21 research outputs found

    Pengaruh Penambahan Grafit Terhadap Sifat Tarik, Stabilitas Termal Dan Konduktivitas Listrik Komposit Vinil Ester/Grafit Sebagai Pelat Bipolar Membran Penukar Proton Sel Bahan Bakar (PEMFC)

    Full text link
    Sel bahan bakar merupakan sel elektrokimia yang mampu mengkonversi bahan bakar menjadi energi listrik. Lebih dari 80% dari volume, 70% dari total berat dan 60% biaya dalam fuel cell berupa pelat bipolar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh grafit terhadap sifat, stabilitas termal dan konduktivitas listrik komposit vinil ester/grafit. Matriks yang digunakan adalah epoxy vinil ester (EVE) dan novolac vinil ester (NVE). Filler yang digunakan adalah grafit dengan kadar grafit 20 dan 40%. Bahan campuran dimatangkan dalam furnace pada temperatur 50, 100, 150, 200, 250oC selama dua jam. Pengujian yang dilakukan yaitu FT-IR, tarik, SEM, TGA dan konduktivitas listrik. Hasil pengujian menunjukkan penambahan grafit dapat menurunkan Modulus Young, sifat tarik dan elongasi. Kekuatan tarik tertinggi EVE adalah 16.6 MPa sedangkan NVE 10.7 MPa, sedangkan 40% 3.0 MPa untuk EVE dan 2.95 MPa untuk NVE. Stabilitas thermal meningkat dengan penambahan grafit, data 40% grafit menunjukkan berat sisa pada 800⁰ C senilai 47% untuk EVE maupun NVE. Penambahan grafit juga dapat menaikkan konduktivitas listrik. Data tertinggi diperoleh pada komposisi 40% grafit yaitu 1,1 S.Cm-1 untuk EVE dan 0.93 untuk NVE

    Pengaruh Temperatur Pemanasan Terhadap Sintesis Karbon Hitam Dari Bambu Ori (Bambusa Arundinacea) Dan Bambu Petung (Dendrocalamus Asper)

    Full text link
    Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan berkayu dengan rongga dan ruas di batangnya. Di dunia ini, bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Indonesia masih kekurangan produk karbon hitam sebanyak 90.000 ton per tahun. Bambu dipilih sebagai bahan baku pembuatan karbon hitam karena bahan mudah didapat. Penelitian ini melakukan pembuatan karbon hitam dari bambu ori (Bambusa arundinacea) dan bambu petung (Dendrocalamus asper). Metode ini menggunakan perlakuan panas dengan tungku pada temperatur 100, 200, 300, 500, dan 800 0C dengan waktu tahan masing-masing 1 jam. Pengujian yang dilakukan adalah FTIR, XRD, TGA, Kalorimetri, konduktivitas listrik, dan SEM. Temperatur pemanasan yang tinggi mengakibatkan terbentuknya karbon hitam. Studi pembuatan karbon hitam dilakukan dengan melapisi bambu dengan aluminium setebal 0,075 mm yang menghasilkan lebih banyak berat sisa. Stabilitas thermal dan nilai kalor tertinggi ditunjukkan oleh karbon hitam bambu ori yang dipanaskan cepat pada temperatur 500 0C. Pada morfologi karbon hitam terdapat pori-pori

    Pengaruh Lama Penyinaran Gelombang Mikro Terhadap Pembentukan Struktur Dan Sifat Thermal Karbon Hitam Dari Bambu Ori (Bambusa Arundinacea) Dan Bambu Petung (Dendrocalamus Asper)

    Full text link
    Bambu merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki bentuk batang tinggi, berongga, berbentuk bulat dan memiliki kekuatan yang baik. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh proses penyinaran gelombang mikro terhadap pembentukan struktur dan sifat thermal karbon hitam dari bambu ori (Bambusa arundinacea) dan bambu petung (Dendrocalamus asper). Metode sintesis karbon hitam yaitu dengan melakukan penyinaran gelombang mikro dengan variasi lama penyinaran selama 1, 2, 3, 4, dan 5 menit, serta variasi daya 400, 600, dan 800 watt. Pengujian nilai kalor terhadap karbon hitam untuk mengetahui potensi bahan bakar. Perubahan gugus fungsi diuji dengan Fourier Transforms Infrared Spectrometer. Untuk mengidentifikasi senyawa atau fasa, dilakukan pengujian X-Ray Difraction. Struktur mikro akan dipelajari menggunakan uji Scanning Electron Microscope. Hasil dari pengujian tersebut yaitu semakin lama pemanasan gelombang mikro, maka berat sisa yang dihasilkan semakin sedikit. Semakin tinggi daya, maka karbon yang dihasilkan semakin homogen. Waktu pemanasan yang semakin lama, mengakibatkan karbon yang terbentuk semakin baik dan homogen

    Analysis of fiber glass/vinyl ester composite subjected to internal pressure loading for compressed natural gas tube type IV application

    No full text
    Natural gas in the form of compressed natural gas (CNG) has a pressure of 20 MPa. Glass fiber/vinyl ester composite has potential to be formed into a CNG tube. This study uses a numerical analysis method to assess the composite's ability to withstand internal pressure according to Hill failure criteria. Some mechanical properties of the composite were obtained from tensile test of composite with fiber direction of 0°, 45°, and 90°. The fiber direction and suitable number of layers were evaluated. It was found that the combination of large and small winding angles of (±70, ±25) provided more optimal result than using a single angle. Still, the composite is deemed unsuitable as the material of CNG tube type IV. © (2014) Trans Tech Publications, Switzerland

    Isolasi Selulosa dari Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk Nano Filler Komposit Absorpsi Suara: Analisis FTIR

    Full text link
    Komposit berpenguat nanofiller merupakan salah satu material yang sedang dikembangkan. Salah satu aplikasinya dapat digunakan sebagai bahan akustik. Penggunaan serat alam sebagai penguat pada komposit mendukung regulasi tentang persyaratan habis pakai produk untuk komponen otomotif dengan mengurangi konsumsi polimer. Indonesia merupakan salah satu negara yang membudidayakan kelapa sawit terbesar di dunia. Kelapa sawit mengandung selulosa yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penguat pada komposit polimer. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis ikatan kimia serat setelah diberi perlakuan kimia. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian yaitu FTIR. Pembuatan nanoselulosa dengan menggunakan tiga tahap perlakuan kimia yaitu alkalisasi, bleaching dan hidrolisis asam. Setelah dilakukan tiga tahap perlakuan kimia pada serat tandan kosong kelapa sawit, hasil FTIR menunjukkan tiga daerah serapan utama yaitu 3288.08 cm-1, 1636.43 cm-1 dan 1089.92 cm-1 yang menunjukkan ikatan O-H stretching, O-H deformasi dan C-C stretching. Daerah serapan yang muncul menunjukkan bahwa telah dihasilkan selulosa dan kandungan lignin menghilang

    Pengaruh Jenis Katalis Terhadap Kekuatan Tarik Dan Stabilitas Termal Polidimetilsiloksan (PDMS) Untuk Lapisan Pelindung Baja AISI 1050

    Full text link
    Polisiloksan adalah polimer yang paling banyak digunakan sebagai lapisan pelindung pada baja karena memiliki sifat yang unggul dibandingkan polimer lain. Polidimetilsiloksan (PDMS) adalah salah satu keluarga polisiloksan yang paling banyak digunakan dalam bentuk karet Room-Temperature Vulcanization (RTV). Pada penelitian ini, PDMS divulkanisir menggunakan katalis Bluesil Catalyst 60R (komersial), NaOH 2 M, H2SO4 2 M, Poli aminoamid, dan Red 683 (komersial) dengan variasi komposisi masing-masing katalis 2 - 10 wt%. Katalis yang bisa membentuk karet silikon hanyalah Bluesil Catalyst 60R dan Red 683. Pada percobaannya, waktu pematangan semakin cepat seiring bertambahnya komposisi katalis yang diberikan. Elastisitas karet silikon sangat tinggi, karena sifat inilah karet silikon tidak pecah ketika diuji fleksural hingga 180o. Hasil pengujian tarik menunjukkan karet dengan Bluesil Catalyst 60R 6wt% memiliki kekuatan tarik paling optimum yaitu 1,625 MPa. Penambahan Bluesil Catalyst 60R 10wt% juga memberikan nilai kestabilan termal karet silikon yang paling baik, berat sisanya adalah 39,172 % pada temperatur 800oC

    Tinjauan Pengaruh Jenis Partikel Halloysite Nanotubes dan Montmorillonite Nanoclay terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik pada Komposit Poliester Tak Jenuh/Partikel Nano untuk Aplikasi Lapisan Gel pada Kapal Laut

    Full text link
    Material baru yang kuat dan ringan merupakan fokus utama pada dunia penelitian maupun industri. Komposit merupakan jenis material baru dengan mengandalkan matriks dan penguatnya. Poliester tak jenuh merupakan salah satu jenis matriks yang memiliki sifat ketahanan terhadap air dan kimia yang baik. Namun, poliester tak jenuh memiliki keterbatasan dalam sifat mekaniknya yang kaku. Nanokomposit dengan penguat nanopartikel merupakan salah satu metode untuk meningkatkan sifat mekanik, serta ketahanan termal pada komposit polimer. Nanopartikel dengan berbagai macam jenis telah diteliti pengaruhnya terhadap polimer poliester tak jenuh. Pada tinjauan ini, telah dipelajari pengaruh dari penambahan nanopartikel terhadap morfologi menggunakan SEM, sifat mekanik berupa kekuatan tarik, kekuatan tekan, dan kekuatan lentur dari bentuk dan jenis partikel halloysite nanotubes dan montmorillonite nanoclay terhadap nanokomposit polimer poliester tak jenuh. Didapatkan bahwa pada semua jenis penambahan nanopartikel telah memengaruhi morfologi dari nanokomposit. Kemudian, didapatkan bahwa jenis nanopartikel pada tinjauan ini juga meningkatkan sifat mekanik dengan penambahan pada rasio tertentu
    corecore