17 research outputs found

    Pengaruh Sistem Olah Tanah Dan Residu Tanaman Terhadap Laju Mineralisasi Nitrogen Tanah

    Full text link
    Salah satu cara memperhatikan produktivitas tanah adalah dengan mengembalikan residu tanaman setelah panen sebagai sumber bahan organik dan menerapkan sistem olah tanah yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh sistem olah tanah dan pemberian beberapa tingkatan residu tanaman terhadap laju mineralisasi N tanah. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Pola Faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu sistem olah tanah dan takaran residu tanaman jagung. Faktor olah tanah terdiri dari tiga taraf yaitu tanpa olah tanah, olah tanah minimum dan olah tanah konvensional, sedangkan faktor residu tanaman jagung terdiri dari tiga taraf yaitu 0 ton.ha-1, 10 ton.ha-1 dan 20 ton.ha-1. Hasil peneltian menunjukkan sistem olah tanah dan pemberian residu tanaman jagung berpengaruh terhadap laju mineralisasi N tanah, potensial N organik termineralisasi dan net N termineralisasi

    Teknik Pengendalian Gulma Dan Pengelolaan Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine Max L.merril)

    Full text link
    Tanaman kedelai dapat tumbuh dengan kondisi lingkungan yang baik untuk dapat tumbuh dengan sempurna, kondisi lingkungan ini dapat dihasilkan melalui pengolahan tanah yang tepat. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara intensif, minimum ataupun tanpa olah tanah. Pengolahan tanah intensif membutuhkan biaya yang tinggi dan mempercepat kerusakan tanah. Pada umunya pada saat dilakukan pengolahan tanah, lahan dalam keadaan terbuka, tanah dihancurkan oleh alat pengolah,sehingga agragat tanah mempunyai kemantapan rendah. Gulma merupakan salah satu faktor yang dapat menekan hasil kedelai yang ditanam lahan kering. Penurunan hasil yang diakibatkan persaingan antara gulma dengan tanaman kedelai sangat bervariasi, antara 18-76%. Kedelai yang gulmanya tidak disaingi produksinya dapat menurun hingga 15%. Pengendalian gulma pada saat pembukaan lahan umumnya dilakukan dengan cara pengolahan tanah, namun demukian herbisida merupakan alternative lain yang dapat digunakan untuk membuka lahan. Dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi dianjurkan kepada petani kedelai dalam USAha tani agar mengolah tanah maksimal dengan penggunaan bahan kimia yang minimum jika diperlukan sehingga proses fotosistesjs menjadi optimal guna mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang optimal

    Respon Umur Persemaian Dan Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi

    Full text link
    Beberapa faktor yang menjadi kendala dalam peningkatan produksi padi nasional salah satunya adalah lamanya umur benih padi di persemaian dan penurunan produktivitas akibat penggunaan pupuk kimia secara terus menerus sehingga menyebabkan kurang mampu menyediakan unsur hara yang seimbang dan sesuai kebutuhan tanaman padi. Berdasarkan permasalahan tersebut telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui respon umur persemaian dan pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Ada dua faktor yang diteliti yaitu umur persemaian (H) yang terdiri dari empat taraf yaitu: H1 : persemaian bibit selama 7 hari; H2 : persemaian bibit selama 15 hari; H3 : persemaian bibit selama 21 hari; dan pemberian pupuk organik (P) yang terdiri dari empat taraf yaitu : P0 = kontrol (tanah top soil sebanyak 10 kg per pot); P1 = tanah 5 kg per pot dan pupuk organik 5 kg per pot; P2 = tanah 4 kg per pot dan pupuk organik 6 kg per pot; P3 = tanah 2 kg per pot dan pupuk organik 8 kg per pot; Masing-masing perlakuan di ulang sebanyak 3 ulangan sehingga terdapat 36 unit perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan Terdapat interaksi yang sangat nyata antara perlakuan umur persemaian dan pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Interaksi terbaik di jumpai pada perlakuan umur persemaian 15 hari dan pemberian tanah 4 kg per pot dan pupuk organik 6 kg per pot (H2P2)

    Pengendalian Kualitas Produksi Botol RC Cola 200 ML di PT. IGLAS (Persero) Gresik Menggunakan Diagram Kontrol DOB (Decision On Belief)

    Full text link
    PT. IGLAS (Persero) Gresik merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang memproduksi botol dan bergerak dengan sistem Job Order atau berdasarkan pesanan dari konsumen. Salah satu produk PT. IGLAS (Persero) Gresik yang juga tidak luput dari kejadian cacat produksi adalah botol RC Cola 200 ml dimana botol tersebut yang akan menjadi obyek penelitian ini. Dalam penelitian ini, akan dilakukan studi tentang penerapan diagram kontrol univariat atribut DOB (Decision On Belief) pada data proses produksi botol dengan tipe RC Cola 200 ml di PT. IGLAS (Persero) Gresik. Dalam melihat kepekaan diagram kontrol DOB (Decision On Belief) pengendalian kualitas produksi akan dilakukan dengan menggunakan diagram kontrol c univariat dan membandingkanya dengan diagram kontrol DOB (Decision On Belief). Selain itu diagram kontrol c dan diagram kontrol DOB dengan hanya memiliki batas kendali atas juga akan diterapkan sebagai tahapan pembanding, hal tersebut diterapkan atas dasar pemikiran peneliti yang mengasumsikan bahwa semakin kecil jumlah cacat maka proses produksi juga akan semakin baik. Penerapan diagram kontrol c dan diagram kontrol DOB memberikan hasil proses produksi yang belum terkendali. Penerapan diagram kontrol DOB (Decision On Belief) memberikan hasil yang lebih sensitif daripada diagram kontrol c univariat, sedangkan penerapan diagram kontrol c dengan hanya menggunakan batas kontrol atas lebih sensitif daripada diagram kontrol DOB dengan batas kontrol atas

    Upaya Peningkatan Nilai Kuat Tekan Beton Dengan Penambahan Admixture Superplasticizer Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Pengganti Agregat Kasar

    Get PDF
    Beton dibentuk berdasarkan campuran yang terdiri dari semen portland, agregat kasar dan halus, air, serta bahan tambahan kimia dengan jumlah perbandingan tertentu, serat hingga limbah nonkimia. Penggunaan cangkang kelapa sawit yang diberi tambahan admixture superplasticizer menjadi fokus penelitian ini. Jumlah benda uji kubus ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm yang digunakan untuk menguji kuat tekan beton sebanyak 6 buah yang mewakili setiap variasi campuran. Perubahan proporsi cangkang kelapa sawit ditentukan dari proporsi agregat kasar dan proporsi superplasticizer yang digunakan ditentukan dari proporsi air. Variasi menggunakan cangkang kelapa sawit adalah 0%, 25%, 75%, 100%. Uji tekan dilakukan pada hari ke 14 dan hari ke 28 dengan mutu beton rencana adalah K 225. Pada penelitian ini kuat tekan rata-rata beton normal selama empat belas hari adalah 18,7 MPa, dan variasi masing-masing beton cangkang kelapa sawit adalah 25% (10,1 MPa), 50% (7,3 MPa), 75% (5,9 MPa), dan 100 % (3,1 MPa), sementara itu kuat tekan rata-rata beton biasa setelah dua puluh delapan hari adalah 23,86 MPa, dan variasi untuk beton cangkang kelapa adalah 25% (10,3 MPa), 50% (7,0 MPa), 75% (4,9 MPa), dan % (2,9 MPa)

    Soil conservation by vegetative systems in oil palm cultivation

    No full text
    In Indonesia, agricultural land for oil palm plantation is mostly placed on slope areas. Erosion carries down surface soil layers which are generally fertile and rich in organic matter and nutrients, causing the loss of plant nutrients. Cover crops provide protection against the destruction of soil aggregates by rain and runoff. This research aims to study the effectiveness of vegetation as soil conservation in controlling erosion and runoff. This study was a field experiment on erosion plots of 10 m × 5 m with 1–2-year-old oil palm trees planted on a 15–40% slope, which were arranged in a Split Plot Design with replications as blocks, consisting of a combination of two factors: the age of the oil palm and slope as the first factor, and conservation techniques as a second factor. The results showed that the soil conservation techniques in oil palm cultivation could reduce the rate of surface runoff, soil erosion and nutrient loss. Soil conservation with upland rice – soybean – Mucuna bracteata, in sequence (T3) in oil palm 7–25 months old and 15–25% slopes (P1) were most effective reduced runoff, increase the infiltration and preventing soil erosion and nutrient loss in all age of oil palm and slope of land

    Aliran Permukaan, Erosi dan Hara Sedimen Akibat Tindakan Konservasi Tanah Vegetatif pada Kelapa Sawit

    Full text link
    Title : Runoff, Erosion and Nutrient Sediment due Vegetative Soil Conservation Applied on Oil Palm Plantation. Land cover crops play an important role in influencing erosion. Cover crops provide protection against the destruction of soil aggregates by rain and runoff. This research aims to study the effectiveness of vegetation as soil conservation in controlling erosion and runoff. This study was a field experiment on erosion plots measuring 10 m x 5 m were arranged in Split Plot design with replications as blocks, consists of a combination of two factors: the age of the oil palm and slope as the first factor, and vegetative soil conservation techniques as a second factor. The results showed the soil conservation techniques in oil palm cultivation can reduce the rate of surface runoff, soil erosion and nutrient loss. Soil conservation with upland rice planted with soybean sequence + strip Mucuna bracteata (T3) most effectively reduce runoff and prevent soil erosion and nutrient loss
    corecore