hasil tes tersebut, sebanyak 56% peserta didik mengalami peningkatan nilai dan 44% tidak mengalami perubahan. Oleh karena itu, puzzle kata dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman. Kata Kunci: Respon Belajar, Media Pembelajaran, Puzzle Kata, Keterampilan Berbicar

    EFEKTIVITAS VIDEO NEU IN BERLIN - DIE ERSTE BEGEGNUNG UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah video Neu in Berlin- Die Erste Begegnung efektif dalam pembelajaran berbicara siswa. Subyek penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Sooko karena berdasarkan hasil observasi awal, siswa di SMA tersebut seringkali antusias dengan pembelajaran menggunakan video sehingga pembelajaran di kelas menjadi lebih hidup. Hal tersebut juga menarik peneliti untuk menerapkan video Neu in Berlin- Die Erste Begegnung ini kepada siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Sooko. Pokok pembahasan dalam penelitian adalah: apakah video Neu in Berlin- Die Erste Begegnung efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman dengan tema Kennenlernen pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Sooko yang dilihat dari hasil tes berbicara siswa yang digunakan sebagai data penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah video Neu in Berlin – Die Erste Begegnung tidak efektif digunakan untuk pembelajaran berbicara bahasa Jerman dengan tema Kennenlernen kelas X IPS semester 1 di SMA Negeri 1 Sooko. Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara hasil tes dari kedua kelas. Hasil tersebut juga terjadi karena kurangnya perlakuan di dalam kelas saat melakukan penelitian

    BAHAN AJAR BAHASA JERMAN MELALUI PENDEKATAN BUDAYA (LANDESKUNDE)

    Get PDF
    ABSTRAK Bahasa Jerman merupakan bahasa asing yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, bahasa ini menempati urutan ke-10 setelah Bahasa Bengali dan sebelum Bahasa Jepang dan Bahasa Korea. Seiring dengan berjalannya waktu Bahasa Jerman mulai digunakan di sekolah, misalnya pada jenjang SMA dan SMK. Seperti pembelajaran lainnya, pelajaran bahasa Jerman juga memiliki buku pendamping pelajaran. Namun, dalam buku bahasa Jerman hanya sedikit teks budaya Jerman yang disisipkan. Hal ini menggelitik peneliti karena Landeskunde adalah bagian penting dalam pelajaran bahasa Jerman. Pada jenjang SMA, peserta didik seringkali membawa handphone ketika sekolah. Sistem operasi handphone juga bervariasi, ada android, IOs, Blackberry OS, dan lain-lain. Di Indonesia, android lebih mendominasi daripada pengguna iOS. Semakin maraknya android dapat menjadi solusi untuk mengemas bahan ajar dalam sebuah perangkat android yang dapat diunduh secara gratis. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis bahan ajar bahasa Jerman dalam pendekatan budaya yang dapat dimasukkan dalam aplikasi. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bahan ajar bahasa Jerman yang bagaimanakah yang sesuai dengan pendekatan budaya yang dapat dimasukkan pada perangkat android. Sebelum mengemas bahan ajar, maka bahan ajar dianalisis untuk dimasukkan dalam perangkat android. Teori pemilihan bahan ajar dalam android yang dipakai pada penelitian ini merupakan teori gabungan pendapat ahli dan menghasilkan 4 kategori, diantaranya bahan ajar harus memiliki (1) kesesuaian kurikulum 2013 revisi (mencakup KD, subtema, indikator, dan tingkatan grammatik dan wortschatz); (2) kesesuaian tujuan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013; (3) kesesuaian jenis materi pembelajaran yang mencakup pendekatan kognitif (kognitiver ansatz) dan aspek kognitif (fakta) yang sesuai dengan kurikulum; (4) menganalisis ketersediaan daya dukung media yang berbasis ICT sehingga dapat dipahami oleh peserta didik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menyajikan data berupa teks dengan menggunakan analisis isi (studi pustaka). Setelah dilakukan analisis seluruh bahan ajar menghasilkan 10 data yang terpakai yang dapat dimasukkan dalam perangkat android. Kata kunci: Bahan Ajar, Landeskunde, Android ABSTRACT German is the most widely used foreign language in the entire world, this language ranks 10th after Bengali and before Japanese and Korean. As time went on German language began to be used in schools, for example at the level of high school and vocational school. Like other learning, German language lessons also have lesson books. However, in German books only a few German cultural texts are inserted. This tickled the researchers because Landeskunde was an important part of German learning. At the high school level, students often carry cellphones while at school. Mobile phone operating systems also vary, there are Android, IOs, Blackberry OS, and others. In Indonesia, Android dominates more than iOS users. The more widespread Android can be a solution to package teaching materials in an Android device that can be downloaded for free. Based on this background, researchers are interested in analyzing German language teaching materials in cultural approaches that can be included in the application. The formulation of the problem in this study is what German language teaching materials are in accordance with the cultural approach that can be included on android devices. Before packing teaching materials, teaching materials are analyzed to be included in an android device. The theory of selection of teaching materials in android used in this study is a theory of combined expert opinions and produces 4 categories, including teaching materials must have (1) conformity of the revised 2013 curriculum (including KD, sub-themes, indicators, and grammatic and wortschatz levels); (2) suitability of learning objectives based on the 2013 curriculum; (3) suitability of types of learning material that includes cognitive approaches (cognitive anatz) and cognitive aspects (facts) that are in accordance with the curriculum; (4) analyze the availability of ICT-based media carrying capacity so that it can be understood by students. This research is qualitative research by presenting data in the form of text using content analysis (literature study). After analyzing all teaching materials it produces 10 used data that can be included in an android device. Keywords: Teaching material, Culture, AndroidAUSZUG Deutsch ist die weltweit am weitesten verbreitete Fremdsprache. Nach Bengalisch und vor Japanisch und Koreanisch steht diese Sprache an 10. Stelle. Im Laufe der Zeit wurde die deutsche Sprache in Schulen eingesetzt, zum Beispiel auf der Ebene von Gymnasien und Berufsschulen. Im Deutschunterricht gibt es wie in anderen Lektionen auch Lehrbücher. In deutschen Büchern sind jedoch nur wenige deutsche Kulturtexte eingefügt. Dies kitzelte die Forscher, weil Landeskunde ein wichtiger Bestandteil des deutschen Lernens war. Auf der Highschool-Ebene tragen die Schüler in der Schule häufig Handys mit. Die Betriebssysteme für Mobiltelefone variieren ebenfalls, es gibt Android, IOs, Blackberry OS und andere. In Indonesien dominiert Android mehr als iOS-Nutzer. Das weiter verbreitete Android kann eine Lösung sein, um Lehrmaterialien in ein Android-Gerät zu packen, das kostenlos heruntergeladen werden kann. Vor diesem Hintergrund sind Forscher daran interessiert, deutschsprachige Unterrichtsmaterialien in kulturellen Ansätzen zu analysieren, die in die Anwendung aufgenommen werden können. In dieser Studie wurde das Problem formuliert, was für den Unterricht in deutschsprachigem Unterricht dem kulturellen Ansatz entspricht, der auf Android-Geräten integriert werden kann. Vor dem Packen von Unterrichtsmaterialien werden die Unterrichtsmaterialien analysiert, um sie in ein Android-Gerät aufzunehmen. Die in dieser Studie verwendete Theorie der Auswahl von Lehrmaterialien in Android ist eine Theorie aus kombinierten Expertenmeinungen und ergibt 4 Kategorien, einschließlich Lehrmaterialien (1), die mit dem überarbeiteten Lehrplan 2013 übereinstimmen müssen (einschließlich KD, Unterthemen, Indikatoren sowie Grammatik- und Wortschatzstufen); (2) Eignung von Lernzielen auf der Grundlage des Lehrplans von 2013; (3) Eignung von Lernmaterialtypen, die kognitive Ansätze (kognitive Anatz) und kognitive Aspekte (Fakten) einschließen, die dem Lehrplan entsprechen; (4) Analyse der Verfügbarkeit von IKT-basierten Medien als Kapazität, damit sie von den Studierenden verstanden werden kann. Diese Untersuchung ist eine qualitative Untersuchung, indem Daten in Form von Text mittels Inhaltsanalyse (Literaturstudie) präsentiert werden. Nach der Analyse aller Lehrmaterialien werden 10 Daten generiert, die in einem Android-Gerät enthalten sein können. Schlüsselwörter: Materialunterricht, Landeskunde, Androi

    Validasi Soal Tes Sumatif Kelas XI Semester 1 SMAN 4 Depok

    Get PDF
    Tes sumatif bahasa Jerman mengacu pada materi dan tujuan pembelajaran bahasa Jerman selama satu semester. Pengukuran perlu diadakan untuk mengetahui ketepatan informasi materi dan tujuan pembelajaran selama satu semester, sehingga perlu adanya validasi. Selain validasi, uji reliabilitas untuk soal tes sumatif juga diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan validitas dan reliabilitas soal tes sumatif. Soal tes sumatif yang diteliti yaitu soal tes sumatif bahasa Jerman kelas XI semester 1 SMAN 4 Depok. Uji validitas dan reliabilitas penelitian ini menggunakan Microsoft Excel 2013. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Sumber data yang digunakan yaitu LJK (lembar jawaban komputer) tes sumatif bahasa Jerman kelas XI semester 1 yang berjumlah 388. Data penelitian yang digunakan yaitu kisi-kisi dan soal tes sumatif bahsa Jerman kelas XI semester 1 yang berjumlah 50 soal pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 44 soal tersebut dinyatakan valid dan 6 soal lainnya dinyatakan tidak valid. Sehingga, lebih dari 75% soal tes sumatif bahasa Jerman kelas XI semester 1 SMAN 4 Depok dinyatakan valid. Sedangkan soal tes sumatif ini dikatan reliabel karena memiliki nilai 0,811. Angka tersebut melebihi angka minimum, yaitu 0,70. Maka tes sumatif ini dinyatakan memiliki reliabilitas yang sangat tinggi
    corecore