14 research outputs found

    Evaluasi Pelaksanaan Pemindahan Spent Fuel Dari Instalasi Radiometalurgi Ke Kh-ipsb3 Tahun 2010

    Full text link
    EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010. Bundel Spent Nuclear Fuel (SNF) RI-SIE2 dan RI-EO1 merupakan sisa spesimen uji pasca iradiasi di Instalasi Radiometalurgi (IRM). Kegiatan pemindahan ke-dua bundel merupakan bagian dari pengelolaan IRM. Evaluasi pelaksanaan pemindahan spent fuel ini dilakukan dengan mempelajari Instruksi Kerja Pemindahan Bundel MTR-Fuel Sisa Uji Pasca Iradiasi Dari IRM ke Kanal Hubung Instalasi Penyimpan Sementara Bahan Bakar bekas (KH-IPSB3), No. PR 14 E 05 028 dan mencermati proses pelaksanaannya. Proses pelaksanaannya meliputi persiapan yang dilakukan seperti pemeriksaan dan kesiapan alat-alat yang akan digunakan, dokumen-dokumen SPPBN, serta pembersihan permukaan luar dari ke-dua bundel SNF. Setelah bundel SNF berada di hotcell penerima, kemudian dipindahkan/diturunkan ke kanal hubung KH-IPSB3 dengan menggunakan basket dan incell crane. Proses pemindahan/penurunan ke KH-IPSB3 dapat dilakukan sampai penurunan hook incell crane maksimum tanpa memperhatikan tanda kuning pada sling-nya. Hasil evaluasi yaitu; Handy Talky (HT) dapat digunakan sebagai alat komunikasi, pintu darurat dapat dibuka untuk memudahkan komunikasi/koordinasi, power manipulator dapat digunakan untuk pemindahan SNF dari hotcell uji no.1 ke hotcell penerima dengan menggunakan alat bantu sederhana, pemindahan/penurunan ke KH-IPSB3 dapat dilakukan sampai penurunan hook dari incell crane maksimum tanpa harus memperhatikan tanda kuning pada sling-nya. Hasil evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan revisi Instruksi Kerja Pemindahan Bundel MTR-Fuel Sisa Uji Pasca Iradiasi Dari IRM ke KH-IPSB3 No. PR 14 E 05 028

    Rencana Peningkatan Kemampuan Operasi Fasilitas Hotcell Irm Dengan Melakukan Perbaikan Dan Pengelolaan Limbah

    Get PDF
    RENCANA PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASIONAL FASILITAS HOTCELL IRM DENGAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH. Rencana tindakan yang terstruktur terkait peningkatan kemampuan operasi fasilitas hotcell Instalasi Radiometalurgi (IRM) dengan cara perbaikan dan pengelolaan limbah, diperlukan dalam mengelola IRM. Rencana tindakan terstruktur ini diharapkan menjadi jawaban dari hasil inspeksi keselamatan nuklir BAPETEN tahun 2010, serta dapat juga berguna untuk perencanaan anggaran dan lainnya. Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman praktis penulis studi dokumen yang terkait dan komunikasi dengan pihak pembuat manipulator. Rencana tindakan terstruktur tersebut diawali dengan perbaikan manipulator (hotcell 102 dan 103) dan dilanjutkan dengan pemindahan limbah nuklir ke KH-IPSB3. Selanjutnya dilakukan perbaikan barrel lifting device di hotcell uji 02. Setelah barrel lifting device diperbaiki, dilanjutkan dengan penanganan limbah non nuklir dari beberapa hotcell uji (102, 103, 104, 105 dan 109) yang dipindahkan ke ruang 001 dari hotcell uji 02, dan selanjutnya ke ruang 013 sebagai ruang penyimpanan limbah padat sementara, sebelum dipindahkan ke instalasi pengelolaan limbah radioaktif. Tahun 2013 dan 2014 merupakan tahun penentuan dalam peningkatan kemampuan operasi IRM, terutama di fasilitas hotcell. Dengan rencana tindakan yang terstruktur, maka keperluan peralatan serta anggaran dapat direncanakan. Setelah perbaikan manipulator di hotcell uji 02 dan 03 serta penanganan limbah di dalam hotcell, maka kemampuan operasi fasilitas hotcell IRM dapat meningkat

    Penggantian Slave Arm Ms-manipulator Hotcell Uji 02 Dan 03 Irm

    Full text link
    ─ The replacement of the failure slave arm unit of MS-manipulator in hot cell 02 and 03 of Radiometallurgy Installations (IRM) has been done. This replacement purposes in order to refunctioned the failure MS-manipulator (5 units) in examination hot cell 02 and 03. The slave arm unit of MS-manipulator in examination hot cell 02 and 03 using a hanging device so it is impossible to pulled the slave arm units out to the operating area. The handling process cover; setting zero position on master arm unit, release the locking mechanism between slave arm and wall tube unit, detached the failure slave arm unit that used the hanging device in hot cell using the power manipulator, installation of new booting on new slave arm unit, the drawing of wall tube and master arm unit to the operating area using manipulator stager, fixing the new slave arm unit to wall tube and the complete manipulator to the hot cell. A green house is make to cover the working area in the operating area to limit the contaminated area. Very low radiation exposure to the operating area as well as the level of contamination at the end of the slave arm. The handling of replacement techniques can be performed by the staff of Bidang Uji Radiometalurgi by following stages as has been stated in Work Instruction No. PR 15 E05 018. The MS-manipulators in examination hot cell 02 and 03 are ready for use. Key Words – Radiometallurgy Installations (IRM), manipulator, slave arm unit replacemen

    Analisis Penggunaan Las Tig Pada Alat Fuel Piling Untuk Pengelasan Pin Bahan Bakar Tipe Pwr

    Full text link
    ANALISIS PENGGUNAAN LAS TIG PADA ALAT FUEL PILING UNTUK PENGELASAN PIN BAHAN BAKAR TIPE PWR. Telah dilakukan analisis penggunaan las Tunsten Inert Gas (TIG) pada alat fuel piling dengan tujuan peralatan tersebut dapat dipakai untuk mengelas pin bahan bakar jenis PWR (pressurized water reactor) secara semi otomatis. Metode analisis yang digunakan adalah dengan mendata keberadaan alat fuel pilling dan las TIG yang ada di IRM, menganalisis kemungkinan kedua alat untuk dapat digunakan, melakukan pendataan terhadap komponen-komponen yang perlu dimodifikasi/dilengkapi. Dari hasil analisis bahwa alat fuel piling mungkin digunakan untuk mengelas pin bahan bakar yaitu dengan melakukan modifikasi welding chamber yang tersedia dan melengkapi sistim kabel power las TIG.Kata Kunci: las T IG, fuel pilin

    Modifikasi Sistem Plc S5 Ke S7 Pada Konveyor Jalur 1 Hotcell Irm

    Full text link
    MODIFIKASI SISTEM PLC S5 KE S7 PADA KONVEYOR JALUR 1 HOTCELL IRM. Telah dilakukan modifikasi sistem program PLC (Programmable Logic Controller) dari Simatic5 (S5) ke Simatic7 (S7), Siemens, pada konveyor jalur-1 dari hotcell Instalasi Radiometalurgi (IRM), yang menghubungkan hotcell diantara hotcell uji 07 dan konveyor glove box di operating area. Modifikasi ini dilakukan karena teknologi PLC S5 dalam keadaan rusak dan perlu penggantian serta ditingkatkan kemampuannya dengan menggunakan PLC S7. Tujuannya adalah merevitalisasi kembali PLC konveyor yang rusak tersebut dengan program terbaru sehingga lebih andal dan mudah dalam troubleshooting serta perawatannya. Modifikasi sistem dilakukan dengan mengganti peralatan utama CPU S5 dengan CPU S7, dan memperbaharui program dengan menggunakan ladder pada perangkat lunak S755 Siemens yang masih menggunakan proximity switch sebagai sensor posisi disetiap posisinya (hotcell). Hasil dari modifikasi ini menunjukkan bahwa alat tersebut dapat beroperasi kembali dengan baik. Indikasi utama dari unjuk kerjanya yaitu, konveyor dapat dioperasikan secara manual dan otomatis dengan ketepatan posisi box konveyor disetiap stasiunnya (hotcell)

    Studi Pembuatan Spesimen Mini Uji Tarik dengan Teknik Blanking/punching

    Full text link
    STUDI PEMBUATAN SPESIMEN MINI UJI TARIK DENGAN TEKNIK BLANKING/PUNCHING. Telah dilakukan studi pembuatan spesimen mini uji tarik dengan teknik blanking/punching. Tujuan dari studi ini adalah untuk memperoleh informasi-informasi teknis yang akan digunakan untuk merancang rangkaian dies spesimen mini uji tarik. Uji tarik dengan spesimen mini merupakan bagian dari program investigasi efek radiasi terhadap material komponen reaktor, di Instalasi Radiometalurgi. Metoda yang dilakukan dalam pengkajian ini berupa kombinasi studi literatur dan peninjauan di lapangan. Informasi-informasi teknis tersebut mencakup proses blanking, bentuk dan dimensi dari spesimen mini uji tarik, daya blanking (kapasitas mesin preSS), material, serta suaian (clearance) antara punch dan dies. Spesimen mini uji tarik jenis sheet type spesimen dengan pin loaded dapat dijadikan kandidat (Gambar-1, [c]). Daya blanking merupakan perkalian shear strength material yang dipotong (0,7 x UTS, Ultimate Tensile Strength) dengan luasan permukaan potong (tebal x keliling dari bagian yang dipotong). Material dapat berupa logam keras seperti baja A533 B (UTS 656 MPa), baja nirkarat 316 sebesar (UTS 593 MPa) dan Zircaloy-4 (UTS 473 MPa) dan paduan Aluminium seperti Al-6061 (T6, UTS 311 MPa) dan Al-5052 (H38, UTS 335 MPa). Suaian antara punch dan dies berpengaruh terhadap kepresisian hasil blanking. Besar suaian bervariasi dari 1% s/d 10% dari tebal lembaran benda kerja. Suaian dari material yang lunak lebih kecil dari material yang keras. Pemolesan terhadap permukaan spesimen mini uji tarik dapat dilakukan untuk menghilangkan burrs setelah proses blanking. Disarankan untuk penggunaan satu rangkaian dies dengan beberapa material uji (baja A533 B, baja nirkarat 316, Zircaloy-4, Al-5052 dan Al-6061), dapat menggunakan SS-316 sebagai asumsi material dan tebal 1 mm, serta suaian punch dan dies sebesar 7%

    Perancangan Handling Tool Outer Container Limbah Irm Di Ipsb3

    Full text link
    PERANCANGAN HANDLING TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM DI IPSB3. Telah dilakukan perancangan handling tool untuk menangani outer container limbah Instalasi Radiometalurgi (IRM) di Instalasi Penyimpan Sementara Bahan Bakar Bekas (IPSB3). Tujuan dari perancangan handling tool ini agar outer container tersebut dapat ditangani di Kanal Hubung dan di kolam IPSB3. Perancangan ini mengacu ke bentuk handling tools di PIEF-KAERI yang disesuaikan dengan spesifikasi kolam dan kanal hubung dari IPSB3. Beberapa kriteria perancangan telah ditentukan yaitu; bentuk pengait handling tool harus sesuai untuk handle outer container, dapat digunakan di Kanal Hubung IPSB3 untuk kedalaman 4,5 m dan di kolam IPSB3 untuk kedalaman 9 m, dapat digantungkan ke hook crane, cukup ringan sehingga proses penggunaannya dapat dilakukan oleh satu orang dan materialnya tahan korosi. Dari hasil perancangan handling tool terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pada bagian bawah berupa garpu pengait dengan panjang terpasang 204 mm terbuat dari SS-304, bagian tengah berupa batang penghubung antara batang bagian atas dan bagian bawah (garpu pengait) dengan panjang terpasang 4 m yang terbuat dari aluminium dan yang ketiga batang bagian atas dengan panjang terpasang 4,2 m terbuat dari aluminium. Pada batang bagian atas terdapat handle sehingga handling tool dapat digantungkan ke hook crane atau jembatan di kolam IPSB3. Hasil perhitungan terhadap penampang yang terkecil/paling kritis terhadap arah beban menunjukan bahwa rancangan handling tool ini aman. Berat dari handling tool ± 7 kg. Hasil rancangan telah memenuhi kriteria yang ditentukan dan dapat dibuat sehingga dapat diuji coba sebagai evaluasi terhadap rancangan, agar segera dapat digunakan

    Studi Penggunaan Epma Untuk Material Teriradiasi Di Instalasi Radiometalurgi

    Full text link
    ─Telah dilakukan studi penggunaan EPMA untuk material teriradiasi di Instalasi Radiometalurgi. Studi ini diharapkan dapat membantu pihak manajemen pengelola IRM dalam merencanakan program peningkatan kemampuan uji Fasilitas IRM. Pemilihan EPMA dengan pertimbangan bahwa EPMA sudah banyak digunakan untuk karakterisasi material teriradiasi dan juga kemampuan untuk analisis sampel yang lebih kecil sehingga dapat mengurangi risiko paparan radiasi. Studi ini merupakan perpaduan studi literatur, pengalaman penulis serta komunikasi langsung dengan pihak pembuat. Studi dilakukan terhadap peralatan EPMA yang memang sudah didesain khusus untuk analisis material pasca iradiasi, berupa penempatan perisai radiasi di sekitar x-ray counter, spektrometer dan anjungan sampel. Peralatan dukung utama berupa wadah pengungkung EPMA berupa kotak perisai radiasi dengan ukuran tertentu sehingga operator aman dari paparan radiasi γ. Pengurangan biaya pembuatan kotak perisai radiasi dilakukan dengan penempatan pada sudut ruangan sehingga hanya dua sisi dinding dengan perisai radiasi. Alternatif terbaik penempatan EPMA di ruang 142 IRM. Sputtering coater untuk sampel non konduktif dapat ditempatkan di dalam kotak perisai radiasi EPMA. Kata Kunci – EPMA, sampel material teriradiasi, Instalasi Radiometalurg

    Tinjauan Uji Pasca Iradiasi Bahan Bakar Jenis Pebble Bed Di Instalasi Radiometalurgi

    Full text link
    Dalam rangka menyongsong program pembangunan dan pengembangan pabrikasi bahan bakarReaktor Daya Eksperimental RDE (HTGR) maka dipandang perlu melakukan tinjauan terkait ujipasca iradiasinya di Instalasi Radiometalurgi (IRM). Hasil tinjauan ini diharapkan dapat menjadimasukan untuk kesiapan IRM melakukan uji pasca iradiasi terhadap bahan bakar RDE jenisPebble Bed. Fasilitas uji pasca iradiasi di IRM memungkinkan untuk penyediaan data unjuk kerjabahan bakar RDE, dengan beberapa hal yang menjadi perhatian, yaitu: penetapan desain kapsuluji untuk fuel compacts dan pembongkarannya di hot cell, penanganan coated fuel particles di hotcell dengan sistem vakum, penggunaan kamera dengan pendukungnya yang didesain khususuntuk coated fuel particles agar pengaruh radiasi gamma seminimal mungkin serta dilengkapimekanisme penempatan sampel, gamma spektrometer dengan mekanisme penempatan khususcoated fuel particles di depan kolimator. Terkait lisensi, alat uji ketahanan fuel compacts (simulasikecelakaan) seperti CCCTF atau KÃœFA memerlukan hot cell khusus yang dapat dibangun dibasement gedung IRM. Observasi terhadap distribusi produk fisi pada penampang lintang coatedfuel particles dapat dilakukan dengan SEM dan EPMA, yang dirancang khusus untuk materialteriradiasi. Energi dispersif spektroskopi sinar-x atau panjang gelombang dispersif spektroskopisinar-x untuk analisis unsur
    corecore