24 research outputs found

    GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PUSKESMAS DI DAERAH KEPULAUAN

    Get PDF
    Salah satu prioritas reformasi kesehatan adalah meningkatkan dan pemerataan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat di daerah terpencil dan kepulauan.  Salah satu permasalahan di daerah kepulauan dan daerah terluar seperti pada wilayah kerja Puskesmas Nusa Tabukan adalah sistem rujukan dari Puskesmas menuju Rumah Sakit Tipe C yaitu RSD Liun Kendage Tahuna. Oleh karena itu perlunya suatu studi untuk memiliki  gambaran pelaksanaan sistem rujukan puskesmas di daerah Kepulauan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan rancang bangun cross sectional. Penelitian ini dilakukan di kampung Nipa, Pulau Nusa yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Nusa Tabukan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang pernah mendapatkan pelayanan rujukan berupa pendampingan oleh perawat atau petugas kesehatan rerata dalam 3 tahun terakhir dengan jumlah sampel sebanyak 59 orang. Hasil Penelitian ini menunjukkan pelaksanaan rujukan pasien di wilayah kepulauan Puskesmas Nusa Tabukan berjalan dengan baik walaupun belum terdapat perahu/ambulance laut yang terstandar dan masih menggunakan perahu komersil/masyarakat yang dimodifikasi sementara untuk SOP pelaksanaan rujukan secara baku belum ditetapkan dan masih bersifat fleksibel. Diharapkan kerjasama antara pihak pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan dan perangkat kampung dalam memfasilitasi transportasi rujukan pasien.   One of the priorities for health reformation is to improve and equal health services to the community in remote areas and archipelagos. One of the problems in the islands and outermost areas, for example in the working area of ​​the Nusa Tabukan Health Center, is the referral system from the Public Health to Type C Hospital, namely RSD Liun Kendage Tahuna. Therefore, a study is needed to have an overview of the implementation of the Public Health center referral system in the Archipelago area. This research was a descriptive study, with a cross-sectional design. This research was conducted in Nusa Utara Island, which is the working area of ​​the Nusa Tabukan Health Center. The population of this study was all people who had received referral services in the form of assistance by nurses or health workers in the last 3 years on average with a total sample of 59 participants. The results of this study indicate that the implementation of patient referrals in the islands of Nusa Tabukan Health Center is going well even though there is no standardized boat/ambulance and still uses modified commercial/community boats, while the operating standard procedure (SOP )referral has not been established and it depends on the situation. This research recommends that cooperation between local government through the Health Department and village officials should facilitate the transportation of the patient

    HUBUNGAN PENDIDIKAN STATUS KEPEGAWAIAN DAN LAMA KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN

    Get PDF
    Pelayanan keperawatan merupakan salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan yang sangat penting di masyarakat/puskesmas, pelayanan tersebut berfokus pada penerapan asuhan keperawatan yang berkualitas dimana hal itu dapat tercapai bila diberikan oleh perawat profesional yang memiliki motivasi serta berkinerja tinggi. Kemampuan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bisa bersumber dari diri perawat itu sendiri maupun faktor eksternal lainnya, oleh karena itu pihak manajemen harus mampu mengidentifikasi hal diatas sehingga dapat memberikan solusi guna tercapainya penerapan asuhan keperawatan yang bermutu. Tujuan penelitian untuk melihat hubungan antara karakteristik responden dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Puskesmas rawat inap Kabupaten Kepulauan Sangihe. Metode yang digunakan yakni cross sectional melihat hubungan antara pendidikan, status kepegawaian dan lama kerja dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan  sedangkan pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling dari 3 populasi terjangkau yang dipilih berdasarkan claster pada tiga puskesmas rawat inap yakni PKM Enemawira, PKM Kuma dan PKM manganitu sebanyak 60 orang. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa 48,3 % perawat yang berkinerja baik dan 51,7 % perawat memiliki kinerja kurang. Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan terakhir, status kepegawaian, dan lama bekerja dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi organisasi profesi perawat agar memberikan pembimbingan dan penyegaran keilmuan kepada para perawat yang kerja di puskesmas, juga penelitian ini menjadi acuan dalam pembelajaran mempersiapkan mahasiswa untuk bekerja di puskesmas di masa yang akan datang.   Nursing services are one of the spearheads of very important health services in the community, these services focus on the application of quality nursing care which can be achieved if provided by professional nurses who are highly motivated and high-performance. This ability can be influenced by various factors comes from the nurses themselves and external factors, therefore the management must be able to identify the factors so that it can provide solutions in order to achieve the application of quality nursing care. This study aimed to know the relationship between respondent characteristics and nurse performance in implementing nursing care at the inpatient health center Sangihe Island district. The method used was cross sectional to see the relationship between education, employment status and length of work with nurses' performance in carrying out nursing care while sampling used was the total sampling of 3 affordable populations selected based on clusters at three inpatient health centers namely PKM Enemawira, PKM Kuma and PKM manganitu as many as 60 people. The results of this study indicated that 48.3% of nurses were performing well and 51.7% of nurses have poor performance. In this study also found that there was no significant relationship between recent education, employment status, and length of work with the performance of nurses in implementing nursing care. Hopely this research can be an evaluation material for professional nurses organizations to provide scientific guidance and as the refreshment for the nurses who are working at the Puskesmas, also this research become a reference for preparing students to work at the puskesmas in the future

    PENATALAKSANAAN GIGITAN BINATANG LAUT PADA MASYARAKAT PESISIR DI DAERAH KEPULAUAN SANGIHE - SULAWESI UTARA

    Get PDF
    Indonesia ialah negara yang terdiri atas ribuan pulau dan memiliki garis pantai yang panjang dan indah. Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe terlebih khusus Kampung Kuma I merupakan daerah yang berada di pesisir pantai. Sebagian Masyarakatnya memiliki mata pencaharian Nelayan dan Petani. Disamping itu pantai yang indah terbentang dengan indahnya dan Pantai Kuma serta Sapaeng merupakan destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh masyarakat. Aktivitas yang sering dilakukan oleh masyarakat di daerah pesisir ini memberikan resiko yang besar terhadap kecelakaan karena gigitan biota laut. Permasalahan yang dihadapi oleh Mitra ini akan dibantu penyelesaiannya dengan diberikannya Pendidikan Kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat jika mengalami Gigitan Binatang Laut. Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dianalisis secara deskriptif yaitu diukur pengetahuan pesrta sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan  dan setelah diberikan Kesehatan.  Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Kampung Kuma 1, Kecamatan Tabukan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara pada tanggal 04 Agustus 2022. Sasaran kegiatan Pengabdian pada Masyarakat yaitu seluruh Masyarakat Kampung Kuma 1. Tim Pengabmas menghubungi Mitra yaitu Kapitalaung Kampung Kuma 1 untuk mengundang perwakilan masyarakat, dan masyarakat yang hadir yaitu sejumlah 20 orang. Kegiatan Pendidikan Kesehatan ini menunjukkan peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan pelatihan dimana grafik menunjukan terdapat peningkatan pengetahuan sebanyak 32%. Diharapkan peserta dapat meneruskan informasi yang telah didapatkan kepada saudara dan teman-temannya sehingga akan lebih banyak lagi orang yang memiliki pengetahuan penatalaksanaan gigitan Binatang Laut.   Indonesia is an archipelago country and it has a long and beautiful coastline. The Sangihe Islands Regency, especially Kampung Kuma I, is an area located on the coast. Most of the community has a profession as fishermen and farmers. Besides that, the beautiful beaches stretch out beautifully. Kuma and Sapaeng Beach are tourist destinations that are often visited by the public. Activities that are often carried out by people in coastal areas provide a great risk of accidents due to the bite of marine biota. The method used to overcome the problems is Health Education with the aim of increasing public knowledge if they experience any of sea animal bites. The results of this health education activity was analyzed descriptively before and after the intervention was given. This activity was carried out in the Village Hall of Kampung Kuma 1, Tabukan Tengah Subdistrict, Sangihe Islands Regency, North Sulawesi Province on August 4, 2022. The target of this Community Service activities is the entire Community of Kampung Kuma 1. The Community Service Team contacted partners, namely Kapitalaung Kampung Kuma 1 to invite representatives’ community, and the people who attended were as many as 20 people. The results of this activities showed the increasing percentage of knowledge before and after the training. The graph shows an increase in knowledge of 32%. It is hoped that community service participants can share the information that has been obtained to their relatives and friends so that more people will have knowledge of the management of Sea Animal bites

    STUDI PENATALAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTERMI DI RUANG RAWAT INAP BLUD RSD LIUN KENDAGE TAHUNA

    Get PDF
    Tindakan mandiri merupakan rangkaian tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat dalam mengatasi masalah pasiendan berdasarkan aspek legal etis mendapatkan perlindungan berdasarkan perundang-undangan. Dalam mengatasi masalahHipertermia banyak tindakan mandiri perawat yang dapat dilakukan, Namun fenomena dilapangan saat ini perawatcenderung mengabaikan tindakan dimaksud, mereka justru hanya mengandalkan tindakan kolaboratif, perawat merasatidak percaya diri dengan ilmunya sehingga merasa tindakan mandiri keperawatan seolah-olah tidak dapat menyelesaikanmasalah pasien. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni deskriptif dengan pendekatan serial kasus yangbertujuan untuk mengetahui gambaran penatalaksanan keperawatan pada pasien hipertermi di BLUD RSD Liun KendageTahuna. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dengan keluhan hipertermi yang dirawat di RuanganAnggrek, Boegenvile, Crisant, Dahlia, dan Edelweis BLUD RSD Liun Kendage Tahuna sedangkan teknik pengambilansampel menggunakan total sampling yakni seluruh pasien yang dirawat dengan masalah keperawatan hipertermi sejaktanggal 12 s/d 26 mei 2017 sebanyak 30 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa penatalaksanaan tindakankeperawatan pada pasien hipertermi diruang rawat inap BLUD RSD Liun Kendage tidak dilakukan dengan sempurna(97%). Saran penulis kiraanya perawat dapat meningkatkan kemampuan hard maupun soft skill dalam proses keperawatanserta dapat meningkatkan pemberian tindakan mandiri terutama pada pasien dengan hipertermi

    STUDI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT DIABETES MELITUSDI RSUD LIUNKENDAGE TAHUNA

    Get PDF
    Diabetes Melitus (DM) memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih merupakan kumpulan gejala yang timbul dari seseorang yang disebabkanoleh adanya peningkatan glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun relatif. Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan keempat terbesar dari jumlah penderita diabetes mellitus dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk sedangkan posisi urutan diatasnya yaitu India, China dan AmerikaSerikatdan WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Senada dengan WHO, International Diabetes Foundation (IDF) padatahun 2009 memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM dari 7 juta pada tahun 2009 menjadi 12 juta pada tahun 2030. PadaTahun 2012 data dari RSUP. Kandou Manado di dapatkan jumlah penderita penyakit diabetes mellitus berjumlah 17,3 %.Tujuan Penelitian adalah diketahuinya gambaran penerapan asuhan keperawatan pada pasien penyakit diabetes melitus di RSUD Liunkendage Tahuna. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif, dengan pendekatan serial kasus, sampel dalam penelitan ini sebanyak 18 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluhan utama terbanyak yaitu lemah badan berjumlah 18 orang, riwayat penyakit dahulu terbanyak yaitu hipertensi 14 orang, riwayat penyakit keluarga terbanyak yaitu diabetes mellitus 17 orang, 11 pola gordon yang paling bermasalah yaitu pola persepsi sebanyak 18 orang dan pola nutrisi dan metabolic sebanyak 18, pola eliminasi sebanyak 10 orang, diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, perfusi, dan kelelahan sebanyak 14 orang

    UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT PESISIR CEGAH KOMPLIKASI PENYAKIT DEGENERATIF DAN PINTAR P3K LAUT DI KAMPUNG KALASUGE KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

    Get PDF
    Kampung Kalasuge terletak diwilayah Tabukan Utara Pulau Sangihe berjarak sekitar 25 km dari kota Tahuna dengan posisi kampung berada di tepi pantai dan mayoritas penduduk berprofesi sebagai Nelayan. Masalah kesehatan yang diidentifikasi yakni kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penanganan P3K dilaut dan tingginya angka Penyakit Degeneratif berupa Hipertensi dan Diabetes Militus yang berdampak pada potensi komplikasi berupa Penyakit Jantung Koroner yang merupakan pembunuh nomor 1 di Indonesia. Sehubungan dengan hal diatas tim pengabdi telah melakukan Pengabdian Kepada masyarakat pada tanggal 16 mei 2023, dalam bentuk skreaning penyakit degenerative serta dilanjutkan dengan pemberian materi tentang pencegahan komplikasi penyakit degenerative dan tindakan p3k dilaut yang telah diikuti oleh 30 peserta. Hasil yang ditemukan dalam skreaning yakni 76 Persen mengalami peningkatan kadar asam urat sementara dalam workshop didapatkan peningkatan pengetahuan sebanyak 43 Persen. Kegiatan ini telah dipublikasikan dalam media elektronik Sulut News.com serta ringkasan kegiatan dalam bentuk video. Kesimpulan dalam kegiatan ini yakni terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat serta komitmen dari seluruh elemen yang ada dikampung untuk melaksanakan pola hidup sehat. Kalasuge Village is located in North Tabukan area of ​​Sangihe Island, approximatelly 25 km from Tahuna town, with the position of the village being on the beach and the majority of the population working as fishermen. The health problems identified were the lack of public knowledge about how handling first aid at sea and the high rate of Degenerative Diseases as well as Hypertension and Diabetes Militus which have an impact on potential complications in the form of coronary heart disease which is the number 1 killer in Indonesia. Based on that, the community service team was conducted the event on May 16, 2023. That particular event started with the screening of 30 participants about the degenerative disesase and followed by health education about the prevention of complications of degenerative diseases and how to provide the first aid. The results of the screening showed that 76 Percent participants experienced an increase in uric acid levels.  After the workshop, test result showed the knowledge of the participants were increased 43 Percent. This event has published in the electronic media North Sulawesi News.com also in youtube chanel of Polnustar. The conclusion in this activity is that there is an increase in community knowledge and commitment from all elements in the village to implement a healthy lifestyle

    PKMS KELOMPOK NELAYAN PINTAR PERTOLONGAN PERTAMA PADA KONDISI DARURAT KESEHATAN LAUT DI KECAMATAN NUSA TABUKAN, PROVINSI SULAWESI UTARA

    Get PDF
    Pulau Nipa merupakan salah satu pulau terluar di Kabupaten Kepulauan Sangihe tepatnya berada pada wilayah Kec. Nusa Tabukan dimana sebagian besar masyarakat dipulau tersebut berprofesi sebagai nelayan, akses transportasi ke kabupaten ataupun antar kecamatan bahkan antar kampung hanya dapat ditempuh dengan jalur laut sehingga ketika cuaca buruk melanda daerah tersebut sering terisolir. Karakteristik wilayah yang telah disebutkan diatas tak heran bila masyarakat sering mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan laut antara lain gigitan binatang laut, penyakit dekompresi bahkan sampai terjadinya henti jantung dan apabila cuara buruk akan mengakibatkan korban lambat dalam mendapatkan tindakan pertama. Tujuan dari kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini yaitu peningkatan pengetahuan pada kelompok nelayan dengan metode workshop tentang tindakan pertama dalam kondisi darurat dilaut sehingga diharapkan ketika terjadi kondisi darurat maka pihak keluarga atau masyarakat dapat langsung memberikan tindakan tersebut ditempat kejadian. Kegiatan pengabmas dilaksanakan pada hari senin, 26 Juli 2021 bertempat di Aula Kecamatan Nusa Tabukan, dan yang menjadi peserta yakni perwakilan kelompok nelayan yang berada 5 desa/pulau antara yang berjumlah 21 orang. Pengetahuan peserta di ukur sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan, hasil nya menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat dimana rerata nilai berada pada poin 8 (53,33 %) dengan kategori cukup meningkat menjadi rerata 14 (93,33%) dengan kriteria baik. Setelah kegiatan ini dilaksanakan masyarakat yang mengikuti kegiatan memiliki pengetahuan yang baik mengenai pertolongan pertama kecelakan laut. Diharapkan para peserta bisa menyebarkan pengetahuan yang telah diperoleh kepada tetangga atau sahabat mereka, dan dapat meningkatkan pengetahuan pribadi secara aktif lewat media elektronik. Nipa Island is one of the outermost islands in the Sangihe Islands Regency, precisely in the Kec. Nusa Tabukan where most of the people on the island work as fishermen, transportation access to districts or between sub-districts and even between villages can only be reached by sea so when bad weather hits the area is often isolated. The characteristics of the area mentioned above do not be surprised if people often experience health problems related to the sea, including marine animals, decompression sickness, even cardiac arrest, and bad things that will cause delays in getting action. The purpose of this Community Service activity is to increase knowledge in fishing groups with the workshop method on the first action in an emergency at sea so that it is hoped that when an emergency occurs, the family or community immediately provides such action at the scene. The community service activity was carried out on Monday, July 26, 2021, at the Nusa Tabukan District Hall, and the participants were representatives of fishermen groups in 5 villages/islands which operated 21 people. The knowledge of participants before and before the extension activities, the results showed an increase in public knowledge where the average value was at point 8 (53.33%) with the moderate category increasing to an average of 14 (93.33%) with good criteria. After this activity was carried out, the community participated in the activity who had good knowledge of first aid for marine accidents. It is hoped that the participants will be able to spread the knowledge gained to their neighbors or friends, and can actively increase their knowledge through electronic media

    Gambaran Penerapan Tindakan Pre-hospital pada Korban Kecelakaan oleh Polisi Lalu Lintas di Wilayah Kerja Polres Sangihe

    Get PDF
    Kejadian gawat darurat dapat diartikan sebagai keadaan di mana seseorang membutuhkan pertolongan segera karena apabila tidak mendapatkan pertolongan dengan segera maka dapat mengancam jiwanya atau menimbulkan kecacatan permanen. Kasus gawat darurat karena kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian utama didaerah perkotaan. Penerapan tindakan pre-hospitasl korban kecelakaan yang dilakukan oleh polisi lalu lintas ini perlu untuk diteliti apakah diterapkan menggunakan teknik dan metode yang benar dalam upaya untuk menyelamatkan nyawa korban kecelakaan lalu lintas atau tidak. Penelitian ini bertujuan diketahuinya gambaran penerapan tindakan pre-hospital pada korban kecelakaan oleh polisi lalu lintas di wilayah kerja Polres Sangihe. Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif denganpendekatan serial kasus. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden menerapkan tindakan pre hospital dengan kategori cukup yakni 56%, sementara 32% pada dikategori baik dan 16% lainnya pada dikategori kurang. Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar polisi lalu lintas di wilayah kerja Polres Sangihe memiliki penerapan tindakan pre-hospital pada kategori cukup

    Hubungan antara Pengetahuan Perawat dengan Pelaksanaan Perawatan Ulkus Diabetik di RSUD Liunkendage Tahuna

    Get PDF
    Salah satu penyakit degeratif yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia ialah diabetes mellitus. Menurut survey World Health Organisation (WHO), Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes melitus dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk Indonesia yakni sebanyak 5,6 juta untuk usia diatas 20 tahun, dan diprediksikan akan meningkat menjadi 8,2 juta pada tahun 2020 (Supari, 2005). Salah satu komplikasi dari diabetes melitus ialah ulkus diabetik. Penyembuhan luka yang lambat dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi, cenderung terjadi sehingga ulkus diabetik dapat berkembang, dan terdapat resiko tinggi perlu dilakukannya amputasi tungkai bawah. Hal tersebut merupakan masalah bagi keperawatan yang sangat komplekspenatalaksanaannya.Penderita diabetes mempunyai resiko 15% terjadinya ulkus diabetik pada masa hidupnya dan resiko terjadinya kekambuhan dalam 5 tahun sebesar 70%.Beberapa penelitian di Indonesia melaporkan bahwa angka kematian yang diakibatkan oleh ulkus diabetik berkisar 17%-32%, sedangkan angka laju amputasi berkisar antara 15%-30%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pengetahuan perawat tentang perawatan ulkus diabetikum dengan pelaksanaan perawatan ulkus diabetikum di RSUD Liunkendage Tahuna. Metode yang digunakan dalam penilitian ini ialah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh perawat yang ada di ruang Bougenville, Crysant, dan Edelweis, sedangkanteknik pengambilan sampel ialah total sampling sebanyak 30 orang. Penelitian berlangsung mulai tanggal 01 November – 30 November 2015. Pengolahan data menggunakan SPSS 17 dengan menggunakan uji Fisher. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 18 orang (60%) responden memiliki pengetahuan baik dan 12 orang (40%) responden memiliki pengetahuan kurang, sedangkan hanya 5 orang (16.7%) yang melakukanperawatan ulkus diabetik dengan sempurna dan 25 orang (83.3%) melakukan perawatan ulkus diabetik dengan tidak sempurna. Dari hasil uji Fisher didapatkan nilai p = 0.364, artinya bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pelaksanaan perawatan ulkus diabetik. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden berada pada kategori baik (60%) dan sebagian besar responden melakukan perawatan ulkus diabetik dengan tidak sempurna (83.3%), serta tidah ada hubungan signifikan antara pengetahuan responden dengan pelaksanaan perawatan ulkus diabetik. Disarankan kepada pihak RS agar dapat menyusun standar prosedur baku khusus perawatan ulkus diabetik serta perlunya pelatihan perawatan ulkus diabetik bagi perawat

    GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT KAMPUNG KULUR II MENGENAI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KEJADIAN KECELAKAAN LAUT

    Get PDF
    Kecelakaan dapat terjadi di mana saja menenimbulkan rasa kaget, dan dapat menyebabkan kepanikan. Adanya rasa panik dapat menyebabkan korban baru sehingga dibutuhkankan suatu ketenangan. Pemberian pertolongan pertama pada korban kecelakaan adalah satu hal yang paling penting, karena dengan penanganan secara cepat akibat yang fatal dapat dihindarkan. Tujuan penelitian ini yaitu diketahuinya tingkat pengetahuan masyarakat Kampung Kulur II mengenai pertolongan pertama pada kejadian kecelakaan laut. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan. Hasil nya menunjukkan tingkat pengetahuan responden terbanyak yaitu 55% memiliki pengetahuan cukup, 42,5% memiliki pengetahuan baik, dan kurang  pengetahuan sebanyak  2,5%. Diharapkan pihak pemerintah daerah dan tenaga Kesehatan lebih aktif lagi dalam peningkatan pengetahuan masyarakat.   Accidents can happen anywhere causing shock and panic. Panic can cause new victims so it needs calmness. First aid to accident victims is one of the most important things because with rapid treatment fatal consequences can be avoided. The purpose of this study wants to know the level of knowledge of the people at Kulur II village to perform first aid in marine accidents. The method used was a descriptive research design to determine the level of knowledge. The results showed that 55% of respondents have a sufficient level of knowledge, 42.5% of respondents have good knowledge, and 2.5 % of respondents have less knowledge. The local government, as well as health workers, should be more active to improve the community's knowledge in terms of how to perform first aid
    corecore