23 research outputs found

    MENGUKUR KEPADATAN LALAT DAN PEMANTAUAN JENTIK NYAMUK DI KELURAHAN DWIKORA KECAMATAN MEDAN HELVETIA

    Get PDF
    Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Kelurahan Dwikora merupakan kelurahan yang selalu tinggi kasus DBD di kecamatan Medan Helvetia. Hal ini terjadi mungkin diakibatkan padatnya penduduk di daerah ini karena terdapat banyak rumah dan kamar kontrakan yang ditempati oleh para mahasiswa yang kurang menjaga kebersihan lingkungan. Metode pelaksanaan dilakukan dengan observasi langsung kondisi tempat penampungan air, dan untuk mengukur jumlah pengetahuan responden tentang penyakit demam berdarah yaitu melalui kuesioner dan wawancara di kelurahan Dwikora. Mengukur kepadatan lalat dibutuhkan waktu yaitu selama 30 detik setiap sekali pengkuran dengan 10 kali pengukuran di setiap kedua tempat yang sudah ditentukan dengan menggunakan fly grill. Hasil pelaksanaan ditemukan terdapat jentik nyamuk di dalam rumah penduduk yaitu dalam penampungan dispenser sejumlah 8 rumah dan di luar rumah paling banyak ditemukan di dalam air comberan yang tergenang sebanyak 2 rumah penduduk. Adapun hasil dari (HI) adalah 100% sedangkan (CI) adalah  29,5%. Jumlah lalat dalam setiap detik pengukuran terdapat hinggap jumlah lalat sebanyak 1 lalat sehingga hal ini masih dalam kategori tidak menjadi masalah penyebaran vektor yang buruk.  Kepada seluruh responden agar dapat menguras bak mandi minimal setiap 1 minggu sekali, menutup tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tondon, selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah jangan sampai di rumah ada sampah seperti botol plastik atau kaleng yang dapat menjadi tempat penampungan air alamiah

    Pemberian Edukasi Menggunakan Media Vidio Animasi Tentang Peningkatan Sikap Ibu Di Wilayah Puskesmas Limbong Tahun 2023

    Get PDF
    Pemberian ASI eksklusif diperlukan pada enam bulan pertama kehidupan yang mengandung banyak gizi serta tidak terkontaminasi oleh zat apapun. Pengenalan makanan secara dini yang disiapkan tidak higienis dan memiliki kandungan gizi serta energi yang rendah dapat menyebabkan anak mengalami kekurangan gizi dan terinfeksi oleh hal-hal yang lain, sehingga anak tersebut mempunyai daya tahan tubuh yang rendah terhadap penyakit. Air Susu Ibu (ASI) sangatlah penting bagi pertumbuhan bayi, maka dari itu  perlu adanya pemahaman bagi ibu untuk memberikan ASI Ekslusifnya. Memberikan  hanya  ASI  saja  tanpa  memberikan  makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh Edukasi tentang ASI Eksklusif Menggunakan Video Animasi Terhadap Sikap Ibu di Wilayah Puskesmas Limbong Tahun 2023. Jenis penelitian ini adalah quasi eskperimen with control two group design pre test-post test. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah ibu memiliki  bayi usia 0 – 6 bulan di wilaya kerja Puskesmas Limbong berjumlah 40 orang. Hasil penelitian setelah di lakukan intervensi diuji dengan paired t-test dan didapatkan nilai p=0,000 yang artinya ada pengaruh yang signifikan terhadap perubahan sikap ibu  dalam pemberian ASI Eksklusif antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Hal ini berarti Vidio Animasi tentang ASI Eksklusif di Puskesmas Limbong terbukti efektif dan memberikan sikap positif ibu tentang ASI Eksklusif. Penelitian ini merekomendasikan bahwa vidio animasi dalam pembelajaran tentang ASI Eksklusif dapat di jadikan inovasi dalam meningkatkan sikap positif ibu dalam pemembrian ASI Eksklusif

    FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI PADAT DARI SARI BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum L.)

    Get PDF
    Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan salah satu bahan pangan dengan kandungan antioksidan yang cukup tinggi yaitu likopen, polifenol dan vitamin C. Antioksidan dapat melindungi tubuh manusia memperbaiki kerusakan akibat senyawa oksigen reaktif dan radikal bebas lain. Senyawa oksigen reaktif yang memicu stres oksidatif di kulit dapat menyebabkan kanker, penuaan, peradangan, dan kerusakan sel-sel kulit, oleh karena itu tomat dapat digunakan untuk produk kebersihan dan kecantikan seperti sabun mandi. Tujuan penelitian ini ialah untuk memformulasikan sari buah tomat dalam bentuk sediaan sabun padat menguji efektivitas dalam melembapkan kulit, dan menguji kualitas mutu sabun berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Penelitian dilakukan secara eksperimental, meliputi perolehan sampel, identifikasi sampel, pembuatan sari buah tomat dengan menggunakan juicer. Pembuatan sabun padat dimulai dari formula blanko (F0) dan penambahan konsentrasi simplisia 5% (F1), 10% (F2), dan 15% (F3). Pemeriksaan stabilitas fisik sediaan meliputi pengujian iritasi, dan hedonik terhadap sukarelawan, dan uji kelembapan kulit. Pemeriksaan kualitas sabun padat berdasarkan Standar Nasional Indonesia yaitu pH, ketinggian busa, kadar alkali bebas dan asam lemak bebas. Hasil yang didapatkan ialah sari buah tomat dapat diformulasikan menjadi sediaan sabun padat yang tidak mengiritasi kulit sukarelawan. Sabun dengan konsentrasi eksfolian 15% (F3) memberikan efektivitas melembapkan kulit terbaik yaitu kadar air meningkat 40,80%. Sabun padat memenuhi Standar Nasional Indonesia yaitu: pH 9,61-9,83, busa yang stabil, kadar alkali bebas 0,08% serta asam lemak bebas 0,765%. Sediaan sabun padat yang mengandung sari buah tomat dengan konsentrasi 15% menunjukkan efektivitas dalam melembapkan kulit yang paling baik dan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia

    PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN OBAT YANG BAIK DAN BENAR MELALUI GERAKAN MASYARAKAT CERDAS MENGGUNAKAN OBAT (GEMA CERMAT)

    Get PDF
    Penggunaan obat secara tidak rasional dapat mengakibatkan terapi kurang efektif dan efisien. Menurut WHO, lebih dari 50% obat di dunia diresepkan dan digunakan secara tidak tepat. Ketidakrasionalan penggunaan obat dapat berupa penggunaan obat secara berlebihan (overuse), penggunaan obat yang kurang (underuse) dan penggunaan obat tidak tepat indikasi, dosis, cara dan lama pemakaian (misuse). Di lain pihak, perkembangan ilmu pengetahuan di bidang farmasi yang pesat diikuti dengan semakin meningkatnya kecerdasan masyarakat, gencarnya promosi/iklan obat pemborosan waktu dan biaya apabila timbul reaksi obat yang tidak diinginkan seperti sensitivitas, alergi, efek samping atau resistensi.. Hal ini meningkatkan dilakukannya swamedikasi oleh  masyarakat. Swamedikasi yang dilakukan secara tidak tepat dan tidak disertai informasi yang memadai, dapat menyebabkan tujuan pengobatan tidak tercapai. Oleh karena itu perlu dilakukan edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam menggunakan obat secara benar. Tahun 2015 telah dicanangkan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat) oleh Menteri Kesehatan RI sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK. 02.02/Menkes/427/2015 tentang Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat. Dimana GeMa CerMat merupakan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui rangkaian kegiatan dalam rangka meningkatkan kepedulian, mengubah prilaku, mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan obat secara tepat dan benar. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Juni 2021 di Poskesdes Dolok Margu UPT Puskesmas Sigompul   Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. Secara Keseluruhan Kegiatan Berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Semua pihak dapat bekerjasama dengan baik. Para Peserta sangat antusias dan berpartisipasi aktif dalam seluruh kegiatan mulai dari mengikuti penyuluhan. Dengan dilaksanakannya “Gema Cermat” (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat) diharapkan agar masyarakat lebih bijak dalam memilih menggunakan obat terutama dalam mengkonsumsi obat antibiotik. Masyarakat yang hadir telah mengerti dan memahami apa saja yang perlu diperhatikan dan ditanya ketika membeli obat ataupun diberikan obat

    UJI AKTIVITAS ANTIPIRETIK ESTRAK ETANOL AKAR GANTUNG BERINGIN (Ficus benjamina Linn) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI PEPTON 10%

    Get PDF
    Banyan hanging root (Ficus benjamina Linn) is a plant that has medicinal properties. Banyan hanging root (Ficus benjamina Linn) contains flavonoid substances that are able to inhibit prostaglandins so that they have antipyretic activity.  This study aims to test the antipyretic activity of banyan hanging root (Ficus benjamina Linn) against male white rats (Rattus norvegicus) induced peptone 10%.  This study is an experimental study with a Complete Randomized Design (RAL). The test animal used was a male white rat (Rattus norvegicus) which had been adapted for 1 week and was satisfied for ± 18 hours and was only given to drink ad libitum. The male white rats used were 15 heads with a body weight of 150–200 g. The test animals were divided into 5 groups in a randomized way, namely the Negative Control group (CMC 1%), the Positive Control group (Paracetamol 45 mg) and the test group, namely the administration of banyan hanging root ethanol extract (Ficus benjamina Linn) at a dose of 200 mg / Kg BB, 400 mg / Kg BB, and 600 mg / Kg BB. Each group consisted of 3 rats. Each of the test animals will be given pepton 10%.  Temperature measurements are carried out before the administration of peptone 10%, 1 hour after administration of pepton 10% and once every 30 minutes after treatment until the 180th minute. The data obtained were analyzed using the ANOVA test and continued with the Tukey HSD test.  A 180-minute study showed that banyan hanging root ethanol extract had antipyretic effects at a dose of 200 mg/Kg BB, a dose of 400 mg/Kg BB, and the most effective dose at a dose of 600 mg/Kg BB.  That the ethanol extract of the hanging root of banyan (Ficus benjamina Linn) has antipyretic activity in male white rats (Rattus norvegicus)

    SOSIALISASI TENTANG POTENSI DAUN BANGUN-BANGUN SEBAGAI PENYEMBUHAN LUKA DI KECAMATAN PAGAR MERBAU

    Get PDF
    Antibakteri merupakan zat yang dapat mengganggu pertumbuhan bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan manusia. Tanaman Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus) diketahui merupakan salah satu tanaman herbal yang ada di Indonesia. Penggunaan daun bangun-bangun sering digunakan sebagai peningkat ASI oleh masyakarat. Daun bangun-bangun mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu, flavonoida, polifenol dan minyak atsiri. Senyawa-senyawa tersebut secara umum berkhasiat sebagai antibakteri. Tujuan dari sosialisasi ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat kelurahan beruam, kecamatan kuala, kabupaten langkat mengenai pembuatan sediaan gel ekstrak etanol daun bangun-bangun sebagai antibakteri. Hasil Kegiatan pelaksanaan ini memberikan edukasi dan sosialisasi tentang pembuatan sediaan gel ekstrak etanol daun bangun-bangun sebagai antibakteri. Kesimpulan dari kegiatan sosialisasi ini dapat terlaksana sesuai pelaksanaan dan rencana, medapatkan sambutan baik dari pemerintah dan masyarakat setempat dan masyarakat sekiranya mendappatkan informasi serta pngetahuan

    PEMANFAATAN TANAMAN OBAT INDONESIA UNTUK PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) GLUGUR DARAT

    Get PDF
    Program pengabdian kepada masyarakat mengenai pemanfaatan tanaman obat dan obat tradisional untuk pencegahan dan penanggulanagan penyakit hipertensi telah dilakukan di berbagai daerah. Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan edukasi tentang tanaman obat keluarga untuk pertolongan pertama pada hipertensi. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah metode yang digunakan untuk pengabdian kepada masyarakat ini adalah menggunakan metode presentasi dan menunjukkan secara langsung samle tumbuhan yang berpotensi untuk mengobati dan mencegah penyakit hipertensi. Kesimpulan yang dapat diambil setelah kegiatan penyuluhan ini adalah bertambahnya pengetahuan dan keterampilan peserta khususnya orang tua tentang penyakit hipertensi. Faktor-faktor penyebab hipertensi danc ara pengecahan atau penganggulangan penyakit hipertensi selain itu peserta mampu menetapkan pemeliharaan tanaman toga keluarga dan mengonsumsi tanaman obat dalam mengatasi penyakit-penyakit seperti hipertensi. Saran yang dapat diberikan agar masyarakt khususnya orang tua dengan usia diatas 40 tahun lebih cerdas dalam memafaatkan pekarangan rumah untuk menanam dan memberikan tumbuhan sekitar yag berpotensi sebagai oba

    PENETAPAN KADAR VITAMIN C SECARA IODIMETRI PADA TOMAT CHERRY KUNING (Solanum lycopersicum Var. Cerasiforme) YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA HIDROPONIK

    Get PDF
    Vitamin C is a vitamin that is necessary for a healthy body. Vitamin C is one of the water-soluble vitamins and has a strong reducing power. This reducing power of vitamin C is the reason for choosing the method of determining its levels by iodimetry. The purpose of this study was to determine the levels of vitamin C contained in Yellow Cherry Tomatoes (Solanum lycopersicum Var. Cerasiforme) which were hydroponically cultivated and those grown in soil were carried out by iodimetry.This method uses a descriptive method, namely to examine the levels of Vitamin C samples contained in Yellow Cherry Tomatoes (Solanum lycopersicum Var. Cerasiforme) which are cultivated hydroponically and planted in the ground.Based on the results of the analysis carried out by iodimetric titration, the average level of vitamin C in Yellow Cherry Tomatoes cultivated hydroponically was 29,55 ± 1,2854 mg/100 g and the average level in Yellow Cherry Tomatoes grown in soil was 25,09 ± 1,2862 mg/100 g. Based on these results, it can be concluded that the levels of vitamin C in Yellow Cherry Tomatoes that are cultivated hydroponically are higher than the levels of vitamin C grown in the soil due to different growth factors and plant nutrients

    UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA SAYAT DARI EKSTRAK ETANOL DAUN BANGUN BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

    Get PDF
    Daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) mengandung senyawa kimia antara lain golongan gula dan karbohidrat, protein, asam amino, glikosida, tanin, alkaloid, saponin, flavonoid, dan steroid/terpenoid. Khasiat daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) dalam membantu proses penyembuhan luka belum banyak diketahui. Ekstrak daun bangun-bangun yang digunakan pada luka sayat mencit memiliki khasiat dalam penyembuhan luka. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas penyembuhan luka sayat dan untuk mengetahui aktivitas konsentrasi yang paling efektif dalam penyembuhan luka sayat dari ekstrak daun bangun-bangun. Metode Penelitian ini menggunakan eksperimental meliputi pengambilan sampel, identifikasi tumbuhan, pembuatan simplisia, karakteristik simplisia, pembuatan ekstrak refluks, skrining, persiapan hewan uji, perlakuan ekstrak daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) terhadap luka sayat pada mencit jantan (Mus musculus). Hasil penelitian yang diperoleh adalah uji karakteristik simplisia memenuhi syarat kadar air, kadar sari larut etanol, kadar sari larut air, kadar abu total, dan kadar abu tak larut asam. Uji Skrining pada daun bangun-bangun mengandung alkaloid, tanin, flavonoid, saponin, steroid/terpenoid, glikosida. Uji aktivitas luka sayat pada mencit jantan dari H1-H14, K+ luka tertutup sempurna pada rata-rata 6,4 hari, K- luka tertutup sempurna pada rata-rata 13,2 hari, P1 luka tertutup sempurna pada rata-rata 10 hari, P2 luka tertutup sempurna pada rata-rata 9 hari dan P3 luka tertutup sempurna pada rata-rata 6,4 hari. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan ekstrak daun bangun-bangun memiliki aktivitas dalam penyembuhan luka sayat pada mencit dan ekstrak daun bangun-bangun konsentrasi 10%, 20% , 30% memberikan efek penyembuhan luka sayat pada mencit, dan yang paling cepat dalam penyembuhan luka sayat pada mencit yaitu pada konsentrasi 30% dengan lama penyembuhan 6,4 hari

    BAHAYA MEROKOK DI KALANGAN REMAJA SMP AMAL LUHUR NO.116 KOTA MEDAN

    Get PDF
    Para remaja adalah penerus generasi bangsa. Namun, para remaja sekarang seringkali menganggap enteng kesehatan mereka. Mereka hanya memikir apa yang akan membuat mereka senang, seperti rokok. Para remaja lebih banyak menggunakan rokok di usia muda tanpa memperhatikan akibat yang akan di timbulkan dari kelakuannya tersebut. Kebiasaan  merokok  di Indonesia  sangat  memprihatinkan. Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang-orang yang berada di sekitarnya (perokok pasif). Tujuan dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk mengetahui tentang pengertian rokok, untuk mengetahui pengaruh rokok terhadap remaja, untuk mengetahui tentang faktor penyebab perilaku merokok pada kalangan remaja, untuk mengetahui tentang dampak dari merokok, untuk mengetahui bagaimana upaya mengatasi merokok pada kalangan remaja. Pengabdian ini dilaksanakan di SMP Amal Luhur No. 116 Kota Medan. Dengan dilaksanakannya kegiatan Penyuluhan bahaya merokok pada kalangan remaja SMP Amal Luhur No. 166 Kota Medan maka seluruh siswa termotivasi untuk tidak lagi merokok dan memberikan motivasi juga kepada semua keluarga mereka sehingga keluarga terhindar dari asap rokok dan orang-orang merokok. Semua orang tua yang merokok tidak ada lagi yang di dalam ruamah melainkan merokok di luar rumah bahkan ada yang merokok di warung dan di posko
    corecore