2 research outputs found

    PENERAPAN SUSTAINABLE LIVELIHOOD FRAMEWORK DI PULAU KECIL TERLUAR, STUDI KASUS: PULAU MARATUA

    Get PDF
    Satu dari delapan puluh delapan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) adalah Derawan-Sangalaki yang terletak di Pulau Maratua Kabupaten Berau. Pada KSPN ini terdapat 125 objek wisata alam, 27 objek wisata budaya, dan 21 objek wisata buatan. Potensi wisata yang ada pada destinasi ini perlu pengembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran keberlanjutan penghidupan masyarakat di Pulau Maratua dari perspektif Sustainable Livelihoods Framework. Metodologi penelitian yang digunakan ini adalah kajian literatur menganalisisnya dari perspektif kehidupan berkelanjutan. Hasilnya adalah dalam penerapan sustainable livelihood framework di Pulau Maratua ada indikator keberlanjutan seperti konteks kerentanan, sumber penghidupan, organisasi dan kebijkan, strategi penghidupan dan capaian penghidupan. Kondisi keberlanjutan yang terjadi di Pulau Maratua telah berproses mengarah ke keberlanjutan meskipun ada beberapa aspek yang harus dibenahi seperti kerentanan yang terjadi pada biota laut, kebersihan dan kenyamanan, serta ketersedian air bersih

    Karakterisasi Mineral Magnetik Sedimen Sungai Citarum Hilir Melalui Analisa Sifat Magnetik, Mineralogi serta Morfologi Magnetik

    Get PDF
    Sungai Citarum merupakan sungai utama yang ada di Provinsi Jawa Barat yang sangat penting bagi kehidupan sosial dan ekonomi. Di bagian hilir, Sungai Citarum ini banyak melewati daerah pemukiman padat penduduk, daerah industri, dan bahkan pesawahan. Oleh karena itu, perlu kajian mengenai kondisi Sungai Citarum salah satunya dengan mengidentifikasi parameter electrical conductivity (EC), total dissolve solid (TDS), pH dan suhu serta karakteristik mineral magnetik pada sedimen melalui analisis sifat magnetik, mineralogi dan morfologi magnetiknya. Pengukuran parameter EC, TDS, pH dan suhu dilakukan secara in situ pada sampel air Sungai Citarum, pengukuran sifat magnetik dilakukan pada sampel sedimen yang telah dipreprasi, sedangkan pengukuran mineralogi dan morfologi dilakukan pada sampel sedimen yang telah diekstraksi. Sifat magnetik sedimen diketahui dari nilai suseptibilitas magnetik dual frekuensi yang diukur menggunakan Bartington Magnetik Susceptibilitymeter, sedangkan mineralogi dan morfologi magnetik diketahui berdasarkan hasil pengukuran scanning electron microscope–energy disperdsive x-ray (SEM-EDS) dan x-ray diffractometer (XRD). Hasil pengukuran secara in situ pada sampel air menunjukkan bahwa rentang nilai EC, TDS, pH dan suhu berturut-turut adalah (200–4120) mS/cm, (100–2060) ppt, 7,34–9,22, dan (26,8–32,6) oC. Sedangkan, hasil pengukuran sifat magnetik menunjukkan bahwa sampel sedimen Sungai Citarum bagian hilir memiliki nilai suseptibilitas magnetik frekuensi rendah (cLF) dengan rentang (65,00–173,80) x 10-8 m3/kg, sedangkan rentang nilai suseptibilitas magnetik frekuensi tinggi (cHF) adalah (64,90–165,70) x 10-8 m3/kg. Dari kedua pengukuran cLF dan cHF diperoleh rentang nilai cFD (%) sebesar 0,15–4,66. Selanjutnya, hasil analisis morfologi dari citra SEM-EDS dan analisis mineralogi berdasarkan pengukuran XRD menunjukkan dominasi jenis mineral magnetik pada sampel sedimen adalah magnetit. Mineral magnetit ini memiliki morfologi berbentuk oktahedral sebagai representasi mineral magnetik alami dan ada pula yang berbentuk spherule sebagai representasi mineral magnetik karena adanya proses oksidasi akibat kehadiran material antropogenik pada sedimen Sungai Citarum bagian hilir
    corecore