3 research outputs found

    ANALISIS TARIF ANGKUTAN ANTAR KOTA SAMARINDA – BALIKPAPAN BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

    Get PDF
    Keberadaan angkutan umum mulai tingkat penurunan karena peningkatan jumlah kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4 pribadi menjadikan tingkat load factor bus AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi) cenderung mengalami penurunan, menjadikan estimasi tarif angkutan umum juga mengalami perubahan. Apalagi penurunan loadfactor selama ini juga dibarengi dengan kenaikan bahan bakar minyak sehingga biaya operasional bus semakin tinggi. Penelitian ini menganalisis Biaya Operasional Kendaraan (BOK) pada setiap armada yang telah dipilih. Data di dapat dengan survey loadfactor pada setiap armada dan juga wawancara dengan pengelola bus AKDP PO.Jahe Raya, PO.Araffat Transport, PO.Pulau Jaya Indah, dan PO.Bone Indah Jaya. Dari hasil analisis biaya operasional kendaraan (BOK) yang ada dilakukan evaluasi perbandingan dengan analisis menggunakan metode yang sesuai dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Republik Indonesia (SK.687/AJ.206/DRJD/2002). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang didapatkan ialah Tarif bus AKDP pada analisis tarif berdasarkan BOK menggunakan loadfactor ideal (70%) sebesar Rp.34.000, Sedangkan tarif berdasarkan BOK menggunakan loadfactor di lapangan (37%) sebesar Rp.64.000, Sedangkan tarif yang berlaku dilapangan adalah Rp.43.000, dan tarif yang ditetapkan pemerintah ialah Rp.28.500. Terdapat perbandingan tarif loadfactor ideal 70% dan loadfactor lapangan 37% dalam 1 rit perjalanan. Seharusnya dalam kondisi normal pendapatan 1 rit adalah sebesar Rp.1.088.000. Selama pandemik load factor 1 rit perjalanan adalah 37% sama dengan 17 orang penumpang, tarif yang dikenakan adalah Rp.43.000 sehingga pendapatan per rit adalah Rp.731.000. Untuk mengejar pendapatan ideal dengan load factor 70%, seharusnya tarif dinaikan menjadi Rp.64.000. Artinya sekali perjalanan operator bus mengalami kerugian sebesar Rp.357.000. Tarif Rp.64.000 sudah setara dengan nilai Biaya Operasional Kendaraan, yang artinya operator tidak mengalami kerugian.

    ANALISIS TARIF ANGKUTAN KOTA TRAYEK K RUTE SAMARINDA SEBERANG – LOAJANAN ILIR BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

    Get PDF
    Transportasi berkembang sangat cepat saat ini. Hal ini disebabkan kemajuan teknologi dan peningkatantaraf hidup masyarakat. Salah satu moda transportasi yang paling mudah tersedia dan banyak digunakanadalah angkutan umum. Samarinda merupakan salah satu kota di Indonesia yang umumnya tidak terlepasdari sektor transportasi. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah kendaraan yang tinggi dan signifikansetiap tahunnya. Pada umumnya masyarakat menginginkan angkutan umum yang aman, cepat, murah, dannyaman. Tarif adalah biaya yang harus dibayar oleh pengguna jasa angkutan umum per satuan berat ataupenumpang per km yang dinyatakan dalam rupiah. Pemerintah daerah menetapkan besarnya tarif denganmenetapkan batas atas (tarif maksimum) dan batas bawah (tarif minimum) yang disesuaikan denganbesarnya biaya kendaraan. sehingga diharapkan agar besarnya tarif yang akan dikenakan kepadapenumpang tidak memberatkan atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memberi keuntungan wajarkepada pihak penguasa angkutan. Maka hal tersebut menjadi dasar penulis melakukan penelitian terhadappenentuan tarif angkutan kota.Tahapan penelitian yang dilakukan, ialah survei pendahuluan. Lalu dilanjutkan dengan pengambilan dataprimer yaitu dengan melakukan survei pada dua perusahaan angkutan kota trayek k yaitu PT.Arung MandiriJaya dan CV. Kalung mas. Lalu pengambilan data sekunder didapatkan melalui Dinas Perhubungan KotaSamarinda. Survei untuk mendapatkan data primer dilakukan selama 4 hari, yaitu 2 hari weekday dan 2hari weekend. Pada saat survei di lapangan dilakukan pengambilan data naik turun penumpang sehinggadidapatkan load factornya. Lalu dilakukan survei wawancara dengan pihak sopir angkutan kota trayek kguna mendapatkan harga-harga dari komponen biaya operasional kendaraan. Setelah itu menghitung tarifberdasarkan SK.687/AJ.206/DRJD/2002 guna dapat membandingkan tarif yang berlaku dilapangandengan tarif biaya operasional kendaraan.Berdasarkan hasil survei diketahui tarif saat pandemi adalah Rp.5.000-Rp.6.000. Okupansi selama 4 harisurvei diketahi adalah 45%, dengan rata-rata jarak perjalanan per penumpang adalah 6 Km. Berdasarkananalisis biaya operasional kendaraan diketahu tarifnya adalah Rp.6.600/penumpang-km. Tarif ini masihdiatas biaya operasional kendaraan dengan load factor ideal 70% yaitu 4.200/penumpang-km. Selamapandemic operator angkutan kota mengalami kerugian sebesar Rp.1.600/penumpang-km

    ANALISIS KINERJA SIMPANG JALAN UNTUNG SUROPATI–JALAN IR.SUTAMI KOTA SAMARINDA

    Get PDF
    Salah satu simpang yang mengalami permasalahan lalu-lintas di Kota Samarinda adalah simpang JalanUntung Suropati-Jalan Ir. Sutami. Pada saat jam sibuk sering terjadi kepadatan lalu lintas. Hal ini terjadikarena Jalan Untung Suropati dan Jalan Ir. Sutami merupakan salah satu jalur utama yang sering dilaluioleh masyarakat Kota Samarinda. Selain itu, cukup banyak volume kendaraan yang melakukan putar arahdisimpangtersebutsehingga menambah titik konflik pada simpang.Analisis kinerja simpang dilakukan menggunakan MKJI 1997 dan PTVVissim. Dari hasil analisisdiperoleh nilai derajat kejenuhan sebesar 1,27, dan tundaan simpang sebesar 71,43 detik dengan tingkatpelayanan F. Sedangkan untuk hasil simulasi menggunakanVissimdiperoleh tundaan tertinggi 56,27 detikdengan tingkat pelayanan F.Alternatif perbaikan yang direkomendasikan adalah alternatif 3 yaitu menerapkan pengaturan simpangbersinyal 4 fase dengan penyesuaian geometrik pada simpang Jalan Untung Suropati–Jalan Ir. Sutami.Hasilnya diperoleh derajat kejenuhan tertinggi 0,69, dan tundaan rata-rata untuk seluruh simpang adalah19,94 detik dengan tingkat pelayanan simpang adalah C. Hasil simulasi simpang menggunakanVissim,diperoleh tundaan rata-rata simpang sebesar 18,03 detik dengan tingkatpelayanan B.Kata Kunci:Simpang,Analisis Kinerja,PTVVissi
    corecore