30 research outputs found

    Daya Cerna Jagung Dan Rumput Sebagai Pakan Rusa (Cervus Timorensis)

    Full text link
    The experiment was done on two couples of deer to determine digestilibities and consumption of grass and corn. Each heads of deers of 12-14 months, each couple was managed on difference model of stable (mini ranch and traditional stable) the grass was kept available to deers during the periods of observation and corn was given every two days (250 g). Description analysis and Tillman et al. formula (1984) were implemented to know the level of consumption and digestibility of feed on difference model of stable. Quantitativelly, the deers on the mini ranch were the best; the digestilibities of its constituents were 58.4% crude fibre; 58.9% organic matter and 47.7% dry matter, digestilibities on the tradisional stable were 49.2% crude fibre; 52.2% organic matter and 50.7% dry matter. Feed consumption of the deers on the mini ranch and traditional stable were 1.570 kg and 1.440 kg

    Potensi Hutan Reklamasi Bekas Tambang Batu Bara, Sangata, Kalimantan Timur untuk Penangkaran Rusa Sambar (Rusa Unicolor)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi areal hutan reklamasi bekas tambang batu bara di PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebagai habitat penangkaran rusa. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai April tahun 2015 berlokasi di PT KPC Kabupaten Sangata, Provinsi Kalimantan Timur. Pengumpulan data tumbuhan bawah dan biomasnya serta vegetasi pohon dilakukan dengan analisis vegetasi dengan petak contoh ukuran 1 m x 1 m untuk tumbuhan bawah dengan jarak antarplot 50 m, untuk vegetasi tingkat pohon ukuran plot 50 x 50 m, jarak antarplot 100 m. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kerapatan pohon pada tiga lokasi pengamatan berkisar antara 256 pohon per hektar sampai 416 pohon per hektar sedangkan perkiraan daya dukung untuk rusa berkisar antara 4 ekor per hektar sampai 19 ekor per hektar. Areal reklamasi bekas tambang batu bara di PT KPC memenuhi syarat sebagai habitat penangkaran rusa

    Ekologi dan Potensi Ramin (Gonystylus Bancanus Kurz.) di Kelompok Hutan Sungai Tuan-Sungai Suruk, Kalimantan Barat

    Full text link
    Untuk mengetahui ekologi dan potensi jenis ramin (G. bancanus) di habitat alamnya dilakukan penelitian pada bulan September 2002. Penelitian menggunakan satuan contoh berupa jalur dengan lebar 20 m, panjang 1.000 m dengan jumlah pengamatan 3 jalur dan jarak antar jalur 1 km. Pada jalur ini dilakukan pengukuran semai, pancang, tiang, dan pohon. Jenis tumbuhan yang mendominasi tegakan di kelompok hutan Sungai Tuan-Sungai Suruk adalah Gluta renghas (rengas), Kingiodendron sp. (sempetir), dan Shorea spp. (meranti). Ramin memiliki kelimpahan 1,48 pohon/ha untuk tingkat pohon, 33,75 individu/ha untuk tingkat tiang, 125 individu/ha untuk tingkat pancang, dan 468,75 individu/ha untuk tingkat semai. Jenis-jenis yang berasosiasi kuat dengan ramin adalah Kingiodendron sp. (sempetir), Gluta renghas (rengas), dan Mezzettia parviflora (pisang-pisang). Sedangkan jenis yang berasosiasi tidak kuat dengan ramin adalah Litsea sp. (medang), Dryobalanops abnormis (kelansau), dan Canarium caudatum (kenari hutan). Habitat ramin adalah hutan rawa gambut yang umumnya mempunyai kedalaman lebih dari 3 m yang terpengaruh oleh pasang surut tetapi airnya tidak pernah asin

    Kajian Ekologi Pohon Burahol (Stelechocarpus Burahol) Di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur

    Full text link
    Ecological Study of Burahol Tree (Stelechocarpus burahol) Thomson at Meru Betiri National Park, East Java. The purpose of this research was to know the ecology of burahol tree (S. burahol). This research was conducted at Lodadi, Sub Section II of Conservation Regional Office, Ambulu-Meru Betiri National Park, East Java in Desember 2004. Data collection were using purposive random sampling to set the plots and transect line method to make a plot acrossed the slope. The size of plot was 20 m in width and 1.000 m in length, total of plot observation were three plots. The result showed that most of burahol habitat found at surrounding river with steep slope. The vegetative composition around burahol trees could be found Chydenanthus excelsus trees (IVI/important value index = 67.9%), and Sandoricum koetjape trees (IVI = 24.2%). However, C. excelsus tree was the closest asociation with burahol, because it always be found together with burahol. Physical environment that burahol trees found, showed that temperature is 26- 30oC, humidity is 50-85%, the slope of the land was 10-50% and the altitude was 10-210 m. The kind of soil was Latosol with 5.5-6.5 acidity. Regeneration of burahol trees was done by bat (Pteropus vampirus) and surface run of

    Potensi Pohon Kulim (Scorodocarpus Borneensis Becc.) di Kelompok Hutan Gelawan Kampar, Riau

    Full text link
    Kajian potensi pohon kulim (Scorodocarpus borneensis Becc.) di kelompok hutan Gelawan, Kabupaten Kampar, Riau, dilakukan pada bulan April 2001. Pengkajian menggunakan satuan contoh berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 1 x 1 km (100 ha). Di dalam plot bujur sangkar dibuat lima jalur ukur yang diletakkan secara sistematis dengan jarak antarjalur 200 m, lebar jalur 20 m, panjang 1.000 m, dan pada jalur ini dilakukan pengukuran terhadap semai, pancang, tiang, dan pohon. Jumlah satuan contoh terdiri atas tiga plot. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa struktur tegakan kayu kulim sudah tidak normal, hal ini ditunjukkan oleh jumlah pohon yang lebih banyak daripada permudaan. Dari hasil analisis vegetasi diketahui jumlah tegakan kulim di seluruh jalur ukur adalah tingkat pohon 42%, tiang 18%, pancang 14%, dan tingkat semai 26%. Potensi kayu kulim yang berdiameter >20 cm adalah 367.287 m3, sedangkan yang berdiameter >50 cm adalah 186.344 m3. Penggunaan kayu kulim di Kabupaten Kampar untuk keperluan industri perkapalan dan bangunan mencapai 23.366 m3/tahun. Dengan demikian, kayu kulim yang berdiameter >50 cm di hutan alam hanya mampu bertahan sampai 8 tahun. Penyebab kelangkaan kayu kulim di Kabupaten Kampar adalah faktor manusia berupa eksploitasi yang berlebihan tanpa diimbangi dengan regenerasi, selain itu juga faktor fisiologi, konversi hutan, dan banyaknya hama yang merusak/memakan buah kulim

    Persepsi Masyarakat terhadap Gangguan Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) di Kabupaten Ogan Komering Ilir

    Full text link
    Penelitian konflik gajah dengan masyarakat telah dilakukan di Kecamatan Sungai Menang Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan di tiga desa pada bulan September 2015 sampai Desember 2015, dengan tujuan untuk mengetahui persepsi serta karakteristik sosial-ekonomi masyarakat terkait konflik terhadap nilai konservasi gajah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara terstruktur, responden dipilih secara sengaja (purposive sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Desa Gajah Mati dan Gajah Mulya masih rendah yaitu masing-masing 51% dan 47% merupakan lulusan SD, sedangkan tingkat pendidikan di Desa Gajah Mukti sebesar 58% adalah lulusan SMA. Mayoritas responden termasuk dalam kelas usia produktif dan bekerja sebagai petani ladang. Pendapatan rata-rata masyarakat di Desa Gajah Mati sebesar Rp1.814.583 per bulan, sedangkan di Desa Gajah Mukti dan Gajah Mulya masing-masing secara berurutan adalah Rp1.158.750 dan Rp1.060.833. Gangguan gajah terjadi di semua desa responden, dan berdampak pada persepsi masyarakat terhadap konservasi gajah menjadi negatif. Sebagian besar responden menginginkan gajah dipindahkan ke Suaka Margasatwa Padang Sugihan yang merupakan habitat gajah

    Potensi Karbon pada Hutan Tanaman Tusam, Mahoni dan Jati di Jawa Barat dan Banten

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan karbon pada hutan tusam, mahoni dan hutan jati berikut tumbuhan bawahnya. Penelitian dilakukan di BKPH Manglayang Barat pada bulan Juni 2007 sedangkan di BKPH Bayah pada bulan Desember 2007. Pengumpulan data untuk pohon dan tumbuhan bawah menggunakan metode plot bujur sangkar berukuran 50 x 50 m dan 1 x 1 m dan penentuan plot dilakukan secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan karbon pada tusam (Pinus merkusii) umur dua puluh tahun sebesar 161,04 ton C/ha, tumbuhan bawah 1,14 ton C/ha, total 162,18 ton C/ha atau setara dengan 593,58 ton CO2/ha; faktor ekspansi biomasa dan rasio akar tajuk sebesar 1,64 dan 0,12. Tusam umur lima tahun sebesar 15,04 ton C/ha, tumbuhan bawah sebesar 0,81 ton C/ha, total 15,85 ton C/ha setara dengan 58,01 ton CO2/ha; faktor ekspansi biomasa dan rasio akar tajuk sebesar 2,25 dan 0,14. Kandungan karbon pada mahoni (Swietenia macrophylla) umur sembilan tahun sebesar 25,82 ton C/ha, tumbuhan bawah 0,60 ton C/ha, total 26,42 ton C/ha setara dengan 96,70 ton CO2/ha; faktor ekspansi biomasa dan rasio akar tajuk sebesar 1,46 dan 0,21. Hutan jati (Tectona grandis) umur tujuh tahun memiliki kandungan karbon sebesar 316,21 ton C/ha, tumbuhan bawah sebesar 0,54 ton C/ha, total sebesar 316,75 ton C/ha atau setara dengan 1.159,30 ton CO2/ha; serta faktor ekspansi biomasa dan rasio akar tajuk sebesar 1,37 dan 0,24
    corecore