2 research outputs found

    Kontribusi Pendapatan Buruh Tani Wanita terhadap Kebutuhan Pangan Pokok Keluarga dalam Satu Musim Tanam Padi di Desa Nglaban Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.

    Get PDF
    The phenomenon of women's participation as farm laborers has been going on for a long time. One of the locations where this phenomenon occurs is in Nglaban Village, Loceret District, Nganjuk Regency. There are many factors for women's participation as farm laborers, one of which is related to economic factors. This economic factor is related to increasing income and meeting the basic food needs of the families of female farm workers. The research aimed to identify the contribution of female farm workers. The research method was quantitative descriptive. Descriptive analysis was used to describe the state of the research environment. Quantitative analysis was used to calculate the income and contribution of women farm workers. Researchers took a sample of 32 respondents. The study results were that the income contribution of female farm workers who work >5 hours was 120%, and the income contribution of female farm workers who work 5 jam sebesar 120% dan kontribusi pendapatan buruh tani wanita yang bekerja <5jam sebesar 85%. Dengan demikian kontribusi buruh tani wanita terhadap kebutuhan pangan pokok keluarga dalam satu musim tanam padi tergolong tinggi karena mampu membantu dan mencukupi kebutuhan pangan keluarga

    Membangun budaya bertani pada remaja untuk mendukung ketahanan pangan keluarga di Desa Nglaban Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk

    Get PDF
    Tujuan pengabdian masyarakat adalah membangun persepsi yang baik terhadap pertanian dan menumbuhkan budaya bertani pada anak remaja agar kegiatan bertani menjadi kesenangan dan kebiasaan. Dengan menerapkan teknik vertikultur di lahan pekarangan rumah diharapkan akan dapat mengubah pandangan. Pengabdian masyarakat dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2019 di desa Nglaban, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari penyuluhan, pelatihan, pendampingan praktik serta monitoring dan evaluasi. Dengan metode penyuluhan dan pelatihan teknologi vertikultur ini berhasil menimbulkan persepsi yang positif serta minat para remaja untuk melanjutkan kegiatan pertanian. Para remaja dapat mempraktikkan budidaya dengan teknik vertikultur dan menyatakan menyukai kegiatan ini setelah melihat hasil dari pekerjaan yang dilaksanakan bersama dengan tim pendamping. Para remaja rajin melanjutkan pemeliharaan terhadap tanaman yang dibudidayakan hingga panen dan ingin mempraktikannya secara mandiri di rumah masing-masing dengan berbagai jenis tanaman pangan semusim yang diinginkan. Dengan dimulai dari membangun persepsi dan rasa senang akan timbul keinginan untuk melaksanakan yang kemudian akan menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Dengan terbentuknya kebiasaan pada sesoreng, maka jika ada ruang dan waktu dan kesempatan akan timbul keinginan untuk mempraktikan, karena menurut teori Habitus , kabiasaan adalah penggerak pikiran
    corecore