1 research outputs found

    Penurunan Kadar Detergen, BOD, dan COD pada Air Limbah Laundry Menggunakan Kolom Adsorpsi Karbon Aktif dengan Sistem Kontinyu

    No full text
    Laundry merupakan salah satu usaha yang menyediakan jasa layanan sarana pencucian pakaian yang keberadaannya terus berkembang di masyarakat. Dengan terdapat banyaknya usaha laundry, membuat kualitas lingkungan menjadi menurun dikarenakan adanya bahan buangan zat kimia yang berupa detergen. Detergen mengandung surfaktan jenis Alkil Benzene Sulfonat (ABS) dan Linier Alkylbenzene Sulfonate (LAS), dimana senyawa tersebut sulit untuk didegradasi secara alamiah. Selain itu, minyak dan lemak yang terdapat pada air limbah laundry dapat meningkatkan kadar BOD dan COD serta menimbulkan bau busuk. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengolah air limbah laundry adalah adsorpsi. Bahan yang digunakan sebagai media adsorben adalah karbon aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivator terbaik untuk menurunkan kadar detergen, BOD, dan COD pada air limbah laundry dan ketebalan adsorben terbaik untuk menurunkan beban pencemaran detergen, BOD, dan COD pada air limbah laundry. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilaksanakan dalam skala laboratorium. Terdapat 2 tahapan pada penelitian kali ini, tahap pertama menggunakan sistem batch dengan variasi aktivator (tanpa aktivasi, NaOH 0,2 N, HCl 0,1 N, serta NaOH 0,2 N dan HCl 0,1 N) dan tahap kedua menggunakan kolom adsorpsi dengan sistem kontinyu dengan variasi ketebalan adsorben (15 cm, 20 cm, dan 25 cm) dan waktu adsorpsi (20, 40, 60, 120, 180, 240, 300, 360, 420, 480, 540, dan 600 menit). Data pada tahap pertama dianalisis secara statistika menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan pada tahap kedua menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Pada tahap pertama didapatkan hasil bahwa HCl 0,1 N merupakan aktivator terbaik untuk menurunkan kadar detergen, BOD, dan COD. Model isoterm adsorpsi karbon aktif yang diaktivasi dengan HCl 0,1 N sesuai dengan model isoterm Freundlich. Pada tahap kedua didapatkan hasil bahwa 20 cm merupakan ketebalan adsorben terbaik untuk menurunkan beban pencemaran detergen, BOD, dan COD
    corecore