19 research outputs found
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KONSUMSI TABLET FE BERDASARKAN LITERATUR REVIEW
Zat besi merupakan tablet tambah darah yang diperlukan oleh remaja untuk
pembentukan sel darah merah. Jika terjadi penurunan sel darah merah remaja akan
mengalami anemia.. Prevalensi anemia di indonesia tahun 2017 sebesar 26% umur 5-
12, pada wanita umur 13-18 sebesar 23%, di DIY tahun 2013 sebesar 35%. Dampak
dari kejadian anemia pada remaja putri yaitu terjadi penurunan konsentrasi belajar,
penurunan kesegaran jasmani ketika terjadi penurunan kesegaran jasamni remaja putri
akan mudah lelah, mudah terinfeksi dan menghambat kemampuan akademiknya
dalam belajar serta berfikir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran
pengetahuan remaja putri tentang konsumsi tablet Fe. Penelitian ini menggunakan
metode literatur review dengan menganalisis jurnal yang berkaitan dengan konsumsi
tablet Fe pada remaja putri. Hasil literatur review ini menunjukan bahwa tema pertama
pengetahuan remaja dalam mengonsumsi tablet Fe terdapat beberapa faktor yang dapat
dipengaruhinya yaitu Tingkat pendidikan, Informasi dan Media massa, Sosial Budaya,
dan Lingkungan, tema kedua yaitu cara mengonsumsi tablet Fe, cara konsumsi tablet
Fe dapat dilihat pada patuh dan tidak patuh dalam mengonsumsi Fe, seperti meminum
tablet Fe sesuai dengan dosis yang telah diberikan, tidak menghentikan konsumsi
tablet Fe sebelum waktunya, tidak meminum tablet Fe dengan kopi, tidak mual setelah
minum tablet Fe dan tablet Fe diminum setiap hari, tema ke tiga adalah kebutuhan zat
besi pada remaja, Kebutuhan zat besi kurang dapat dicukupkan dengan cara
mengonsumsi tablet Fe dan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi serta
menjaga pola makan, pola makan yang dianjurkan yaitu makanan yang mengandung
zat besi paling baik adalah daging, ayam, ikan, telur, kacang-kacangan, sayuran hijau
dan pisang ambon, karena makanan yang berasal dari hewani lebih mudah diserap oleh
tubuh
Gambaran Dukungan Suami dalam Permberian Asi
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang
dihasilkan oleh kedua kelenjar payudara ibu. Pemberian ASI yang tidak optimal dapat berpengaruh
pada kesehatan bayi. ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk bertahan hidup
6 bulan pertama. Dukungan suami merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan ibu dalam
menyusui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dukungan suami dalam
pemberian ASI. Penelitian ini merupakan sebuah studi literature yang merangkum beberapa
literature yang relevan dengan tema bersumber dari google scholar dan PubMed dengan kata kunci
dukungan suami, ibu menyusui. Dari 10 penelitian yang dianalisis terdapat beberapa tema
diantaranya kurangnya suami mendapatkan informasi, dukungan keluarga yang berpengaruh
dalam keputusan pemberian ASI, faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan suami dalam
pemberian ASI, dukungan suami berupa dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan
informasional, dukungan materi, dukungan fisik, dukungan penilaian. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa pemberian informasi, dukungan keluarga, faktor-faktor dan dukungan
yang diberikan suami sangatlah pentih bagi psikologis ibu dan bayi untuk memperlancar produksi
ASI secara cukup untuk bayinya. Saran utama tenaga medis dan instusi kesehatan diharapkan
untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada seluruh pasangan suami istri dengan
menggunakan berbagai media untuk saling mendukung selama masa kehamilan sampai menyusui
untuk meningkat dukungan suami dalam pemberian ASI
LITERATURE REVIEW HUBUNGAN BBLR DENGANKEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM
Asfiksia merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat
memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya,
sehingga dapat menurunkan O2 (oksigen) dan mungkin meningkatkan CO2
(karbondioksida) yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih
lanjut.Indonesia merupakan Negara dengan AKB akibat asfiksia tertinggi kelima
untuk Negara ASEAN yaitu 35 per 1.000 kelahiran hidup, dimana Myanmar 48 per
1.000, Laos dan Timor Leste 46 per 1.000 kelahiran hidup, kamboja 36 per 1.000
kelahiran hidup. Penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir adalah salah
satunya terjadinya karena faktor BBLR. Dampak asfiksia neonatoru antara lain
beberapa organ tubuh yang akan mengalami disfungsi akibat asfiksia perinatal adalah
otak, paru-paru, hati, ginjal, saluran cerna dan sistem darah. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Hubungan BBLR dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum.Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian literature review
dengan menggunakan metode scoping review. Hasil dalam 10 jurnal literaturereview
9 muncul sebagai hasil dari scoping review yaitu: faktor-faktor penyebab terjadinya
BBLR dan faktor-faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa 3 dari 10 literature review yang mengatakan 3 faktor penyebab
terjadinya BBLR yaitu faktor ibu, faktor janin dan faktor persalinan. Sedangkan 7
dari 10 literature review mengatakan asfiksia neonatorum disebabkan oleh 3 Faktor
yaitu faktor ibu, faktor janin, dan persalinan. Sehingga dapat di simpulkan bahwa
terdapat hubungan BBLR dengan kejadian asfiksia neonatorum disebabkan dengan
beberapa faktor didalamnya seperti faktor ibu, faktor janin dan faktor persalinan.
Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya di bidang pelayanan kesehatan
Antenatal Care (ANC) agar dapat terus meningkatkan komunikasi informasi edukasi
(KIE) melalui penyuluhan terhadap masyarakat khususnya ibu hamil tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan, gizi ibu hamil, serta tanda bahaya
KONSEP PELAYANAN PRIMA KEBIDANAN
Konseptual model kebidanan biasanya berkembang teori wawasan intuitif
keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam kerangka acuan disiplin ilmu yang
bersangkutan (Fawcett, 1992) sehingga konseptual model memberikan gambaran
abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu serta memberi kerangka untuk memahami
dan mengembangkan praktik untuk membimbing tindakan dalam melakukan asuhan
kebidanan. Teori yang mendasari model asuhan kebidanan diantaranya teori dari Reva
Rubin yang menekankan pada pencapaian peran ibu, Ramona Mercer tentang stress
adaptasi, Ela Joy Lehrman tentang aspek praktik bidan pada ibu hamil dan bersalin, Ela
melihat tentang perubahan setelah melahirkan mempengarui personality serta Erneitein
Wiedenbach menekankan pada masalah keperawatan maternitas yang meliputi the
agent, the recipient, te goal and te means
LITERATUR REVIEW HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA
Stunting adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (-2 SD). Keadaan ini
diakibatkan karena kekurangan gizi kronis di masa lalu.Stunting menyebabkan
tingkat kecerdasan yang kurang, rentan terhadap penyakit, dimasa depan
menurunkan tingkat produktivitas, secara luas dapat menghambat pertumbuhan
ekonomi dan meningkatkan kemiskinan.Data WHO 2014 menempatkan Indonesia
kedalam 5 besar negara dengan jumlah anak di bawah 5 tahun yang mengalami
stunting tinggi. Prevalensi stunting di Indonesia pada balita berdasarkan hasil
Riskesdas 2013 sebesar 37,2%. Selain itu, pengetahuan ibu tentang stunting dapat
menjadi faktor risikostunting.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pemberian ASI Eksklus dengan kejadian stunting pada anak balita. Metode penelitian
ini adalah literatur review. Pencarian jurnal dilakukan di portal jurnal online seperti
google scholar,jurnal ilmiah dan pubmed. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu
jurnal yang diterbitkan pada tahun 2010-2020 menggunakan bahasa indonesia dan
full text. Hasil pencarian jurnal terdapat 10 jurnal didapatkan bahwa ada hubungan
pemberian ASIEksklusif dengan kejadian stunting dalam setiap jurnal menunjukan
angka yang berbeda-beda. Sehingga dapat disimpulakn bahwa ada hubungan
pemberian ASIEksklusif dengan kejadian stunting pada anak balita. Diharapka
kepada masyarakat khususnya kepada ibu yang mempunyai anak balita untuk
mengikuti penyuluhan terkait pentingnya pemberian ASIEkslusif. Rendahnya
pemberian ASI Eksklusif menjadi salah satu pemicu terjadinya stunting pada anak
balita, yang disebabkan oleh kejadian masa lalu dan akan berdampak terhadap masa
depan balita, sebaliknya pemberian ASI yang baik akan membantu menjaga
keseimbangan gizi anak sehingga tercapai pertumbuhan anak yang normal dan
optimal
Literature Review Pengalaman Ibu dengan Anak Stunting
Stunting merupakan salah satu masalah yang menghambat perkembangan manusia
secara global. Masyarakat beranggapan bahwa kasus stunting terjadi karena faktor
genetik, tetapi faktor genetik hanya berperan 5% dalam kasus stunting. Cara lain
untuk mencegah stunting ialah memantau tumbuh kembang anak dengan
memeriksakannya ke posyandu terdekat untuk mendeteksi dini terjadinya
kemungkinan gangguan pada pertumbuhan anak, lebih memprioritaskan keperluan
asupan gizinya. Penelitian bertujuan untuk megetahui bagaimana pengalaman ibu
dengan anak stunting. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah
Literature Review tentang Pengalaman Ibu dengan Anak Stunting sumber yang
digunakan penelitian ini didapatkan dari elektronik database yaitu melalui google
scholar dan PubMed kemudian menggunakan artikel maupun jurnal dalam kurun
waktu 1 tahun terakhir. Ada 1.696 jurnal yang ditemukan kemudian di screening di
sesuaikan dengan variabel yang ditentukan namun hanya 10 jurnal yang memenuhi
kriteria dan dimasukkan dalam analisis. Hasilnya adalah petugas kesehatan jarang
menyampaikan istilah stunting sehingga mereka tidak paham dengan apa yang
dimaksud stunting. Pola asuh yang kurang baik dapat menyebabkan stunting pada
anak usia sekolah. Ibu dengan pola asuh baik akan cenderung memiliki balita dengan
status gizi yang lebih baik daripada ibu dengan pola asuh yang kurang. Dengan
pendapatan yang rendah, biasanya mengkonsumsi makanan yang lebih murah dan
menu yang kurang bervariasi, sebaliknya pendapatan yang tinggi umumnya
mengkonsumsi makanan yang lebih tinggi harganya, tetapi penghasilan yang tinggi
tidak menjamin tercapainya gizi yang baik. Kesimpulannya adalah stunting bukanlah
kejadian karena masalah gizi sehingga masyarakat menganggap biasa akan informasi
tersebut. Memengaruhi pola asuh yang kurang baik akibat pendapatan ekonomi yang
tidak dialokasikan dengan baik
Hubungan Usia Ibu Hamil Dengan Tingkat Kecemasan pada Kehamilan Trimester III Di Puskesmas Bantul II Kabupaten Bantul
Setiap masa kehamilan ibu akan mengalami beberapa perubahan, baik perubahan
fisik maupun perubahan psikologis yang cukup spesifik sebagai reaksi dari apa yang
ia rasakan pada masa kehamilan. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan bagi
seorang ibu hamil trimester III (UK 29 - 40 minggu) yang akan mengahadapi proses
persalinan cenderung mengalami kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan usia ibu hamil dengan tingkat kecemasan pada kehamilan
trimestr III di Puskesmas Bantul II Kabupaten Bantul Tahun 2019/2020. Jenis
penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling
dengan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 39
responden.Analisa univariat dan analisis bivariate menggunakan uji statistik Chi-
Square. Dari hasil uji statistik, diperoleh ρvalue= 0,004 (ρ<0,05) dengan korelasi (r=-
0,532) korelasi sedang, yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara usia
ibu hamil dengan tingkat kecemasan pada kehamilan trimester III di Puskesmas
Bantul II Kabupaten Bantul Tahun 2019/2020. Ibu hamil perlu mempunyai motivasi
tinggi untuk mengelola kecemasan dengan mencari informasi tentang proses
kehamilan dan teratur melakukan ANC, menyiapkan fisik dan mental yang prima
serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang hal-hal yang perlukan
menjelang proses melahirkan baik melalui buku, media massa maupun media
elektronik sehingga kecemasan ibuselama masa kehamilan trimester III dapat
berkurang
GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS
Kanker Serviks masih menjadi masalah yang paling sering terjadi pada system
reproduksi wanita. Kanker serviks disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV),
merupakan virus yang umum dan mudah ditularkan melalui hubungan seksual.
Setiap perempuan beresiko terkena kanker serviks tanpa memandang usia dan gaya
hidup. Kurangnya pengetahuan tentang kanker serviks seringkali menyebabkan
penderita datang berobat dengan keadaan stadium lanjut, sehingga angka kejadian
dan angka kematiannya masih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks. Metode
penelitian yang digunakan studi tinjauan literatur (literartur review) yang menggali
bagaimana pengetahuan ibu tentang kanker serviks. Sumber untuk melakukan
tinjauan literatur ini meliputi studi pencarian sistematis database terkomputerisasi
(Google Scholer) dalam bentuk jurnal penelitian yang berjumlah 10 jurnal. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa yang mempengaruhi tingkat pengetahuan wanita usia
subur tentang kanker serviks adalah pendidikan, usia, pekerjaan, sumber informasi
dan pengelaman. Diharapkan kepada tenaga kesehatan dapat melaksanakan
penyuluhan lebih sering pada masyarakat khususnya wanita usia subur (WUS) untuk
meningkatkan pengetahuannya dan diharapkan wanita usia subur lebih aktif mencari
informasi tentang kanker serviks
LITERATUR REVIEW GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENDIDIKAN SEKSUAL PADA ANAK USIA DINI
Masalah seksual masih dianggap tabu dikalangan masyarakat dan dibicarakan
didepan anak-anak apalagi untuk diajarkan kepada anak-anak.Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melaporkan kasus kekerasan seksual pada
anak tercatat sebanyak 116 kasus ForumP erlindungan korban kekerasan DIY
menyatakan jumlah kasus kekerasan di Sleman sebanyak139 kasus, Kabupaten
Sleman angka kekerasan di Kecamatan Gamping yaitu 89 kasus. Tujuan Penelitian
untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang pendidikan seksual pada
anak usia dini.Jenis Penelitian ini adalah literature review dimana dapat dijelaskan
bahwa literature review adalah uraian tentang teori, temuan, dan bahan Penelitian
lainnya yang diperoleh dari bahan acuan yang akan dijadikan landasan kegiatan
penelitian.Hasil literature review 10 (sepuluh) jurnal bahwa pengetahuan orang tua
terhadap pendidikan seksual pada anak usia dini masi sangat rendah, sedangkan
pelaksanaan pendidikan seksoleh guru sudah dilakukan adapun pelaksanaan
pendidikan seksoleh orang tua tergantung tingkat pendidikan orang tua. Orang tua yang
mempunyai pendidikan tinggi lebih paham tentang pendidikan seksual.Orang tua
memiliki anggapan bahwa anak akan mengetahui dengan sendirinya ketika mereka
tumbuh dewasa
Implementasi Latch dalam Mengukur Kemampuan Menyusui pada Ibu Postpartum Di Puskesmas Mlati II Sleman
Teknik menyusui merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan dalam
menyusui.Untuk mengetahui keberhasilan laktasi telah dikembangkan beberapa alat
ukur, dengan tujuan menilai proses menyusui secara subyektif melalui perspektif ibu,
dan mengukur secara obyektif berdasar kondisi bayi mencari faktor risiko
penghentian ASI, dan menganalisis efektifitas laktasi, salah satu alat ukur laktasi
yang populer adalah skor LATCH Alat ini ditemukan pada tahun 1994 di Amerika
Serikat oleh seorang perawat bernama Deborah Jensen dan timnya Setiap huruf
dalam singkatan LATCH mewakilkan satu karakteristik meliputi L (latch-on)
perlekatan, A (audible of swallowing) bunyi menelan, T (type of nipple) type atau
bentuk puting, C (comfort) kenyamanan, H (hold) posisi bayi. Adapun dampak yang
dapat ditimbulkan jika skor LATCH rendah ibu kesulitan dalam proses menyusui
seperti puting susu lecet/pecah-pecah, dan keluhan produksi susu yang sedikit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi LATCH dalam
mengukur kemampuan menyusui pada ibu postpartum Di Puskesmas Mlati II
Sleman. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Teknik
pengambilan sampel 20 ibu postpartum diperoleh dengan menggunakan teknik Total
Sampling. Instrument penelitian menggunakan alat ukur Skor LATCH. Hasil
penelitian diperoleh bahwa 18 (90%) ibu Postpartum mendaptkan skor dengan
kategori baik sesuai dengan indikator skor LATCH yang berarti dapat dikatakan
dapat dijadikan prekdiktor keberhasilan dalam menyusui. Skor LATCH efektif
digunakan sebagai alat ukur menyusui dimana dapat menilai terkait perlekatan,bunyi
menelan, bentuk puting, tingkat kenyamanan ibu, posisi bayi.serta dapat digunakan
oleh tenaga kesehatan professional yang akan membantu ibu menyusui juga sebagai
alat prediktor keberhasilan dalam menyusui. Diharapkan dapat mempengaruhi
keefektifan ibu dalam mempertahankan pemberian ASI eksklusif untuk waktu yang
lebih lama.LATCH, postpartum, teknik menyusui